• about me
  • menu
  • categories
  • Agi Tiara Pranoto

    Agi Tiara Pranoto

    Seorang Blogger Indonesia yang berdomisili di Yogyakarta. Selain menulis, dia juga sangat hobi bermain game FPS. Cita-citanya adalah mendapatkan passive income sehingga tidak perlu bekerja di kantor, apa daya selama cita-cita itu belum tercapai, dia harus menikmati hari-harinya sebagai mediator kesehatan.
    category
    thoughts
    Tampilkan postingan dengan label thoughts. Tampilkan semua postingan
    Tampilkan postingan dengan label thoughts. Tampilkan semua postingan



    Salah satu pertanyaan yang paling sering ditanyakan kepada saya adalah: "sekarang kerja apa?"

    Setelah berbulan-bulan seperti ((menghilang)) dari jagat media sosial, sebenarnya saya nggak kemana-mana. Saya  masih nulis, hanya saja tentunya untuk platform lain dan blog lain. Guest post lah istilahnya. Dengan bertambahnya kesibukan, tentu saja tanggung jawab yang saya emban bertambah.

    Jadi, dalam blog post kali ini saya hanya ingin menyempatkan diri untuk menyapa teman-teman online karena sungguh 2 tahun sendirian aja di rumah itu nggak enak banget. 

    Saya lebih bekerja di depan PC (beberapa bulan lalu saya sudah cerita kalau saya tahun lalu merakit PC and it's the best thing ever) dan bekerja, menulis, serta main game. Tapi ya manusiawi lah ya, kadang saya juga bosen bekerja, pengen jalan-jalan, pengen liburan, pengen nikmatin tanggal merah dan lain sebagainya. 

    Jadi sebenernya gimana kondisi saya setelah 2 tahun pandemi? 


    Freelance Work

    Selama pandemi saya mencoba petualangan baru di dunia SEO. Pada awal februari 2020, saya mulai membuka jasa SEO untuk blogger karena banyaknya permintaan dari teman-teman blogger yang ingin dibantu blognya, terutama untuk hal-hal teknis. 

    Selain bekerja di bidang SEO, saya juga mencoba hal baru lainnya seperti menjadi pembicara di banyak acara seputar Blog. Bagi saya, acara-acara ini bagus untuk networking. Saya bertemu banyak teman baru dari acara-acara tersebut. 

    Ada beberapa pekerjaan lama yang saya tinggalkan karena permintaannya berkurang drastis seperti jasa retouch foto dan jasa foto produk. Selama pandemi saya lebih banyak mengabdikan diri ke penelitian dan pekerjaan sosial. Saya jug meliburkan jasa mediator, karena jujur rasanya lelah sekali melihat pertengkaran di tengah pandemi. 

    Dalam memilih pekerjaan freelance tentunya saya mempertimbangkan banyak hal: jam kerja, bayaran yang didapatkan, juga kecocokan dengan team dan teman kerja. Iya team, karena nggak semua kerjaan saya handle sendiri. 

    Tantangan freelancing selama Pandemi yang paling berasa buat saya adalah membagi waktu antara pekerjaan dan kehidupan pribadi. Sebelum pandemi ini hal yang cenderung mudah karena jarang sekali client akan menghubungi saya di luar jam kerja, namun karena semua orang WFH dan kebanyakan belum memahami konsep batasan selama bekerja di rumah, jadilah saya harus sedikit lebih pengertian. 

    Untung kayanya setelah setahun WFH orang-orang jadi lebih paham kalau WFH bukan berarti nggak kerja hehehehe. 

    Jam kerja saya dimulai pukul 9 pagi dan berakhir sekitar jam 9 atau 10 malam setiap harinya. Saya juga lebih banyak mengambil mental note apabila saya sudah keliatan kelelahan atau terlalu banyak bekerja. Untungnya kebanyakan klien saya pengertian dan mau memahami bahwa saya juga butuh makan dan tidur hehehe. 


    Work-Life Balance

    Ini yang menurut saya tricky banget. Saya jadi harus menyeimbangkan diri antara bekerja dan kehidupan personal. Ini susah banget, apalagi saya sendiri juga sebenarnya butuh banyak waktu untuk beristirahat. Kadang pekerjaan yang datang secara bersamaan membuat kerjaan saya menumpuk dan saya harus pelan-pelan menyelesaikannya. 

    Tentunya saya bersyukur karena dikelilingi lingkungan yang suportif dan memahami bahwa kesehatan itu penting. Saya juga masih bisa bangun sedikit siang dan menonton netflix dengan riang gembira. Meski tidak aktif mereview film, tapi saya juga masih sempat menikmati momen nonton serial favorit sebelum tidur bersama suami dan kucing-kucing. 

    Saya juga jadi belajar kalau menjaga kesehatan itu penting sekali. Setelah pengalaman keluarga terkena COVID-19 di bulan Juli lalu, saya jadi lebih sadar untuk menjaga sistem imun dan kesehatan. Salah satu hal yang biasa saya lakukan adalah minum multivitamin dan berolahraga.

