• about me
  • menu
  • categories
  • Agi Tiara Pranoto

    Agi Tiara Pranoto

    Seorang Blogger Indonesia yang berdomisili di Yogyakarta. Selain menulis, dia juga sangat hobi bermain game FPS. Cita-citanya adalah mendapatkan passive income sehingga tidak perlu bekerja di kantor, apa daya selama cita-cita itu belum tercapai, dia harus menikmati hari-harinya sebagai mediator kesehatan.
    category
    lifehack
    Tampilkan postingan dengan label lifehack. Tampilkan semua postingan
    Tampilkan postingan dengan label lifehack. Tampilkan semua postingan

    kapan butuh VPN

    Selama WFH ini saya seringkali mendengar ((teman-teman)) saya mengeluh karena harus mengajari orang-orang kantor menggunakan VPN jika harus berkorespondensi seputar masalah kantor. 

    Sebagai orang yang menggunakan VPN hanya untuk baca scanlation manga kantornya tidak pake VPN tentunya saya cannot relate. Tapi kalau kamu ada disini membaca artikel ini sekarang berarti kamu sedang mempertimbangkan apakah kamu butuh VPN atau tidak.

    Mari kita berkenalan dulu dengan VPN. Silahkan baca artikel ini, nggak panjang kok (semoga)

    . Minggu, 11 Oktober 2020 .

    5 Alasan Kenapa Kamu Butuh VPN

    popular posts

    IBX5B00F39DDBE69
    category
    lifehack
    Tampilkan postingan dengan label lifehack. Tampilkan semua postingan
    Tampilkan postingan dengan label lifehack. Tampilkan semua postingan
    . Minggu, 11 Oktober 2020 .

    kapan butuh VPN

    Selama WFH ini saya seringkali mendengar ((teman-teman)) saya mengeluh karena harus mengajari orang-orang kantor menggunakan VPN jika harus berkorespondensi seputar masalah kantor. 

    Sebagai orang yang menggunakan VPN hanya untuk baca scanlation manga kantornya tidak pake VPN tentunya saya cannot relate. Tapi kalau kamu ada disini membaca artikel ini sekarang berarti kamu sedang mempertimbangkan apakah kamu butuh VPN atau tidak.

    Mari kita berkenalan dulu dengan VPN. Silahkan baca artikel ini, nggak panjang kok (semoga)

    . Selasa, 20 Februari 2018 .

    cara berhenti merokok ampuh anti mainstream

    Ada yang kangen sama artikel separo curhat saya? Kayanya ngga ada, jadi saya skip aja ya postingan kali ini! *bener-bener minta digeruduk massa*

    Seperti biasa, artikel lifestyle nya duckofyork kan isinya suka-suka. Jadi ya pokoknya sesukanya saya aja gitu #DikeprukUlekanSambel nggak deng, kali ini saya mau berbagi cara berhenti merokok. Kenapa tiba-tiba saya bikin topik yang nggilani kayak gini? Karena saya mau dan itu yang saya suka! *dengan muka datar* *ala-ala audisi biskuat*

    . Minggu, 23 Oktober 2016 .



    Siapa disini yang suka makan teloooooor????? *sambil melambai-lambaikan tangan heboh* Kali ini saya mau agak-agak ide buat nge-review kitchen gadget yang saya beli dari Daiso Indonesia. Disclaimer dulu yaaa, saya gak dibayar untuk nge-review egg timer ini, dan saya beli egg timer nya pake uang sendiri (dan juga harganya mursida, hanya 25 ribu saja buibuuu). Saya belinya di Daiso Kota Kasablanka waktu lagi pulang ke Jakarta sambil memendam rasa doa supaya Daiso segera buka di Jogjakarta. Penasaran?

    . Jumat, 30 September 2016 .


    minimalist living di Indonesia

    Dari saya kecil, saya sudah terbiasa hidup maksimalis. Maklumlah, untuk ukuran keluarga kecil beranggotakan satu anak, rumah keluarga saya terbilang besar--cukup untuk koprol-koprol ke kiri dan ke kanan sepuluh kali kalo saya sedang bosan.

