• about me
  • menu
  • categories
  • Agi Tiara Pranoto

    Agi Tiara Pranoto

    Seorang Blogger Indonesia yang berdomisili di Yogyakarta. Selain menulis, dia juga sangat hobi bermain game FPS. Cita-citanya adalah mendapatkan passive income sehingga tidak perlu bekerja di kantor, apa daya selama cita-cita itu belum tercapai, dia harus menikmati hari-harinya sebagai mediator kesehatan.

    Ternyata Start-Up Juga Berperan Dalam Memajukan Daerah 3T Selama Pandemi Lho!

    dayamaya bakti

    Apa sih yang kalian pikirkan saat mendengar soal startup? Mungkin sebagian dari kalian bakal berpikir soal drama korea atau soal perusahaan rintisan yang bermunculan sejak beberapa tahun belakangan. 

    Nah tahukah kalian kalau start-up juga bisa berperan serta dalam pembangunan masyarakat?

    Apa sih Start-up?

    Start up itu sebenarnya adalah istilah untuk perusahaan rintisan yang berjalan dibawah lima tahun, namun sekarang istilah start up agak bergeser menjadi perusahaan rintisan yang bergerak di bidang inovasi dan teknologi. 

    Kayaknya sekarang banyak juga perusahaan teknologi yang besar dan tetap disebut start-up sih. Ya contohnya kayak para start-up unicorn yang ramai disebut-sebut di media. 

    Meski sebenarnya banyak start-up yang bergerak di bidang teknologi identik dengan kegiatan bakar-bakar uang dan tebar promo, tapi banyak juga lho start up yang bekerjasama dengan pemerintah untuk membantu mensejahterakan masyarakat. Contohnya start-up yang tergabung dalam program DAYAMAYA dari Kementerian Komunikasi dan Informatika. 

    Program Dayamaya

    Program Dayamaya adalah program yang diselenggarakan oleh Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) Kementerian Komunikasi dan Informatka. Program ini bertujuan untuk mengembangkan potensi ekonomi di daerah 3T. 

    Apa sih daerah 3T itu? Daerah 3T adalah daerah terdepan, terluar dan tertinggal. Biasanya konotasi yang melekat dengan daerah 3T adalah daerah miskin yang lokasinya remote dan belum tersentuh oleh teknologi--padahal nggak selalu lho!

    Saat ini, dengan program Dayamaya, harapannya start-up, komunitas dan UMKM yang terlibat dalam program ini dapat saling bekerjasama untuk mempercepat kemajuan di daerah 3T. 

    Seperti Apa Sih Peran Start-Up dalam Program Dayamaya?

    Ada delapan belas inisiatif yang saat ini telah berkesempatan untuk memberikan kontribusi kepada masyarakat sesuai bidangnya masing-masing.

    Sebagai contoh, salah satu inisiatif start-up yaitu Atourin adalah platform jasa pariwisata online yang memiliki fitur-fitur seperti travel planning, mencari acara seputar pariwisata, mencari guide sampai dengan virtual tour.

    atourin dayamaya bakti kominfo

    Yang dilakukan oleh Atourin di Dayamaya adalah menyelenggarakan pelatihan dan sertifikasi pemandu wisata di Pulau Natuna pada tahun 2019. Para pemandu wisata ini sudah memiliki lisensi, lebih berani melakukan self-branding dan juga mulai belajar memanfaatkan media sosial untuk promosi. 

    Nah, sekarang kan pandemi… gimana ya nasibnya para tour guide ini? Jangan khawatir karena selama pandemi ini Atourin menyediakan program pelatihan cara membuat virtual tour secara daring bagi pemandu wisata se-Indonesia.

    Harapannya sih para pemandu wisata dapat memanfaakan internet untuk menyediakan layanan virtual tour,  baik kepada wisatawan dalam negeri maupun mancanegara. 

    Selain Atourin, ada juga Cakap, yaitu platform online pembelajaran bahasa asing. Tentunya kita tahu dong kalau di era sekarang ini bahasa asing itu penting banget dalam kehidupan?

    Pada tahun 2019, Cakap telah menyelenggarakan digital assesment di Kabupaten Sabu Raijua dan Kabupaten Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur. Program ini diikuti oleh peserta dengan tingkat pendidikan setara pelajar SMA sebanyak 250 orang. 