    Jujur, saya juga bersyukur karena banyak banget pengeluaran terkait kesehatan yang selalu dibantu oleh kantor dan klien. Tapi, mengutip kata sahabat saya, sehat itu sebenarnya murah. Yang mahal adalah menumbuhkan habit untuk menjaga kesehatan. 

    Lalu berasa banget kalau sebenarnya kesehatan fisik itu ngaruh ke kesehatan mental. Saya merasa banget kalau badan lagi capek, saya cenderung emosional dan nggak bisa mikir. Bahkan, saya pernah nggak sengaja transfer dengan nominal yang salah karena kondisi badan sedang nggak fit. Kalau dipikir-pikir lagi, bahaya banget memang kalau kita bekerja dengan kondisi setengah sadar begitu. 

    Ini beberapa hal yang saya lakukan untuk menjaga work-life balance selama pandemi ini:

    1. Rutin berolahraga ringan, meskipun hanya 15 menit dalam sehari. Nggak harus yang susah kok, saya biasanya nyari video olahraga atau yoga di youtube. 
    2. Mencoba makan lebih sehat. Meskipun nggak bener-bener 100% clean eating tapi saya mencoba untuk mengurangi makanan yang berlemak, jeroan, dan makanan berkolesterol tinggi. 
    3. Tidur dengan cukup. Kadang jika kesulitan untuk tidur saya mencoba untuk mengurangi penggunaan gadget agar otak bisa benar-benar beristirahat.
    4. Mengonsumsi vitamin C dan multivitamin sebagai asupan tambahan.
    5. Mengoptimalkan jam kerja dengan mengurangi distraksi saat bekerja.
    6. Learn to say no ke klien apabila permintaan yang diberikan sudah di luar job description atau saat kita memang belum dapat memenuhi ekspektasi klien tersebut. 
    Ya kira-kira beginilah life update dari saya setelah hampir 2 tahun pandemi. Sekarang gantian, selama 2 tahun ini apa yang berubah dari hidup kalian? Coba cerita yuk di kolom komen di bawah. Sampai jumpa lagi di post berikutnya!

    . Sabtu, 30 Oktober 2021 .

    Life Update: Kerja Freelance dan Work-Life Balance

    popular posts

    IBX5B00F39DDBE69
    category
    thoughts
    Tampilkan postingan dengan label thoughts. Tampilkan semua postingan
    Tampilkan postingan dengan label thoughts. Tampilkan semua postingan
    . Sabtu, 30 Oktober 2021 .



    Salah satu pertanyaan yang paling sering ditanyakan kepada saya adalah: "sekarang kerja apa?"

    Setelah berbulan-bulan seperti ((menghilang)) dari jagat media sosial, sebenarnya saya nggak kemana-mana. Saya  masih nulis, hanya saja tentunya untuk platform lain dan blog lain. Guest post lah istilahnya. Dengan bertambahnya kesibukan, tentu saja tanggung jawab yang saya emban bertambah.

    Jadi, dalam blog post kali ini saya hanya ingin menyempatkan diri untuk menyapa teman-teman online karena sungguh 2 tahun sendirian aja di rumah itu nggak enak banget. 

    Saya lebih bekerja di depan PC (beberapa bulan lalu saya sudah cerita kalau saya tahun lalu merakit PC and it's the best thing ever) dan bekerja, menulis, serta main game. Tapi ya manusiawi lah ya, kadang saya juga bosen bekerja, pengen jalan-jalan, pengen liburan, pengen nikmatin tanggal merah dan lain sebagainya. 

    Jadi sebenernya gimana kondisi saya setelah 2 tahun pandemi? 


    Freelance Work

    Selama pandemi saya mencoba petualangan baru di dunia SEO. Pada awal februari 2020, saya mulai membuka jasa SEO untuk blogger karena banyaknya permintaan dari teman-teman blogger yang ingin dibantu blognya, terutama untuk hal-hal teknis. 

    Selain bekerja di bidang SEO, saya juga mencoba hal baru lainnya seperti menjadi pembicara di banyak acara seputar Blog. Bagi saya, acara-acara ini bagus untuk networking. Saya bertemu banyak teman baru dari acara-acara tersebut. 

    Ada beberapa pekerjaan lama yang saya tinggalkan karena permintaannya berkurang drastis seperti jasa retouch foto dan jasa foto produk. Selama pandemi saya lebih banyak mengabdikan diri ke penelitian dan pekerjaan sosial. Saya jug meliburkan jasa mediator, karena jujur rasanya lelah sekali melihat pertengkaran di tengah pandemi. 

    Dalam memilih pekerjaan freelance tentunya saya mempertimbangkan banyak hal: jam kerja, bayaran yang didapatkan, juga kecocokan dengan team dan teman kerja. Iya team, karena nggak semua kerjaan saya handle sendiri. 