    Seiring bertambah dewasanya saya (ceileh), saya pun pindah ke rumah yang lebih kecil sendirian. Keluarga saya juga sudah hidup masing-masing menikmati masa tua. Jadilah saya yang terbiasa punya banyak barang mendadak harus downsizing semua harta benda yang saya miliki. Lucunya, jauh sebelum tinggal dirumah, saya tinggal di sebuah kamar asrama berukuran 3x1,8m yang sempitnya alamakjang. Waktu saya pindah ke rumah dari asrama, ternyata bawaan saya sekitar 12 kardus berukuran sedang.

    Saya jadi berpikir keras, "gila nih, gue punya apa aja dulu di asrama sampe bisa sepenuh ini?" Panik gak sih dirimu, ketika bawaan hidupmu di kamar yang sempit ternyata berhasil mengisi 3/4 rumah tipe 45?

    minimalist living in indonesia


    Sampailah saya pada kesimpulan kalau saya ini orangnya hoarding, alias penimbun. Apa yang saya timbun? apapun! hal-hal yang ngga penting dari kartu nama, brosur, pricetag baju, dan lain-lain semuanya ada. Saya sampai kewalahan sendiri melihatnya. 

    Awal-awal, saya berhasil meninggalkan hobi kebiasaan hoarding itu dan menggantinya dengan kehidupan yang lebih minimalis. satu tahun berlalu, dua tahun, tiga tahun...dan tidak terasa saya akan menikah. Otomatis dong, saya beres-beres rumah untuk make room buat pak suami--yang waktu itu masih calon. Berbekal e-book nya Marie Kondo & puluhan video youtube soal bersih-bersih, berbereslah saya.

    Mau tau hasilnya? saya berhasil ngiloin kertas sebanyak 75 kilogram kertas. 75 KILO SAUDARA-SAUDARA. Ngga tau saya itu 75 kilo kertas muncul secara ajaib dari mana. Nah itu baru kertas, dan belom yang lain-lain semisal.... satu kantong plastik sampah ukuran besar kosmetik yang ngga terpakai. Padahal kantong plastiknya bisa buat saya main petak umpet! huft.

    Bicara soal pak suami? dia sih lebih parah lagi. Tumpukan resep, katalog, dan sampel obat untuk hewan dimana-mana. Belom sisa-sisa rekam medik pasien pribadinya. Kadang kalau lagi beres-beres, saya suka sebel melihat goodie bag produk hewan yang berceceran dimana-mana.

    Nah belakangan, saya sering liat teman-teman saya posting di sosmed soal memulai minimalist living lagi di Indonesia--and I jumped right back into the Bandwagon, simply because I have to many stuff and I (deep down) really want to get rid of them.


    minimalist living in indonesia


    Setelah kepo riset secara ekstensif di sosial media, ternyata sekarang di Jepang dan US lagi ngetrend banget si minimalist living ini. Apa sih minimalist living itu? artinya kita hanya memiliki benda-benda yang kita butuhkan--bukan benda-benda yang sekadar memenuhi rumah kita. Bahkan minimalist living ini gak cuma sekadar masalah benda-benda yang kita miliki, tapi juga soal declutter jadwal dan sampah digital kita juga lho!

    Pernah ngga sih kamu merasa sebal melihat baju-bajumu, atau bosan melihat koleksi make-up mu yang itu-itu saja? Nah itu yang saya rasakan sekarang. Seiring dengan berjalannya waktu, kemeja flanel yang saya sukai di awal kuliah S1 itu sudah nggak menarik lagi, t-shirt band indie yang saya puja jaman SMA juga sudah berubah fungsi jadi baju tidur. And like it or not, I bet you have the same thing!

    Kalo bisa dibilang, saya juga belum bisa 100% meminimalisasi benda-benda dirumah sih. Contoh yang paling kongkrit adalah soal piring-piring dan gelas-gelas. Selama ini sih saya mikirnya mau jaga-jaga kalau suatu hari ada tamu banyak atau disuruh pinjemin piring untuk kendurian tetangga. Jadi sebenarnya masih banyak juga clutter alias benda-benda yang sebenarnya gak benar-benar saya butuhkan.

