Hari ini saya mau rendezsvous dulu ngomongin jaman masih muda dulu. Eh sekarang saya juga masih muda deng, hohohoho.
Sebelumnya saya mau tanya, pembaca duckofyork ini ada yang usianya masih remaja nggak sih? Kalau di analytics sih ada... tapi saya nggak yakin ada beneran. Coba yang merasa masih remaja silahkan unjuk jari di kolom komen ya. Yang ngerasa sudah pernah remaja atau punya anak usia remaja juga nggak apa-apa kalau mau unjuk komen -- kita anaknya nggak age-ist kok.
Jaman saya remaja dulu (trust me, nggak dulu-dulu banget juga sih) saya sempat punya body issues dan ngoyo untuk diet nggak jelas. Iya gengs iya, saya juga pernah remaja, tolong diingat ya.
Jadi kemarin itu saya ikut webinar launching Generasi Sehat Indonesia alias GESID. Webinar ini menjelaskan mengenai pentingnya edukasi gizi dan kesehatan bagi remaja. Ya secara remaja kan adalah generasi penerus bangsa ya... jadi penting banget bagi remaja untuk memiliki pengetahuan mengenai kesehatan.
Pengetahuan Kesehatan Bagi Remaja
Pengetahuan soal kesehatan bukan berarti hanya soal olahraga dan makanan sehat lho! Pengetahuan soal gaya hidup dan kegiatan-kegiatan yang mempengaruhi kesehatan juga penting buat remaja. Misalnya aja soal diet yang baik, pergaulan yang bertanggung jawab, dan lain-lain.
Hal-hal yang kecil (tapi penting!) seperti isi piringku, mengatasi peer pressure juga menjadi key factor dalam pengetahuan kesehatan bagi remaja.
Zaman dulu, pengetahuan seperti ini hanya bisa saya dapatkan melalui pelajaran Bimbingan dan Konseling--hanya saja jujur nih guru saya dulu bukan tipe guru BK yang bisa merangkul murid dan sepertinya sih lebih seneng nyetrap dan nge-judge murid. Jadi yaudah deh, mostly pengetahuan kesehatan reproduksi, nutrisi dan gaya hidup yang sehat saya dapatkan dari Internet.
I thank God jaman saya remaja internet masih merupakan safe haven bagi remaja-remaja outcast seperti saya. Tapi sekarang zaman berkembang dan di Internet sekalipun banyak info yang salah dan lingkungan yang toxic. Jadi, anak-anak jaman sekarang hidupnya lebih berat karena mereka bener-bener harus bisa mencari sumber informasi yang benar dan tepat.
Nah Danone Indonesia bekerjasama dengan Fakultas Ekologi Manusia Institut Pertanian Bogor meluncurkan modul Panduan Generasi Sehat Indonesia (GESID) yang dibagikan kepada sekolah-sekolah. Panduan ini lengkap banget dan menjelaskan soal masalah-masalah remaja saat ini mulai dari permasalahan gizi sampai dengan pendidikan karakter.
Generasi Sehat Indonesia
Salah satu tujuan GESID ini adalah memutus mata rantai stunting di Indonesia. Lho kenapa memutus mata rantai stunting malah dimulai dari remaja?
Karena remaja adalah calon orangtua gaes. Bahkan terkadang ada orangtua dengan usia yang masih remaja. Apabila remaja tidak tahu bagaimana mempersiapkan kesehatan tubuhnya sendiri, bisa jadi malah mereka nantinya akan melakukan hal-hal yang berbahaya bagi kesehatan mereka kedepannya.
Banyak lho remaja yang tidak memiliki bekal pengetahuan reproduksi yang mumpuni. Hal ini bisa menyebabkan tingginya penyebaran Infeksi Menular Seksual di kalangan para remaja dan juga membuat angka kehamilan di usia remaja meningkat. Padahal tubuh di usia remaja belum kuat untuk meng-handle kehamilan lho! kehamilan di usia remaja juga menjadi hal yang sangat beresiko baik bagi Ibu dan Anak.
Masalah lain yang timbul juga banyak, misalnya malnutrisi pada remaja yang bisa menyebabkan anemia dan kelahiran bayi yang stunting, dan lain-lain lagi.
Malnutrisi Ketika Remaja
Salah satu pembahasan dalam webinar ini yang cukup menarik bagi saya adalah soal Malnutrisi pada remaja. Jujur saya sama sekali nggak pernah kepikiran bahwa remaja juga bisa mengalami malnutrisi.
Malnutrisi sendiri didefinisikan sebagai kondisi gizi yang tidak tepat dimana asupan zat gizi tidak sesuai dengan kebutuhan tubuh dan menyebabkan kekurangan atau kelebihan gizi.
Jadi malnutrisi bukan cuma kekurangan gizi ya, kelebihan gizi seperti saya juga bisa dianggap sebagai Malnutrisi.
Waktu saya remaja (sampai sekarang sih sebenernya) saya punya masalah dengan body image. Karena saya termasuk late bloomer, badan saya sewaktu remaja lebih mirip laki-laki ketimbang perempuan. Diimbangi dengan main drum dan gitar, akhirnya lengan saya juga jadi lebih berotot seperti laki-laki.
Jujur ini bikin nggak pede banget karena pada saat itu belum ada istilah body shaming jadi denger panggilan "tepos" gitu udah biasa banget. Pada saat saya remaja juga entah kenapa tubuh kurus itu lebih desired, jadi saya berusaha banget untuk menurunkan berat badan.