    Tantangan freelancing selama Pandemi yang paling berasa buat saya adalah membagi waktu antara pekerjaan dan kehidupan pribadi. Sebelum pandemi ini hal yang cenderung mudah karena jarang sekali client akan menghubungi saya di luar jam kerja, namun karena semua orang WFH dan kebanyakan belum memahami konsep batasan selama bekerja di rumah, jadilah saya harus sedikit lebih pengertian. 

    Untung kayanya setelah setahun WFH orang-orang jadi lebih paham kalau WFH bukan berarti nggak kerja hehehehe. 

    Jam kerja saya dimulai pukul 9 pagi dan berakhir sekitar jam 9 atau 10 malam setiap harinya. Saya juga lebih banyak mengambil mental note apabila saya sudah keliatan kelelahan atau terlalu banyak bekerja. Untungnya kebanyakan klien saya pengertian dan mau memahami bahwa saya juga butuh makan dan tidur hehehe. 


    Work-Life Balance

    Ini yang menurut saya tricky banget. Saya jadi harus menyeimbangkan diri antara bekerja dan kehidupan personal. Ini susah banget, apalagi saya sendiri juga sebenarnya butuh banyak waktu untuk beristirahat. Kadang pekerjaan yang datang secara bersamaan membuat kerjaan saya menumpuk dan saya harus pelan-pelan menyelesaikannya. 

    Tentunya saya bersyukur karena dikelilingi lingkungan yang suportif dan memahami bahwa kesehatan itu penting. Saya juga masih bisa bangun sedikit siang dan menonton netflix dengan riang gembira. Meski tidak aktif mereview film, tapi saya juga masih sempat menikmati momen nonton serial favorit sebelum tidur bersama suami dan kucing-kucing. 

    Saya juga jadi belajar kalau menjaga kesehatan itu penting sekali. Setelah pengalaman keluarga terkena COVID-19 di bulan Juli lalu, saya jadi lebih sadar untuk menjaga sistem imun dan kesehatan. Salah satu hal yang biasa saya lakukan adalah minum multivitamin dan berolahraga.

    Jujur, saya juga bersyukur karena banyak banget pengeluaran terkait kesehatan yang selalu dibantu oleh kantor dan klien. Tapi, mengutip kata sahabat saya, sehat itu sebenarnya murah. Yang mahal adalah menumbuhkan habit untuk menjaga kesehatan. 

    Lalu berasa banget kalau sebenarnya kesehatan fisik itu ngaruh ke kesehatan mental. Saya merasa banget kalau badan lagi capek, saya cenderung emosional dan nggak bisa mikir. Bahkan, saya pernah nggak sengaja transfer dengan nominal yang salah karena kondisi badan sedang nggak fit. Kalau dipikir-pikir lagi, bahaya banget memang kalau kita bekerja dengan kondisi setengah sadar begitu. 

    Ini beberapa hal yang saya lakukan untuk menjaga work-life balance selama pandemi ini:

    1. Rutin berolahraga ringan, meskipun hanya 15 menit dalam sehari. Nggak harus yang susah kok, saya biasanya nyari video olahraga atau yoga di youtube. 
    2. Mencoba makan lebih sehat. Meskipun nggak bener-bener 100% clean eating tapi saya mencoba untuk mengurangi makanan yang berlemak, jeroan, dan makanan berkolesterol tinggi. 
    3. Tidur dengan cukup. Kadang jika kesulitan untuk tidur saya mencoba untuk mengurangi penggunaan gadget agar otak bisa benar-benar beristirahat.
    4. Mengonsumsi vitamin C dan multivitamin sebagai asupan tambahan.
    5. Mengoptimalkan jam kerja dengan mengurangi distraksi saat bekerja.
    6. Learn to say no ke klien apabila permintaan yang diberikan sudah di luar job description atau saat kita memang belum dapat memenuhi ekspektasi klien tersebut. 
    Ya kira-kira beginilah life update dari saya setelah hampir 2 tahun pandemi. Sekarang gantian, selama 2 tahun ini apa yang berubah dari hidup kalian? Coba cerita yuk di kolom komen di bawah. Sampai jumpa lagi di post berikutnya!

    . Kamis, 21 Mei 2020 .


    Mari kita mulai artikel kali ini dengan sebuah quotes yang tidak perlu dipertanyakan kesahihannya: "Kalo Lo Gak Tau Koya Pagayo Maka Masa Muda Lo Kurang Mesum" - duckofyork, 2020.
    . Rabu, 13 Mei 2020 .

    childfree indonesia


    Pertanyaan ter-apa-banget menurut saya sampai sejauh ini adalah "kok belom punya momongan?" dan jujur saya sudah sampai di titik dimana: oke, kita harus ngomongin ini dulu karena saya bosen banget ditanya-tanya.
    . Jumat, 21 Februari 2020 .


    Kalian belom pernah kan ngerasain, malam tidur biasa aja kaya nggak ada apa-apa. Matiin PC, cuci muka, cuci kaki terus ganti baju dan tidur, bangun-bangun dibelakang rumah kalian tiba-tiba Muncul Kerajaan.


    Itu yang terjadi ketika di belakang rumah saya tiba-tiba muncul Keraton Agung Sejagat.


