• about me
  • menu
  • categories
  • Agi Tiara Pranoto

    Agi Tiara Pranoto

    Seorang Blogger Indonesia yang berdomisili di Yogyakarta. Selain menulis, dia juga sangat hobi bermain game FPS. Cita-citanya adalah mendapatkan passive income sehingga tidak perlu bekerja di kantor, apa daya selama cita-cita itu belum tercapai, dia harus menikmati hari-harinya sebagai mediator kesehatan.


    Siapa yang kalau mandi disini harus wangi-wangi? Sama, saya juga. Jadi kalau ada sabun mandi yang mengklaim punya sensasi wangi parfum yang tahan lama, melembutkan, juga menyegarkan badan seperti Vitalis Body Wash, tentu saya tertarik untuk nyobain dong.

    . Jumat, 27 Maret 2020 .

    [REVIEW] Vitalis Body Wash - Beneran Punya Sensasi Mandi Parfum?

    popular posts

    IBX5B00F39DDBE69
    . Jumat, 27 Maret 2020 .


    Siapa yang kalau mandi disini harus wangi-wangi? Sama, saya juga. Jadi kalau ada sabun mandi yang mengklaim punya sensasi wangi parfum yang tahan lama, melembutkan, juga menyegarkan badan seperti Vitalis Body Wash, tentu saya tertarik untuk nyobain dong.

    . Minggu, 22 Maret 2020 .


    Saya kemarin ditegur dong sama salah satu ((sejawat)) karena nggak mau copot sepatu di salah satu event. Permasalahannya sih sepele banget sebenarnya, saya tuh nggak pede kalau harus disuruh mencopot sepatu dan menunjukkan kaki saya bare feet karena saya takut kaki saya bau
    . Sabtu, 14 Maret 2020 .

    coronavirus indonesia


    Ah Coronavirus, sumber onar di awal tahun 2020 yang sukses bikin saya mati kutu dan terancam bokek total sampai waktu yang belum ditentukan. Dua minggu lalu Indonesia masih bebas coronavirus, sekarang sudah tidak ya?

    Iya, sudah ada orang indonesia yang terdeteksi positif Coronavirus. Sudah ada pula yang meninggal karena Virus yang satu ini. May the patient rest in peace, amen.

    Seperti yang sebelumnya sudah saya sampaikan di instagram story (makanya follow dong! liat doang follow kaga) dan di twitter, sebenarnya kita nggak perlu panik menghadapi Coronavirus. Jangan lengah, tapi juga jangan panik gitu. Enggak, kalian nggak perlu borong ratusan hand sanitizer atau nyetok 500 box masker.

    Oh ya, enggak perlu nyetok empon-empon sama bawang bombay juga. Ingat, kalian bukan VOC.

    Tapi ya, tak kenal maka tak sayang. Kebanyakan orang yang panik ini belum tahu apa itu Coronavirus makanya auto-survival mode kaya nonton film zombie. Engga, ini belom zombie apocalypse.

    Kenalan Dulu Yuk Sama Human Coronavirus/COVID-19

    Apa itu Coronavirus? Coronavirus adalah sebuah virus berstruktur Single Stranded RNA. Apa itu Single Stranded RNA? Jadi si virus S-RNA ini lebih mudah bermutasi karena strukturnya yang nggak stabil dibanding sama saudaranya yang strukturnya double helix seperti DNA. Jadilah dia virus yang sifatnya gampang berubah tergantung lingkungannya.

    Kenapa dia diberi nama Coronavirus? Karena bentuknya bulat terus disekelilingnya ada spike dari lipid alias lemak yang bentuknya kaya crown. Jadilah disebut Coronavirus. Bukan, ini bukan virus yang kerjaannya nongkrong di beer garden tiap weekend sambil request lagu izinkan aku.

    Sebenarnya karena saya 'dipekerjakan' di klinik hewan, nama Coronavirus ini sudah nggak asing lagi. Ya, Coronavirus sebenarnya adalah virus yang umum berada pada hewan dan biasanya sangat lemah. Kalau kalian punya anjing atau kucing pasti familiar dengan penyakit FIP pada kucing atau Parvo Like Enteritis di anjing. Nah, penyebab kedua penyakit ini adalah Coronavirus.