    Ini juga sih yang membuat saya masih sulit untuk memulai minimalist living di Indonesia. Untuk yang tinggal di kota boleh lah ya cuma punya 1-2 piring untuk diri sendiri, tapi kalau masih tinggal di kampung kayak saya ini? Mana bisaaaaa.... bisa-bisa dibilang sombong kalau ngga mau pinjemin piring pas acara-acara desa.

    minimalist living in indonesia

    Belum lagi tuntutan "satu baju gak boleh dipake dua kali". Duh jujur deh, ini tuntutan sosial yang paling ngga masuk diakal buat saya, tapi apa daya, kalau misalnya saya keliatan terlalu sering memakai satu outfit (yang menurut saya sudah kece badai cetar halilintar) nanti bisa-bisa tetangga-tetangga komentar "duh istrinya pak dokter masa bajunya itu-itu aja"--kan bete, karena pak suami dibawa-bawa.

    Padahal ya, yang namanya Marie Kondo itu juga bajunya cuma beberapa aja. Kalau misalnya saya mau simpen 1-5 baju yang itu-itu aja, sisanya saya jual setelah 2-3 kali pakai kok rasanya sayang betul. Belum baju preloved biasanya harganya jatuh. Just saying, saya juga bukan tipikal yang rajin beli baju kok, tapi kalau beli baju untuk 1-2 occasion aja rasanya sayang-sayang uang betul. Tapi sekali lagi ya, saya pun menyerah pada lingkungan sosial *kemudian mengangkat tangan dan melambaikan kepada kamera*.

    Jadi sebenarnya apa yang dibutuhkan untuk memulai minimalist living di Indonesia? Simpel, kita butuh mental dan keberanian. Keberanian untuk mendekap dompet erat-erat di musim sale dan lipen yang kita inginkan harganya mursida luar biasa dan mental untuk siap dicerca karena "gak punya apa-apa". Keberanian untuk bilang bahwa kita ngga perlu empat teko dengan warna yang berbeda, satu untuk teh, satu untuk kopi, satu untuk air dan satu lagi untuk sirup karena kita khawatir kalau dicampur-campur nanti rasa minumannya juga ikut kecampur. Keberanian untuk bilang ke pak suami kalau dia punya jatah 1 kardus saja untuk semua printilan non-fungsional yang ia bawa pulang dari kantor.

    Terus kalau udah punya mentalnya? Gimana?

    YA BERES-BERES DONG! *emosi*

    minimalist living in indonesia


    Kalau kita sudah yakin bakal memulai minimalist living, kita perlu banget menyiapkan target untuk beres-beres, dan kita bisa membagi proses beres-beres yang heboh itu menjadi beberapa bagian, misalnya, minggu ini kita akan beres-beres baju, minggu depan beres-beres buku, dan seterusnya, dan semuanya akan selesai dalam lima minggu. Percaya deh, memenuhi target ini berat banget, makanya sebelum saya beres-beres saya sempat berkali-kali membaca ulang bukunya Marie Kondo supaya paham teknik membereskan rumah yang efektif.

    Tapi kalau setelah saya resapi nih ya, satu-satunya teknik yang kamu butuhkan adalah niat dan fokus. Kalau kita mencoba beres-beres dalam posisi pikiran kemana-mana ya hasilnya bakal kemana-mana. Misalnya kalau kita beresin baju sambil mikirin makanan, ya ujung-ujungnya lari deh kita ke dapur dan beres-beresnya gak jadi dilanjutin. Kelar makan, eh udah keburu males, dan begitu seterusnya.

    Dan jujur, proses beres-beres paling berat untuk saya itu ada di bagian miscellaneous junk yang penuh memori. Susah ya, membuang benda-benda pemberian dari mantan dan mantan teman-teman yang emang sudah tidak kita butuhkan lagi (sambil duduk memangku parfum harga sekian juta yang sekarang sudah nggak pernah saya pakai) belum lagi kalau ada nilai sentimentil dari benda-benda tersebut. Hmmm.. makin jadi lah sulitnya. Belum kalau suatu saat mereka dateng terus nanya "eh *insert_nama_hadiah* dari gue mana??" tengsin betul deh.