    . Minggu, 17 November 2019 .


    Banyak banget belakangan yang nanya di instagram, gimana ceritanya saya bisa sukses menjadi freelancer dan blogger. Emang saya udah sukses? Kayanya belom secara tiap awal bulan kerjaannya masih nagih invoice hahaha 👀👀

    Jadi sudah berapa tahun ya saya menjadi freelancer? Jujur saya sudah nggak ngitung saking lamanya. Dulu sih jadi freelancer itu semacam penghasilan tambahan aja, mengingat saya masih kerja kantoran dan kuliah. Abis gimana lagi? Rejeki nggak boleh ditolak!

    *kemudian dikeplak netizen*

    Tapi memang menjadi freelancer itu jauh lebih menyenangkan daripada jaga toko bapak sendiri menyenangkan banget karena bisa berinteraksi dengan klien baru. Suasana kerja juga bisa dibuat senyaman mungkin, apalagi kalau bisa remote. 

    FYI sekarang saya bekerja remote untuk beberapa klien sebagai retoucher, copywriter dan sesekali masih mengambil project untuk video editing dan recording session. Selain itu saya masih punya side-hustle sebagai mediator. Hampir semua pekerjaan saya (kecuali recording dan mediasi) bisa saya kerjakan dari rumah, tapi konsekuensinya ya dirumah pun tetep harus kerja.


    Nah kalo denger ceritanya temen-temen sih masalahnya kurang lebih sama, sulit mengatur waktu, gaya hidup jadi tidak beraturan, nggak tau mau kerja dimana dan pendapatan nggak pasti. Kalo soal pendapatan nggak pasti itu saya nggak mau komentar lah ya, soalnya itu sudah menjadi resiko menjadi freelancer. Tinggal pinter-pinternya kita ajalah ya, secara sekarang situs yang menawarkan pekerjaan freelance udah banyak banget, jumlah komunitas freelancer di Indonesia juga sudah banyak. 

    Kalau saya sih sudah cukup nyaman dengan status quo sekarang, ya mungkin karena udah biasa aja mengambil beberapa project sekaligus, makanya nggak terlalu kerasa lagi beban freelancingnya. Tapi mungkin buat temen-temen yang belum terbiasa, mengatur waktu (dan diri sendiri) saat bekerja ini agak ribet ya. Untuk tips survival sebagai freelancer saya sudah pernah tulis sebelumnya disini

    Nah, sekarang saya mau nulis rahasia 'sukses' membuat job freelance datang datang lagi (anggep aja udah sukses ya, amin, amin) saya freelancing selama ini. Berikut beberapa cara sukses yang 'nyantol' sama saya selama ini:

    1. Bikin Jadwal Seminggu Kedepan


    Karena judulnya aja free alias bebas, biasanya freelancer bisa mengatur waktunya sendiri. Kalo prinsip saya mirip-mirip aja sama prinsip budgeting yaitu selalu plan ahead.

    Awal-awal sih saya biasanya planning tiga hari kedepan mau ngapain, terus jadi seminggu, lalu jadi sebulan. Makanya saya kemana-mana bawa buku catatan kumel yang isinya corat-coret sama to-do list. Nggak pernah difoto karena buku catatan saya tuh seancur itu hahaha.

    Kalo mo lebih niat bisa sih bikin bullet journal kekinian yang lucu-lucu gitu tapi saya masih kesulitan maintainnya haha *jujur banget*

    Kenapa bikin jadwal? Supaya bisa mengukur kerjaan kita beres apa nggak. Apa lagi untuk pekerjaan-pekerjaan yang nggak bisa SKS alias sistem kebut semalam. Secara kalo freelancing, kita jarang-jarang kan ketemu boss, jadi kadang-kadang buat yang nggak disiplin suka kelewat-kelewat.

    Inget, bandung bondowoso bikin prambanan aja butuh bantuan ribuan jin. Siapa elo pake acara ala-ala mau SKS terus kerjaan kelar? (eh bener gak sih bandung bondowoso yang bikin prambanan?)

    2. Patuhi Brief Sampai Ke Deadline-Deadlinenya


    Jujur, saya jarang banget nawar deadline kecuali emang nggak masuk diakal (kayak 1 post 2 hari udah harus jadi lengkap sevisual-visualnya. Mungkin dipikirnya saya tinggal minta bantuan kerajaan jin buat ngedit foto kali ya hmmm)

    Tapi eh tapi, saya juga paling sebel kalo liat temen-temen freelancer nggak taat brief. Hayoooo, siapa yang begini?

    Buat saya, alasan kehilangan brief/nggak memantau komunikasi terus ketinggalan brief itu sangat unprofessional! Kalo udah siap komit dengan sesuatu pekerjaan ya udah harus mempersiapkan semuanya termasuk meluangkan waktu untuk menyimak brief.

    Terus soal deadline nih... deadline itu sesuatu yang harus disepakati di awal. Dan kalo udah sepakat ya mau gamau HARUS kudu nyelesaiin kecuali emang ada force majeur kaya bencana alam atau dukacita keluarga dekat ya buibu pakbapak. 