    Nah Coronavirus ini adalah penyakit zoonosis yang artinya bisa menular dari hewan ke manusia dan manusia ke hewan. Di manusia, sebelumnya sudah ada nih penyakit-penyakit menular yang disebakan oleh Coronavirus yaitu SARS (Severe Acute Respiratory Syndrome) dan MERS (Middle East Respiratory Syndrome).

    Apakah Coronavirus di hewan sama dengan Coronavirus di manusia? Jawabannya adalah tidak. Coronavirus punya empat strain, yang menyerang manusia atau human coronavirus merupakan Coronavirus strain beta. Ini adalah mutasi Coronavirus dimana si virus menjadi lebih cepat menyebar dan gampang ditularkan oleh manusia.

    Darimana Asal COVID-19?

    Meski belum ada literatur yang secara pasti menyatakan asal si COVID-19 ini, tapi dugaan para ahli menganggap bahwa COVID-19 berasal dari Wuhan Wet Market dimana terdapat kios-kios yang memperdagangkan hewan liar untuk dikonsumsi. Salah satu hewan liar yang dikonsumsi itu adalah Kelelawar.

    Kelelawar adalah salah satu hewan yang paling banyak membawa penyakit alias reservoir penyakit. Karena dia mamalia jadi penyakit yang dibawa kelelawar dapat menular dengan mudah ke manusia dan mamalia lainnya. Penyakit ini bukan cuma virus, tapi juga bakteri dan parasit lainnya. 

    Kenapa penyakit di kelelawar bisa menular kemana-mana tapi kelelawarnya nggak ikutan sakit? Karena si kelelawar bisa mengontrol suhu tubuhnya sehingga si penyakit bisa dorman alias bobo cantik didalam tubuh kelelawar. Contoh penyakit-penyakit yang dibawa kelelawar antara lain: nipah virus, rabies, coronavirus, histoplasmosis, salmonellosis, yersiniosis dan lain-lain. Penyakit ini bisa menyebar melalui gigitan kelelawar, makanan sisa kelelawar, konsumsi daging kelelawar, kotoran kelelawar dan lain-lain. 

    Jadi kalo kalian digigit kelelawar, kalian nggak bakal jadi batman. Segera pergi ke faskes terdekat. ASAP. 

    Dugaan kelelawar sebagai penyebar COVID-19 ini muncul karena sodaranya COVID alias SARS dan MERS juga ditularkan oleh kelelawar. SARS menular karena babi yang dikonsumsi manusia tergigit oleh kelelawar yang membawa coronavirus sedangkan MERS menular dimulai dari kelelawar buah yang memakan buah--nah sisa si buah itu jatuh dari pohon dan dimakan oleh unta. Si unta kemudian dikonsumsi oleh manusia. 

    Nah hipotesanya, si COVID menular di Wuhan karena di Wuhan Wet Market, si kelelewi ini dikonsumsi langsung oleh manusia. 

    Gila, ngapain orang makan kelelawar? Kaya nggak ada daging yang normal aja!

    Sister, daging kelelawar dipercaya menyembuhkan asma. Saya dan pak suami, pun pernah mengonsumsi kelelawar untuk obat asma tradisional. Apakah berpengaruh? Yes. Will I do it again? after COVID-19 I don't think so. 

    Terus Gimana COVID-19 bisa menyebar di manusia?

    Nah gimana ceritanya si coronavirus alias COVID-19 ini bisa menyebar di manusia dari si kelelawar yang diduga menyebarkan cornavirus? Penyebaran COVID-19 di manusia menular melalui droplets.

    Apa itu droplets? Droplets itu adalah 'kuah' yang terbang dari mulutmu saat kamu bersin dan batuk. Si Droplets ini bisa terbang sejauh 1.8 meter. Jauh ya? 

    Nah gejala si COVID-19 ini sangat mirip dengan flu biasa. Jadi ada demam, kemudian muncul Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA). Makanya diduga keras inilah kenapa virus ini 'nggak ketahuan' pada awalnya.

    Jadi begitu terinfeksi, selama 2-14 hari kita masuk masa inkubasi. Ya kebayang kan kalo selama 14 hari nggak ada gejala penyakit apa-apa, padahal ada virus yang mudah sekali menular? Kemudian muncul gejala flu seperti demam 38 derajat celcius dan ISPA yang kemudian bereskalasi menjadi kesulitan bernafas yang disebabkan oleh Pneumonia.