Sekolah saya sendiri punya dua kali jam olahraga dalam seminggu. Satu kali untuk pelajaran olahraga sekitar 1,5 jam sedangkan satu kali lagi untuk lari pagi setiap hari jum'at sekitar lima kilometer. Harusnya dikombinasikan dengan pola makan sehat, badan saya harusnya sudah cukup ideal--but i want more, jadi saya mulai skip makan dan melakukan diet ekstrim
Saya nggak tahu pada saat itu saya punya masalah body image.
Body Image Pada Remaja
Body image adalah persepsi diri terhadap bentuk tubuh dan ini dipengaruhi oleh lingkungan sosial. Dulu rasanya mendengarkan orangtua itu 'nggak asyik' dan akhirnya saya pun juga lebih banyak mendengarkan pendapat teman sebaya saya.
Obsesi untuk mencapai body image yang ideal ini kalau dibiarkan bisa saja berkembang menjadi gangguan pola makan (eating disorder) seperti Bulimia dan Anoreksia--bahkan bisa berujung pada body dysmorphic disorder.
Kedua gangguan pola makan ini kalau dibiarkan bisa membuat remaja kekurangan Nutrisi sehingga membuat para remaja kekurangan gizi dan beresiko menimbulkan penyakit yang dalam jangka panjang mempengaruhi kesehatan misalnya saja Anemia pada remaja perempuan.
Anemia Pada Remaja Perempuan
Anemia dikenal oleh orang-orang awam sebagai kurang darah. Sebenernya bukan literally kurang darah sih, tapi anemia merupakan suatu kondisi dimana kadar hemoglobin (Hb) didalam darah kurang dari normal. Padahal hemoglobin adalah komponen dalam sel darah merah yang berfungsi untuk mengikat oksigen dan mengantarkannya ke seluruh tubuh kita.
Nah apa dampaknya jika kadar hemoglobin kita dibawah normal? Kita jadi kurang konsentrasi dan badan terasa kurang bugar. Ini beda ya dengan tekanan darah rendah! Kalau tekanan darah rendah itu kurangnya kemampuan otot jantung dalam memompa darah ke seluruh tubuh.
Apa Penyebab Anemia?
Sebagian besar anemia di Indonesia disebabkan oleh kekurangan zat besi. Kekurangan zat besi ini bisa terjadi karena kandungan zat besi dari makanan yang dikonsumsi tidak mencapai kebutuhan, padahal di masa pertumbuhan dan remaja kebutuhan zat besi dalam tubuh meningkat.
Anemia juga bisa timbul jika kita kehilangan darah atau terjadi perdarahan. Ini bukan hanya terjadi saat remaja putri mulai menstruasi lho ya, tapi bisa juga karena penyakit lain seperti Malaria dan Kecacingan.
Lho Terus Apa Hubungannya?
Saat remaja putri yang menderita anemia, dia juga berisiko menderita anemia nantinya saat hamil karena kebutuhan zat besi meningkat tiga kali lipat untuk membentuk plasenta dan pertumbuhan janin. Hal ini dapat berdampak negatif terhadap pertumbuhan dan perkembangan janin dalam kandungan. Selain itu, resiko kematian ibu dan bayi juga meningkat. Bayi yang dilahirkan juga beresiko stunting dan mengalami gangguan tumbuh kembang.
See, ini yang saya bilang soal masalah memutus mata rantai stunting.
Porsi Makanan Yang Tepat
Sebelumnya saya pernah membahas soal
isi piringku. Isi piringku adalah panduan porsi makanan yang tepat. Untuk remaja juga sebenarnya sama. Dalam sehari, remaja membutuhkan porsi makan antara 2200 kkal sampai dengan 2600 kkal tergantung dengan aktivitasnya.
Nah seringnya porsi makan yang tepat ini malah tidak terpenuhi karena remajanya... diet.
Ngga apa-apa diet selama asupan nutrisi terpenuhi, permasalahannya seringkali karena terpengaruh iklan, teman dan pergaulan akhirnya diet yang dilakukan malah diet ekstrim yang tidak sehat. Apalagi sampai mengonsumsi obat-obatan yang sebenarnya berbahaya!
Makanya selain membutuhkan
edukasi seputar gizi dan nutrisi, penting juga untuk punya pendidikan karakter yang tepat supaya ((kita)) nggak gampang terpengaruh sama teman--karena jujur aja nggak semua omongan teman itu perlu didenger.
Apalagi soal body image remaja. Nggak perlu lah dengerin temen, cukup hitung BMI sendiri dengan BMI Calculator untuk tahu apakah badan kita ideal atau tidak.
Dari sini bisa kita lihat kan kalau penting banget untuk menjaga agar remaja punya pengetahuan mengenai kesehatan yang baik dan tepat?
Dengan banyaknya misinformasi mengenai diet dan kesehatan di luar sana, jangan sampai para generasi penerus bangsa ini malah mendapatkan info yang salah dan berdampak dengan kesehatan mereka kedepannya. Meski belum banyak edukasi body image remaja, tapi alangkah baiknya kalau kita mengikuti jejak GESID ini dan mulai menyebarkan informasi penting mengenai body image yang sesungguhnya bagi para generasi penerus bangsa ini.
Yuk mulai sekarang kita ingatkan orang-orang disekeliling kita--terutama yang masih remaja--untuk memulai gaya hidup sehat dari sekarang!