    Kelewatan deadline gara-gara kebanyakan rebahan? kui salahmu dewe. Inget, satu dua kali kita berbuat tidak profesional, bisa jadi kedepannya orang jadi males mau menggunakan jasa kita!

    3. Bisa Bekerja Dari Mana Saja

    Saya merasa penting sekali untuk seorang blogger untuk bisa bekerja dari mana saja. Sebenernya ini karena pengalaman pribadi saya yang sering kali ngabisin waktu untuk MENUNGGU. 

    Bukan rahasia lah ya kalau saya paling sebel disuruh menunggu dan ketemu orang yang hobinya ngaret all the time. Belum sebenarnya waktu kita itu banyak banget abis untuk menunggu orang lain. Jadi akhirnya sekarang saya berusaha untuk bisa produktif meskipun sedang menunggu. 

    Misal lagi nunggu antrian dokter atau lagi nungguin temen di coffee shop, atau di sela-sela break meeting saya selalu mengusahakan untuk bisa ngerjain satu atau dua task blogging, misalnya blogwalking atau bikin outline atau bahkan sekedar ngepost instagram. 

    Salah satu yang saya lakukan adalah menggunakan gadget yang multifungsi seperti iPad. Bagi saya, membeli gadget yang tepat adalah investasi. Kenapa? Karena jika gadget yang kalian gunakan bisa meningkatkan produktivitas kalian, why not? 

    4. Menjaga Kesehatan Itu Penting


    Berhubung kita freelancer (merangkap deadliner) biasanya nggak punya asuransi kesehatan dari kantor, makanya kita harus pinter menjaga kesehatan kita sendiri. Kalo sampe kita sakit karena terlalu sibuk kerja juga yang ngerasain kita sendiri, yang mesti bayar rumah sakit adalah negara dengan menggunakan BPJS ya kita sendiri. 

    Lagian kalo sampe kita sakit nih, bayangkan berapa project yang harusnya bisa kita cuanin tapi gagal??? BAYANGINNN!!!!

    *menghela nafas panjaaaang sekali*

    Apalagi gaya hidup freelancer itu banyakan gak sehatnya daripada sehatnya. Sure, banyak waktu buat ngegym dan makan masakan homemade tapi kenyataannya karena sibuk meeting sana-sini atau kerjain proyek ini itu akhirnya jam makan jadi berantakan, tidur juga larut malam akibat sibuk yang tak berujung. Terus gimana mau sehat?

    Jadi jaga kesehatan ya. Kenali sakit-sakitmu yang sudah rutin datang dan pergi seperti asam lambung, sembelit, tipes, migrain dan lain-lain.

    Kalau saya sendiri punya beberapa masalah yaitu arthritis dan maag. Selain itu karena seringkali keluar larut malam dan mengonsumsi alkohol makanya saya harus lebih care dengan fungsi hati. Buat mengakali sih saya mencoba rutin minum temulawak. 

    Cuma emang kegiatan ngerebus temulawak itu PR banget ya gengs, hasilnya kadang saya masih sering skip. Kalo sekarang sih saya mencoba menggunakan Herbadrink Temulawak yang lebih mudah diracik, selain itu kemasannya sachet sehingga mudah banget untuk dibawa-bawa kemana-mana even pas lagi travelling pun.

    Temulawak itu banyak banget khasiatnya gengs! Bisa untuk meredakan nyeri sendi, menjaga kesehatan liver dan juga menjaga asam lambung. Temulawak konon juga bisa menurunkan lemak darah, jadi tolong itu yang kolesterolnya tinggi udahlah minum temulawak aja, lebih sehat.

    Ya kalo lagi ke coworking space, kan nggak mungkin banget kita ngerebus-ngerebus temulawak di kendi tanah liat. Bisa berantakan pantry :")) makanya udah beli herbadrink aja yang aman, sudah ada nomor BPOMnya, murah meriah dan mudah dicari. Mungkin bisa jadi ide juga buat coworking space gaul nan edgy buat nyetok herbadrink di pantry hehe biar ga bosen teh kopi mulu gitu 👀 

    Nah itu rahasia saya menjadi freelancer dan blogger yang (konon) sukses. Yuk mari gengs, ramaikan kolom komen dengan rahasia kalian menjadi freelancer dan blogger yang sukses juga!
    . Jumat, 14 Juni 2019 .

    money game di indonesia berbeda dengan mlm dan lebih serem dari illuminati

    Kalau kalian pikir illuminati itu organisasi paling serem di dunia, pikir lagi baik-baik deh: berapa banyak orang di sekitar kita yang terindikasi sebagai pengikut illuminati??? *brb nginget-nginget siapa yang kemaren pas DWP alias coachella dengan kearifan lokal pake tato-tatoan segitiga di jidat*
    . Minggu, 09 Desember 2018 .


    Waktu saya menulis postingan ini, saya sedang berada di sebuah hotel di Kota Jepara--sangat jauh dari rumah, tapi tidak membuat saya jauh dari beberapa kenangan soal rumah.