    Bagaimana Cara Mencegah Penularan COVID-19?

    Coronavirus sebenarnya adalah virus yang lemah karena selubung pelindungnya terbuat dari lemak (lipid) sehingga mudah hancur di cuaca panas, terkena alkohol, sabun dan juga tidak tahan di udara kotor. 

    COVID-19 sendiri bisa bertahan selama 5 menit sampai dengan 9 hari di permukaan benda mati, akan tetapi ia membutuhkan inang berupa sel hidup untuk bisa bertahan lebih lama. Jadi kalian nggak perlu khawatir jika kalian habis order casing handphone dari China. Enggak, COVID ngga bisa bertahan kalau ngga ada sel hidup yang menjadi inangnya.

    Salah satu cara untuk 'membunuh' COVID-19 adalah dengan menjaga kebersihan dengan rajin mencuci tangan, tidak sembarangan menyentuh wajah setelah memegang wajah, dan menjaga imun tubuh.

    Jadi supaya tidak mudah tertular, kalian harus menerapkan prinsip hidup bersih dan sehat, rajin cuci tangan dengan sabun cuci tangan beralkohol, menggunakan hand sanitizer jika tidak ada sabun cuci tangan, tidak sering-sering menyentuh wajah dan jangan lupa untuk selalu minum vitamin dan menjaga kesehatan.

    Bagaimana Caranya Saya Tahu Apakah Saya Terinfeksi COVID-19?

    Saat ini sudah ada beberapa rumah sakit yang memiliki fasilitas cek COVID-19. Silahkan hubungi RSUP di daerah kalian untuk mengecek ketersediaan pengecekan COVID-19. Untuk yang berada di Jogja, kalian bisa ke RS Panembahan Senopati Bantul dan RSUP dr. Sardjito. 

    Jika kalian habis berpergian ke tempat yang terdapat wabah COVID-19 dan memiliki gejala berupa:  demam ≦ 38 derajat celcius dan mengalami gejala ISPA seperti Batuk, Bersin dan Kesulitan Bernafas, maka laporlah ke puskesmas ataupun fasilitas kesehatan tingkat pertama lainnya. 

    Jika kalian memiliki gejala pneumonia maka kalian harus melakukan rontgen. Disini kalian akan dirujuk ke RSUP yang memiliki protokol penanganan COVID-19 dan diisolasi. Jadi kalian nggak akan masuk RS lewat IGD atau pintu depan, melainkan langsung ke ruang isolasi dan akan dirontgen menggunakan rontgen portabel untuk menegakkan diagnosis.

    Selama masa pengawasan, kalian akan secara rutin dicek dan diambil sampel untuk memastikan apakah kalian positif COVID-19 atau tidak.

    ( UPDATE: untuk test covid-19 kalian bisa baca detilnya di post ini ya)

    Kalau kamu habis berpergian ke daerah yang terkena wabah COVID-19 maka sebaiknya kamu melakukan self-quarantine terlebih dahulu selama 14 hari. Saya nggak paham kenapa pemerintah nggak menyarankan protokol self-quarantine karena ini adalah cara yang menurut saya paling baik untuk mencegah masuknya lebih banyak orang yang tertular COVID-19.

    Apakah Saya Perlu Menggunakan Masker Untuk Mencegah Penularan COVID-19?

    Kamu diharuskan menggunakan masker jika kamu dalam kondisi rentan terhadap penyakit, sedang mengalami gejala ISPA seperti batuk, bersin ataupun gejala flu untuk mencegah penularan atau jika kamu memiliki penyakit imunosupresan yang membuat sistem imun kamu lemah seperti HIV-AIDS, Tuberculosis, Lupus dan penyakit auto-imun lainnya serta orang-orang yang meminum obat untuk menekan imun seperti survivor transplantasi ginjal.

    Jadi kalian ngga perlu menimbun masker ya, beli secukupnya saja karena masih banyak orang yang membutuhkan masker di luar sana. Malah, kalau salah menggunakan masker, kalian bisa membahayakan diri sendiri. Masker cukup dipakai selama 4 jam sehari lalu harus dibuang dengan benar.