    Ya sebenarnya sih, kalau kita mikirnya 'nantinya', 'nantinya', dan 'nantinya' ya gak jadi-jadilah kita hidup minimalis. Makanya kita benar-benar harus menekankan mindset untuk bersih-bersih dalam kehidupan yang seutuhnya. Jadinya, meskipun furnitur dan printilan kita dirumah sudah minimalis tapi hati kita masih maksimalis.

    Selepas beres-beres rumah, hal terpenting kedua adalah membereskan hati kita. Pernah ngga sih kita merasa hidup kita terlalu padat dan dipenuhi hal-hal yang sebenarnya kita butuhkan HANYA UNTUK EKSISTENSI?

    minimalist living in indonesia


    Well, saya selalu menekankan pada diri saya, busy is not always equal productive, sibuk tidak selalu sama dengan produktif. Ini penting banget. Setiap saya melihat jadwal saya, saya bisa mengatakan saya orang yang sibuk, tapi saya juga ngga bisa bilang saya orang yang produktif. Kesibukan apa sih yang bisa saya cut dari hidup saya?

    Ternyata setelah saya melakukan re-evaluasi terhadap kalender, banyak kok kesibukan yang bisa saya potong dari hidup saya. Contoh utamanya adalah nggosip dengan tetangga selepas sore hari, atau pergi ke arisan-arisan yang sebenarnya tidak terlalu saya sukai. Saya juga bisa memotong waktu saya didepan laptop dan bekerja. Saya masih bisa meluangkan waktu 10 menit untuk bermeditasi setiap harinya. And it's actually good for my soul.

    Tapi saya juga paham, tidak semua orang bisa seperti ini, khususnya ibu-ibu yang sedang mengasuh anak balitanya. Setiap hari pasti full dengan jadwal bersama anak. Yang ingin saya tekankan adalah, semua orang perlu me-time. Yang bisa mengukur seberapa produktif kita, ya kita sendiri. Bukan orang lain. Mungkin bagi saya, produktif itu berarti bisa menyelesaikan puluhan task dalam sehari, sedangkan bagi ibu-ibu yang lain, produktif itu berarti bisa menghabiskan 12 jam bersama anak tanpa gangguan yang berarti. Sah-sah aja kok.

    minimalist living in indonesia


    Karena minimalist living itu kan sebenarnya meminimalisir 'gangguan-gangguan' dari hidup kita supaya kita lebih happy dan lebih ceria. Jadi ini bukan hanya sekedar furnitur atau kalender, tapi juga bersih-bersih hati dan pikiran, gitu ibu-ibu.

    Kalau soal tetangga, orang-orang di kiri dan di kanan, saya juga tidak mampu untuk bilang kita harus nyuekin mereka, karena di lingkungan saya pun jelas saya tidak bisa melakukannya. Tapi kalau kita bisa menjelaskan pelan-pelan kenapa kita 'berubah', maybe they'll came along too, who knows? gak ada yang tau kalau misalnya kita malah bisa menginspirasi mereka.

    Jadi kapan kita mau mulai? Yuk saling support untuk memulai minimalist living sekarang!

    . Minggu, 08 Maret 2015 .

    Being in a Long Distance Relationship with a vet with a clinic apprenticeship means two things: a. he's very busy and work in long hours in a place that is super faraway and b. he will NEVER be available for Saturday night. I really want to slap myself in the face as hard as I could for signing up for this. It's not awesome being away, it's not awesome being left out, it's not awesome that he's always working and it's not awesome I got to be on my own on Saturday night.
    Far before I was feyonce--get it? feyonce, lol-- Saturday night means going out with my friends until ungodly hours. This ugly duckling will start eating at 5PM, coffee at 7PM, and then hit whatever we can hit at 10PM. Usually this involved a gang of drunken assholes and a hordes of chatty ladies. And now, this is the behavior my fiance hates the most and asked me countlessly to reffrain. 