    Kenangan-kenangan itu yang mau saya bagikan dalam postingan ini. 

    . Jumat, 30 November 2018 .



    Sejujurnya, kalau kamu tinggal di rumah saya, kamu akan mengalami banyak kejadian absurd. Hal ini disebabkan karena kelakuan para penghuninya yang nggak kalah absurd, sebut saja daddy A, Mama T, Pak Suami dan saya.

    nggak, saya dan pak suami nggak tinggal serumah sama papa mama saya karena sebusuk busuknya rumah sendiri tetap lebih enak dari rumah mertua, tapi tetep cerita-cerita lucu ini selalu terjadi kapanpun dimanapun.


    (sfx: indahnya he~ rumah sendiri~ he~ susahnya he~ kalo mau pinjem panci he~)

    Karena kita berempat sama-sama punya tempat usaha masing-masing, ternyata setelah pindah ke jawa tengah dan yogyakarta dari jakarta yang metropolitan banget itu, kita sering dihajar cerita-cerita yang konon nyerempet mistis....tapi karena kelakuan makhluk-makhluk di rumah saya yang nggilani, cerita horror seserem apapun jadi nggak horror lagi.

    Kalo kalian sudah baca postingan saya sebelumnya, pasti sudah pernah denger #ulersantet. Nah sebenernya apa sih #ulersantet itu? Begimana ceritanya keluarga saya yang konon merupakan finalis keluarga sakinah se-jakarta timur bisa terlibat santet-santetan?

    Kita Mulai Dari... #TragediUangKoin

    pengalaman disantet


    Pindah ke kota yang masih kental dengan adat jawa dan orang-orang yang masih percaya mistik adalah pengalaman yang nggak terlupakan buat saya. Pertamakalinya papa saya buka usaha penginapan, kami diwanti-wanti oleh 'sesepuh' di kota kelahiran papa saya itu untuk nggak buka minimarket/supermarket dan semacamnya.

    Konon kalo buka minimarket, nanti bakal tutup karena disini sudah ada yang menggunakan dukun ultra-powerful, jadi kalo ada pesaing nanti bisnis pesaingnya bakal dimatikan dengan cara-cara mistis.
    Terus kita diingetin bahwa harus rajin-rajin berdoa karena nantinya bakal ada orang-orang yang akan bersaing dengan cara kotor.

    Daddy A yang sangat taat agama dan rajin ke masjid (karena AC di masjid lebih dingin daripada mushola rumah yang cuma pake kipas angin) tentunya tidak percaya dong. Pesan daddy A kepada saya cuma satu: sampe kamu liat penampakan berarti kamu scizophrenia dan harus ke psikiater. 

    IYA MONMAAP PECINTA DUNIA LAIN, BAPAK SAYA EMANG BEGITU.

    Tapi ya namanya persaingan usaha, awal-awal usaha kita buka tuh ada aja yang buang bangkai kucing lah, buang sesajen dibungkus plastik lah, buang tanah yang katanya tanah kuburan lah, buang uang koin lah.

    Uang koin inilah yang paling lucu. Disuatu siang yang cerah, saya yang baru pulang dari jogja dipanggil sama bapak saya. Tiba-tiba beliau yang biasanya pelit hemat nyodorin sekantong uang receh sambil bilang "nih duit parkir"

    Saya langsung curiga. TUMBEN AMAT DUIT PARKIR DIBAGI-BAGI. Jadi saya langsung nanya ke pegawai bapak saya ini uang receh banyak banget darimana asal muasalnya.

    Usut punya usut, pagi itu ada dua orang naik motor yang ngelemparin pagar kami pake uang koin sekantong. Konon itu langkah pesugihan supaya rejeki kami dituker dengan uang koin itu. Begitu bapak saya tau, dia menyuruh pegawainya untuk ngumpulin uang koin tersebut dan kudu dicuci.

    Iya. dicuci, terus dibagiin ke saya.

    Mau dibalikin ke bapak kok ya kesannya kurang ajar dan masa iya 2018 percaya begituan. Mau nggak dibalikin kok rasanya ngeri bayangin ada orang yang jampi-jampi puluhan koin gopekan yang saya pegang.

    Akhirnya dengan gobloknya koin itu saya taruh di mobil buat parkir. Belakangan saya tahu sebagian koin itu dipilihin sama pak suami yang warnanya kuning....buat kerokan.

    Sampai hari ini usaha kami alhamdulillah masih lancar.

    Saya masih kerokan pake duit koin dari papa saya.

    Tuhan memang maha baik.

    Antara Guna-Guna dan Tidak Berguna Itu Beda Tipis...

    pengalaman terkena pelet sakti


    Jadi di tahun 2014, bapak saya kedatangan tamu seorang paranormal yang kebetulan aja nginep di penginapan saya terus bapak saya ISENG ngajak ngobrol. (sfx: jeng jreng jreng jreeeeng)

    Paranormal ini bercerita sama bapak saya bahwa saya sedang dijampi-jampi oleh seorang pria asal sumatera yang kecewa karena saya menolak cintanya. Dan untuk melepaskan si jampi-jampi saya harus mandi di berapa air terjun gitu. 