    (update April 2020: saat ini sudah diwajibkan untuk menggunakan masker kain saat beraktivitas, pertahankan PHBS ya, dispose masker sekali pakai dan rajin rajin cuci masker kain yang kalian gunakan selesai beraktifitas)

    Karena sebenarnya COVID-19 ini adalah self-limiting disease alias bisa sembuh sendiri, kalian harus menjaga sistem imun kalian agar tetap prima supaya bisa sembuh.

    Jadi kalau sudah nggak enak badan, sebaiknya istirahat di rumah dan minum banyak vitamin.

    infografis coronavirus indonesia, sifat human coronavirus, gejala dan pencegahan coronavirus


    Bagaimana Kalau Saya Terpapar Orang Yang Menderita COVID-19 atau Baru Pulang Dari Negara yang Terjangkit COVID-19?

    Jika kamu baru pulang dari luar negeri atau kamu berada dalam satu lingkungan bersama dengan orang yang menjadi suspect COVID-19 maka hal yang harus kamu lakukan pertama kali adalah melakukan Self Monitor.

    Self Monitor ini apa? Jadi kamu secara swadaya dan rutin memonitor kondisi tubuhmu, salah satunya dengan mengecek suhu badan setiap pagi dan sore hari.

    Sebaiknya sih, jika ada simtom apapun di badan dicatat melalui diary atau aplikasi kesehatan. Saya nggak tahu persisnya app apa yang cocok tapi selama ini saya mencatat menggunakan P.C My Calendar, aplikasi pencatat periode menstruasi, tapi dia punya fitur notes dan diary untuk mencatat simtom yang lumayan.

    Kalau kalian nggak mau pake aplikasi, catat saja manual di notes hp lengkap dengan gejala dan apa yang kalian rasakan. Kalau males ngetik di HP dicatat manual di buku diary juga engga apa-apa, yang penting ada catatannya.

    Jika kalian demam tinggi disertai dengan batuk/bersin dan gangguan pernafasan lainnya, segera hubungi penyedia layanan kesehatan di sekitar kalian ya! Lalu tunjukkan aja si catatan self monitor yang kalian lakukan untuk mempermudah penegakkan diagnosa serta membantu tenaga kesehatan menentukan layanan kesehatan apa yang cocok untuk anda.

    Berapa Lama Idealnya Melakukan Self Monitor?

    Self monitor idealnya dilakukan selama 14 hari. Mengapa? Karena proses inkubasi COVID-19 di tubuh manusia memakan waktu 14 hari. 

    Dalam tempo waktu 14 hari itu kalian disarankan juga untuk melakukan self-isolation atau mengisolasi diri sendiri di rumah. Tujuannya supaya mencegah penyebaran virus selama masa inkubasi. 

    Sekarang sudah banyak kan kantor dan instansi yang memerintahkan untuk self-isolation dan self quarantine selama 14 hari? Jadi kalian bisa kerja dari rumah.

    Yang Dilakukan Saat Self-Isolation & Self-Quarantine

    Ini adalah hal yang menurut saya kurang disosialisasikan oleh pemerintah, jadi saya menggunakan protokol yang diset oleh CDC Amerika.

    Idealnya saat Self-Quarantine, kalian harus:

    1. Menjaga dan mengurangi kontak dengan dunia luar sebisa mungkin. Jika kalian harus berpergian untuk kebutuhan esensial seperti berbelanja, pergi ke apotik dan sebagainya hindari jam jam yang ramai dan pergilah menggunakan kendaraan pribadi. Jika kalian harus menggunakan kendaraan umum maka selalu gunakan masker.
    2. Secara berkala membersihkan rumah dan baju dengan disinfektan
    3. Selama berada dirumah, usahakan agar jangan berada dalam satu ruangan dengan anggota keluarga lainnya dan hindari berbagi alat makan dengan orang rumah
    4. Cuci tangan dan muka secara berkala dan mejaga kebersihan
    5. Tunda semua evaluasi kesehatan yang non esensial seperti pergi ke dokter mata, membersihkan karang gigi dan lain sebagainya
    6. Untuk memonitor diri sendiri, catat simptom dan periksa temperatur tubuh 2 kali sehari di pagi dan sore hari. Juga catat jika suhu tubuh naik secara tiba-tiba.
    7. Jika gejala memburuk segera hubungi dokter dan penyedia layanan kesehatan terdekat. Jangan lupa beri informasi kalau kalian habis berpergian dari wilayah yang terjangkit COVID 19

    Saya Harus Berpergian, Dimana Saya Bisa Melakukan Check-Up untuk COVID-19 dan Bisakah Saya Mendapat Surat Keterangan Bebas Coronavirus?