    He's far! just secretly do it! Says a dozen of people already. Well, what good would I gain from such thing? In fact, if I get caught on doing it, it will caused a rift on something that's already vulnerable enough. 

    So just do coffee! Don't hit anything! Go home before 10! That, my friend, is not the essence. They call it "malam panjang" (long night --translation) because it doesn't last before 10 PM. 

    You're just finding a reason to have reckless fun with your friend! Now this, I understand where this is coming from, but when he was here, I'm taking him with me so he can see me and control my behavior. Now that he is faraway, I don't want any kind of trust issues risen, and this is one of those relationship that I'm not willing to give up or let go just because I want some little fun on the side.

    So I listed things that I could do for Saturday night. Sometimes alone in my room, sometimes somewhere else:

    1. Deep Relaxation

    I love aromatherapy and massage, so this works really well with me. Sometimes I spray my room with lavender scent (because my super paranoid dad kind of banned the usage of candles inside the bedroom) and just sit or sleep, relax while watching tv shows, reading some books, or just do anything to isolated myself from the hustle and bustle that is my home. If I have money (which I usually don't) I will treat myself to an evening in a spa or reflexology parlor to recharge my energy. After that I will just head home and sleep. My current home here is a starter home so I don't have bath tubs with water heater, but soak up your entire body in warm water helps your mind to relax a bit. And don't forget the fresh towel because fresh towel beats ANYTHING.

    2. Cooking -- for one.

    I usually cater to my fiance's tastebud, and we have different kind of opinion when it comes to food. I love cheese and dairy products, he hates cheese and is a lactose intolerant. I don't consider extra hot chili as a good dinner while he likes it hotter than hell. He doesn't like sweets and bananas...well, you are what you eat and I am super sweet, so...

    Cooking for myself is easy, I would just throw whatever leftover into one giant pot of awesomeness that is usually a butter rice, fried rice, mac and cheese, or even soups. And I don't have to worry about putting 'too much cheese'. And then I'll eat them while watching hells kitchen and imagine I was there. That kinda works for me.

    3. Phone a Friend that is Single and/or always complains about saturday night

    I have this one particular bestfriend who got my best interest at heart because, not only he was a victim of domestic partnership abuse for years, he's also very single and happens to fall in love with all the wrong chick all the time. So I ring up the phone, say hi and we're going to talk for hours, usually about work and nonsensical shit that happens in our daily life. This has go on from my college years, so we kinda have each other on saturday night, even before my fiance is in the picture.

    4. Go Shopping, and if you're broke, Shop for someone else!

    I recently helps my friend on visual merchandising for his store and to do some curating and shopping for him. Who doesn't love a good old retail therapy? But here's the catch; they only work when you got a dozen of dime in your pocket to spend carelessly. I did, however, find a way to get around this. First call a meddlesome female friend who usually happens to be single, ask her if she wants to go shopping, go shopping together and put on lots of clothes ON HER, not on you. You get the good feeling of the shopping, yet you don't have to pay, and your friends got new clothes. good one, ah?

    5. Troll on social media

    This is my favorite thing to do on saturday night especially when I'm alone. One of my bestfriend had this game where he would go on facebook and find angry status message then commented on them saying "i know it's my fault and i'm sorry". This is pure genius, if not pure evil. Watch the hilarity ensues from that comment. 

    I personally doesn't go for facebook. Have you guys heard about SECRET? It's a social media that is available on iOS and android. The idea is you post anonymously and anonymous people which was nearby would comment and like those posts. Kinda like facebook except it's full on anonymous. The worst thing about SECRET (or actually people's Secret post near me) is sometimes people posted nasty things like finding "friends with benefit" or straight on asking for sexual relievers in the form of chat sex, pics and so on. I have to admit they gave me creepers sometimes, but I did troll them in the funniest way possible in the form of the stupidest comment you could ever imagine. 

    well, that's my take for my saturday night. any idea what could I do for the next saturday night? 
    just kidding. I know this blog hasn't have a reader yet. But still, have a nice day!