    RUGI BANGET JAMPI JAMPI GUE ATUHLAH.  Udah jelek, gembrot, makannya banyak ngabisin beras. Apa untungnya? Nggak sekalian jampi-jampi siapa kek gitu, dian sastro kek, chelsea islan kek yang emang #bibitunggul

    ((sedih banget gak ada yang naksir btw))

    Nah gawatnya momen #ceritagunaguna ini bersamaan dengan momen saya lagi sakit (biasa tipes kebanyakan jajan sembarangan gak cuci tangan) sehingga menghasilkan kecurigaan yang luar biasa besar kepada pak suami (waktu itu statusnya masih sebagai cowok nekat yang main dateng kerumah aja buat ngelamar), pak mantan, pak mantan selingkuhan dan deretan pria-pria yang deket sama saya.

    Kenapa deretan pria-pria? karena monmaap temen saya kebanyakan laki-laki. 3,5 tahun tinggal di asrama pria will do this to you. Masalahnya kan mereka udah nggak ada yang nganggep saya perempuan lagi. Sedih ya.

    Lalu mulailah interview panjang pendek ibu bapak saya kepada saya. Sialnya dari sekian banyak yang deket sama saya, nggak ada tuh satupun yang orang sumatra. NAH LHO. Dan saya pun nggak ngerasa dijampi-jampi blas. Ngerasa sakit perut dan demam gara-gara tipes mah iya. Orang widalnya 1000+. 

    Saya pun merasa nggak diguna-guna. Ya gimana, waktu itu rasa cinta saya cuma kepada mantan saya yang tukang selingkuh, nggak bisa diajak serius dan nggak lulus-lulus, TAPI DIANYA NGGAK CINTA SAYA. MONMAAP TERUS HARUS GIMANA PAK ATUHLAH. KUDUNYA SIH SAYA YANG MENGGUNA-GUNAI MANTAN SAYA PLIS.

    Tapi tidak dong sebagai manusia yang terlalu banyak nonton azab kubur dan baca majalah hidayah tentu saja saya nggak mau ikut-ikutan yang beginian. Terimakasih majalah hidayah.


    Sampai saya menikah satu setengah tahun kemudian mah.... nggak ada tuh cerita saya jatuh cinta sama orang lain apa gimana. Apakah pak suami yang menjampi-jampi saya? ((duit darimana buat bayar dukun sistaaaaaaa????))

    #UlerSantet vs Rumah Dokter Hewan

    rumah kemasukan ular


    Jadi semenjak pak suami tinggal dirumah saya, adaaaaa ajaaa hewan masuk rumah. Dari kucing, ayam, sampai... ular.

    Jadi pernah tuh ada kucing yang lagi hamil, nungguin pak suami didepan rumah sampe dia pulang. Nggak lama, si kucing pun melahirkan. MONMAAP INI RUMAH APA KLINIK BERSALIN?

    Setelah kejadian itu, selalu ada hewan-hewan dan sejuta masalah mereka yang dateng kerumah. Ada yang matanya cuma satu, ada yang luka-luka abis berantem, ada ayam ngeriung dirumah tiap sore. Pokoknya adaaaa aja nggak tau kenapa. 

    Terus abis itu biasanya ada kucing naroh tikus mati didepan pintu (yang katanya semacam ucapan terimakasih ke kita), ada ayam bertelor diatas pot dan keset, ada kucing jagain pintu rumah kaya satpam saban hari. Apakah para hewan bisa nggosip dan ngasitau kalo ada dokter hewan dirumah? Bisa jadi sih.

    Sampai akhirnya... rumah kemasukan ular. 

    Background story dikit, dua rumah dari saya itu ada rumah pengusaha sukses gitu dan konon rumahnya pernah kemasukan ular. Abis itu ulernya dibacain doa dan ulernya ilang!!!! nggak lama rumahnya dingaji-ngajiin sama tetangga karena konon kalo ada uler item masuk rumah pertanda rumah itu dikirimi ji

    Sejujurnya saya nggak takut uler dan pernah pelihara ular, tapi berhubung ini adalah tahun kedua saya menghadapi segala isu-isu dunia gaib didalam persaingan usaha, jadi mau nggak mau saya kebawa juga. Begitu liat uler, instead of jerit-jerit dan berusaha ngebunuh si uler (LIKE NORMAL PEOPLE DO) saya langsung minta kain lap terus nutup ulernya terus dibacain doa. iya, sometimes kebanyakan nonton film horror get the best of me. MONMAP LAHIR DAN BATIN. 

    Pak suami yang (tentu saja) kebagian tugas bacain doa (karena saya kedap agama) kemudian menginspeksi si ular dan ngga lama dia bilang gini... "ini ular tanah dan dia buta. kemungkinan nyasar masuk rumah karena nggak bisa liat, terus cape karena lantainya licin."