    Jika kalian harus berpergian atau baru pulang berpergian dan ingin melakukan test untuk COVID-19, maka kalian bisa melakukannya di Rumah Sakit Pemerintahan di provinsi kalian.

    Nantinya kalian akan menjalani cek darah dan rontgen. Jika tidak ditemukan tanda-tanda pneumonia maka kalian tidak akan di-swab (negatif COVID-19). Kalau ada tanda-tanda pneumonia maka kalian harus diswab untuk mengecek keberadaan COVID-19.

    Kalian juga bisa meminta surat keterangan bebas coronavirus jika sudah melakukan medical check up untuk mengetes COVID-19 ini.

    Sejauh ini, berdasarkan info yang saya kumpulkan dari media sosial, tes COVID-19 ini gratis apabila kamu merupakan suspect COVID-19. Akan tetapi tes rontgen dan tes darahnya tetap membayar apabila atas permintaan pribadi dengan menggunakan biaya pribadi (berdasarkan pantauan saat ini harga tesnya di kisaran 650 ribu). Silahkan konsultasikan dengan penyedia layanan kesehatan dan rujukan BPJS jika kalian adalah pengguna BPJS.



    (Info ini terakhir diupdate tanggal 14/03/2020, jika ada update lebih lanjut nanti akan saya update lagi post ini)
    . Minggu, 08 Maret 2020 .


    Sejujurnya tiap saya ngepost makanan, saya paling bete kalo dihajar sama pertanyaan (atau pernyataan) “traktir dong, akhir bulan nih!” atau “gue bokek karena liat feeds elo!”
    . Minggu, 01 Maret 2020 .



    Kemarin saat saya sedang berselancar di facebook, ada teman saya yang berbagi status dari sebuah grup. Si empunya status bercerita kalau total hutangnya di berbagai aplikasi pinjaman online mencapai 75 juta rupiah, belum termasuk hutang credit cardnya di beberapa bank ternama. 

    Asli saya pusing banget liatnya. Terasa denyut nadi melambat, kepala rasanya berputar, ruangan tempat saya duduk rasanya mengecil dan menyempit, pokoknya PUSING!!! Padahal yang ngutang bukan saya, saya cuma baca doang, LOL 

    Setelah saya cermati, di status tersebut terpasang screenshot belasan aplikasi pinjaman online, yang saya yakin banget hampir semuanya nggak terdaftar di OJK. Gila!!! Buat apa sih coba coba pinjam online dari yang nggak terdaftar begini??? Secara yang terdaftar aja udah mulai banyak kan ya?? Terus kenapa harus milih yang nggak terdaftar gitu kan ya???

    Ini nih yang namanya jerat rentenir millenium.

    Kalo jaman dulu yang namanya ngutang sama rentenir itu kayanya serem banget ya. Bayangannya ngutang sama preman yang galak dan pake ngejaminin BPKB sama STNK bahkan kadang sertifikat tanah. Awalnya jasa ini beredar dari mulut kemulut, lama kelamaan, mereka mulai mengiklankan bisnisnya. Cara nyarinya gampang, cukup ikuti iklan iklan “anda butuh dana cepat” di pinggir jalan.

    Nah lama-kelamaan bisnis rentenir ini mati gaes. Kenapa? Karena orang lama-lama menghindari iklan iklan dana cepat seperti itu. Orang lama-lama tau kalo bisnis dana cepat itu ya rentenir, bunganya gila-gilaan.

    Terus muncul deh aplikasi pinjeman online ini. Awalnya sih biasa aja, banyak yang ngeshare karena bisa beli pulsa, bisa cicil gadget di online marketplace, pokoknya normal.

    Sampai orang-orang sadar kalau hapenya ‘disadap’ oleh aplikasi-aplikasi ini. Well, not exactly disadap, karena kita yang ngasih permission ke aplikasi aplikasi ini untuk mengambil data-data kita seperti kontak, daftar panggilan, lokasi, foto dan lain-lain. Ini kombinasi antara orang-orang yang nggak pernah baca terms and condition dan emang sejak awal aplikasinya berniat mengambil data kita sih.

    Kenapa harus sampai mengambil kontak, daftar panggilan, etc? Emang buat apa sih data-data itu?

    Jadi gini gaes, yang namanya utang kan pasti butuh jaminan, ya nggak sih? Utang di bank aja perlu jaminan macem macem, supaya kalo kita nggak bayar utang ada dong harta kita yang bisa dilelang sama bank untuk nutupin kekurangan harta kita. Bener apa bener?

    Selain buat dijual, kadang jaminan itu dikeep sama pemberi utang untuk menjamin biar kita nggak kabur. Misalnya, yang suka utang di kantor, ijazahnya ditahan sama kantor biar engga bisa cari kerja di tempat lain sebelum utangnya ke kantor lunas.

    Nah dulu di rentenir yang sering dijadiin jaminan kan BPKB dan STNK, tapi para rentenir ini sadar bahwa nggak efisien banget nyimpen BPKB dan STNK se Indonesia kan ya? Mereka pun cari jaminan lain yang mudah tapi sangat bernilai.

    Kalau kalian pikir foto selfie sama KTP kalian adalah jaminan buat para pemberi utang ini, kalian salah besar! Foto selfie dan KTP itu cuma sebagai identitas pendaftaran aja, biar mereka tahu siapa yang utang. Jaminan yang kalian berikan jauh lebih berharga daripada itu. Jaminan kalian adalah DATA kalian.

    Lho, semahal apa sih data sampe data yang dijadikan jaminan?

    Data itu mahal banget gaes, di taun 2019 kemaren ada riset yang mengatakan komoditi termahal bukan lagi oil and gas kaya jaman dulu melainkan data. FYI, ada lho pihak-pihak yang rela membayar mahal demi mendapatkan data-data kalian, contohnya aja kaya kasus cambridge analytica yang sempat heboh kemarin.

    Kenapa Perlu Jaminan? Karena Ada Orang yang Ngutang tapi Nggak Niat Bayar

    Saya sendiri nggak suka sama yang namanya hutang, tapi emang kadang kalo lagi kepepet mau gimana kan ya?? Asal habis itu utangnya dibayar sih nggak apa apa. Saya sempet bahas di postingan soal bayar membayar utang kalo di dunia ini ada orang-orang yang doyan banget ngeles pas ditagih utangnya. Dibaca deh.

    Cuma masalahnya begini gengs, banyak banget yang nggak nyadar kalo ngutang di aplikasi online itu ngutang beneran. Udah gitu pas ditagih, galakan yang ngutang.

    Serius nih. Saya bicara dengan kapasitas sebagai tukang tagih utang jaman kuliah dulu lol.

    Kenapa? Karena masih bayak banget orang Indonesia yang belum paham soal financial planing. Buktinya apa? Entuh masih banyak yang kemakan analisis saham gorengan dan ngga nyatat pemasukan dan pengeluaran. Jadi taunya cuma nyari duit dan ngabisin duit aja, tapi mengelolanya nggak paham.

    Dan itu hal yag wajar karena ya jujur aja, waktu sekolah dulu saya juga nggak diajari cara ngisi SPT, cara berinvestasi yang aman, cara mengajukan credit card, dan sebagainya. Dulu, hal-hal kayak gini dianggapnya belum jadi kebutuhan jadi yaaa... paling penyuluhan di SMA itu isinya adalah seputar narkoba, reproduksi, yah yang begitu-begitu deh.

    (Udah jadi materi penyuluhan rutin pun masih banyak kok yang terjerumus, apalagi kalo ngga ada penyuluhannya lol)

    Belom lagi ditambah ‘kemudahan-kemudahan’ yang ditawarkan oleh pinjaman online dan teman-temannya itu. Saya pernah tuh ngerasain namanya timeline medsos isinya temen-temen yang beli perlengkapan rumah tangga yang receh-receh dan nominalnya nggak sampai 30 ribu rupiah tapi belinya pake aplikasi pinjaman online.