    Si uler yang tentu saja nggak menghilang setelah dibacain rentetan doa-doa kayanya udah cape dan cuma bisa melungker di tangan pak suami. Nggak lama, si uler dilepas di pekarangan depan rumah dan dia pun kembali merayap menuju matahari senja.

    Tentu saja semua ini dilakukan dalam keheningan agar tetangga saya nggak pada tahu dan nuntut diadakan pengajian untuk tolak bala. 

    Oh indahnya hidup di pedesaan.

    Ada Yang Bilang....

    Ada yang bilang katanya kalo orang cuek, kedap agama dan nggak percaya alam gaib nggak bakal kena jampi-jampi, kesurupan ataupun diliatin setan. Ini berlaku banget karena dirumah saya ada bapak saya yang nggak mau urusan sama yang gaib-gaib dan saya yang (tentu saja) tidak taat taat amat dalam beragama. 

    Ya kalo agama saya sih memang mengajarkan alam gaib itu ada, tapi kan itu misteri ilahi dan bukan urusan manusia juga. Semua dibalikin ke Tuhan YME aja, kita tinggal menjalani hidup sepositif mungkin.

    Lagian 2018 masih takut santet? 2018 itu takutlah pada provokator di medsos sist.


    Belakangan konten horror emang laku keras sih di sosmed, baik di youtube maupun mau di instagram dan twitter. Saya pun sering baca-baca, untuk sekedar tau-tauan aja. Urusan alam gaib ya urusan Tuhan YME. Apalah saya remah rengginang yang ngurusin saldo atm aja pusying apalagi ngurusin jin jinan???

    Jadi gimana nasib #UlerSantet? Saya berharap dia sudah kembali ke keluarganya di suatu liang dibawah tanah, dan melanjutkan hidup bahagia di pekarangan terdekat. 


    Snake Icon made by Freepik from www.flaticon.com 
    graphics created with Freepik!
    . Minggu, 16 September 2018 .


    Sebelum saya menikah, saya sempat berbicara begini sama pak suami:
    "Bub, gue nggak siap jadi orang jawa"
    Yang mana disautin pak suami dengan sewot, "Emangnya Jakarta udah pindah ke Kalimantan?"

    . Jumat, 10 Agustus 2018 .


    Marilah kita mulai postingan ini dengan misuh-misuh karena ada dua post saya di draft yang entah gimana ceritanya ke-delete dan nggak bisa di recover lagi.

    F&^@*!3(*(@#&*!#&@*(

    Oke marah-marah kelar. Saatnya mengetik lagi. Kali ini saya mau curhat cerita soal grup whatsapp keluarga. Interesting? Kalo nggak ya nggak masalah, kan saya blogger suka-suka. Oke next.
    . Selasa, 20 Februari 2018 .

    cara berhenti merokok ampuh anti mainstream

    Ada yang kangen sama artikel separo curhat saya? Kayanya ngga ada, jadi saya skip aja ya postingan kali ini! *bener-bener minta digeruduk massa*

    Seperti biasa, artikel lifestyle nya duckofyork kan isinya suka-suka. Jadi ya pokoknya sesukanya saya aja gitu #DikeprukUlekanSambel nggak deng, kali ini saya mau berbagi cara berhenti merokok. Kenapa tiba-tiba saya bikin topik yang nggilani kayak gini? Karena saya mau dan itu yang saya suka! *dengan muka datar* *ala-ala audisi biskuat*

    . Senin, 16 Oktober 2017 .



    Tadinya, postingan ini mau saya jadikan status facebook, cuma kayanya kepanjangan dan duckofyork.com kayanya perlu konten baru, jadi yaudah saya tulis disini aja. Gapapa kan? Gapapa kaaan? Gapapa kaaaaaaaaan????? (ya gapapa lah, blog juga blog gue, gue yang nulis juga wakakaka)

    hari ini, jagat perstudioan yang konon produktif tapi bikin satu jingle aja seminggu ga kelar-kelar itu ramai lagi dengan celetukan salah satu musisi kenamaan indonesia yang melarang lagunya untuk di cover dalam bentuk apapun tanpa izin. Celakanya, sang musisi sudah 'kegep' beberapa kali membawakan lagu orang lain (dan salah satunya tanpa izin). 

    Rame lah ruangan 4x4 itu dengan bahasan 'siapa yang salah', 'boleh apa nggak', 'kenapa begini kenapa begitu'. Gitaris saya pro tidak cover-coveran, drummer saya bilang cover lagu itu bagian dari marketing, bassist saya sibuk ngescroll timeline lambe turah, dan seterusnya. 

    Bro produser pun nyeletuk, "emang sebenernya boleh nggak sih kita cover lagu? kalo musisi luar negeri gimana covernya cobak?"

    Saya yang lagi utek utek mainan baru dari novation *pamer tingkat galaksi padahal masi yang gratisan* pun jadi tergelitik buat komentar. Maklum, biar biasanya tugas saya cuma jagain sendal, gini-gini saya sarjana hukum ((edisi sombong tak berfaedah karena sampe sekarang belom dapet 'kerja kantoran'))