    Bayangin soklin harga 28 ribu aja dicicil 6 bulan. Tapi tiap bulan mesti bayar biaya administrasi 10 ribu. Rugi amat.

    Coba kita itung-itungan ya, 28 ribu dibagi 6 ya sekitar 4.500 rupiah perbulannya.
    Terus ditambah biaya admin tiap bulan 10 ribu.
    Jadi selama 6 bulan kita nyicil 14 ribu untuk soklin seharga 28 ribu. Sehat??

    Jadi Kita Nggak Boleh Ngutang Nih Mbak?

    Saya nggak bilang kalian nggak boleh ngutang ya, saya cuma bilang berhitunglah sebelum berhutang. Banyak nih temen temen saya yang termasuk tim cicil cicil, kalau beli barang nyiciiiil terus, tapi nggak dihitung apakah jumlah cicilannya itu besar atau enggak.

    Sekilas nilai cicilan barang-barangnya emang kecil. Nggak ada yang melebihi 250 ribu rupiah perbulan. Tapi dia nyicil 10 item. Total-totalnya bisa 2,5 juta sendiri padahal gajinya ya 6-7 juta saja. Kok jadi banyak ya?

    Belum lagi kita lebih nggak sadar dalam menghabiskan uang yang sifatnya digital. Sebagai contoh, saya pernah nanya sama teman-teman di IG yang doyan go-food, sekali go-food abis berapa sih? Seminggu berapa kali gofood? Ternyata kalau dihitung-hitung ada yang bisa habis ratusan ribu dan bahkan jutaan untuk go-food tapi enggak sadar.

    Itu baru gofood yang bayarnya kerasa. Gimana kalo pake paylater yang bayarnya belakangan?

    Jangan sampe kaya saya yang pas ngitung history gopay shock karena ngabisin 375.000 buat bakso tusuk dalam kurun waktu sebulan.

    Paylater dan cicilan-cicilan kartu kredit itu emang memudahkan, tapi ya jangan digampangin juga. Tetep dong namanya utang ya harus dibayar. Jangan sampai ketika ditagih malah galakan kitanya.

    Apa Jangan-Jangan Kita Kecanduan Hutang?

    Ngga cuma satu atau dua kali saya mendengar cerita tentang pasangan yang bercerai karena salah satunya punya hutang banyak tanpa sepengetahuan yang lain. Ada juga orang yang saking banyaknya menumpuk hutang kecil-kecil tidak sadar ahirnya hutangnya menjadi banyak.

    Terus karena adanya aplikasi pinjaman online seperti ini, kita jadi ingin berhutang dan menggampangkan cicilan-cicilan tersebut dengan tidak segera membayarnya.  Ngga heran sih, karena banyak juga kasus dimana orang-orang yang berhutang tersebut nggak sadar kalau mereka harus membayar hutangnya dengan nilai yang fantastis karena setiap bulan hanya melunasi cicilan minimum.

    Ada juga (dan banyak!) aplikasi pinjaman online yang melarang kita melunasi pinjaman sebelum tempo pelunasan.

    Disini meski sebenarnya aplikasi ini harus terdaftar di OJK, sadly saya harus bilang bahwa bukan tanggung jawab OJK jika ada orang-orang yang terjebak di kondisi gali lubang tutup lubang seperti ini. Ya mungkin untuk satu dua kasus dimana memang orangnya butuh banget saya masih bisa paham... tapi ada lho, orang yang hutangnya malah ditumpuk di aplikasi online dan nantangin aplikasinya untuk menagih.

    Karena aplikasinya juga ilegal ya kemungkinan mreka nggak akan bawa kasus ini lewat jalur hukum juga sih. Paling banter cuma disatronin debt collector.

    Ada juga yang bilang mereka punya rasa puas setelah berbelanja tanpa merasa mengeluarkan uang. Well, this is the dangerous ones, karena sebenernya kita tetap keluar uang saat belanja dengan utang, cuma keluarnya nggak pada saat itu juga sih.

    Jangan-jangan, Bukan salah aplikasinya, tapi emang kita yang doyan ngutang?

    Ah jadi pusing. Ayo kita ngopi dulu. Bayarnya pake kartu kredit ya, lagi ada promo buy one get one <3