    Pssst… meskipun dilakukan secara online, assesment ini nggak main-main karena mereka menggunakan standarisasi the Comon European Framework of Reference for Languages atau singkatan gaulnya CEFR. Pengajarnya juga merupakan guru Bahasa Inggris Asing atau ESL Teacher.

    Di masa pandemi ini, kelas online untuk para pelaku industri pariwisata ini dibuka secara gratis di website resmi Cakap. Sejauh ini sudah ada beberapa daerah yang mendaftar yaitu Kalimanta Selatan, Maluku Utara, Sulawesi Utara dan Bangka Belitung. 

    Lain lagi dengan Jahitin Academy. Dari namanya saja sudah ketebak ya kalau ini merupakan startup yang bergerak di bidang jahit menjahit. 


    Melalui Dayamaya, Jahitin Academy memberdayakan para penjahit untuk memanfaatkan limbah kain tenun di daerah Provinsi NTT khususnya di daerah Sumba Barat dan Sumba Barat Daya. 

    Limbah kain tenun ini nantinya dijadikan cushion pillow dan item-item lainnya yang memiliki nilai jual. Nggak hanya soal mengolah  kain tenun menjadi bahan yang bernilai tinggi, para penjahit ini pun diajarkan cara mengakses pasar. 

    Sekarang para penjahit ini sudah punya akses langsung yang berhubungan dengan dinas perdagangan. Keren banget ya?

    Saat ini di masa pandemi, Jahitin kembali memberikan pelatihan kepada para penjahit untuk membuat masker sesuai dengan standar kesehatan yang difasilitasi oleh BAKTI dan Kementerian Desa dan Pemberdayaan Daerah Tertinggal.

    Hasilnya para penjahit ini berhasil mendapatkan orderan membuat 5000 pcs masker lho!

    Membangun Daerah 3T adalah PR Kita Bersama!

    Kita harus ingat bahwa daerah 3T juga merupakan wilayah Indonesia. Orang-orang yang tinggal disana adalah saudara kita yang harus kita rangkul dan kita ajak maju bersama. 

    Jadi PR membangun daerah 3T ini bukan hanya tugas pemerintah semata, tapi juga tugas kita semua. Pemerintah bertanggung jawab untuk merangkul pihak-pihak yang bisa berperan membawa perubahan dan kemajuan di daerah 3T. 

    Jadi teknologi harus bisa menyatukan kita semua. Yuk mari kita dukung inisiatif inisiatif seperti ini di lingkungan kita!

    Penasaran dengan dayamaya? Klik disini untuk tahu lebih banyak inisiatif dari dayamaya!

    dayamaya bakti

    Apa sih yang kalian pikirkan saat mendengar soal startup? Mungkin sebagian dari kalian bakal berpikir soal drama korea atau soal perusahaan rintisan yang bermunculan sejak beberapa tahun belakangan. 

    Nah tahukah kalian kalau start-up juga bisa berperan serta dalam pembangunan masyarakat?

    Apa sih Start-up?

    Start up itu sebenarnya adalah istilah untuk perusahaan rintisan yang berjalan dibawah lima tahun, namun sekarang istilah start up agak bergeser menjadi perusahaan rintisan yang bergerak di bidang inovasi dan teknologi. 

    Kayaknya sekarang banyak juga perusahaan teknologi yang besar dan tetap disebut start-up sih. Ya contohnya kayak para start-up unicorn yang ramai disebut-sebut di media. 

    Meski sebenarnya banyak start-up yang bergerak di bidang teknologi identik dengan kegiatan bakar-bakar uang dan tebar promo, tapi banyak juga lho start up yang bekerjasama dengan pemerintah untuk membantu mensejahterakan masyarakat. Contohnya start-up yang tergabung dalam program DAYAMAYA dari Kementerian Komunikasi dan Informatika. 

    Program Dayamaya

    Program Dayamaya adalah program yang diselenggarakan oleh Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) Kementerian Komunikasi dan Informatka. Program ini bertujuan untuk mengembangkan potensi ekonomi di daerah 3T. 

    Apa sih daerah 3T itu? Daerah 3T adalah daerah terdepan, terluar dan tertinggal. Biasanya konotasi yang melekat dengan daerah 3T adalah daerah miskin yang lokasinya remote dan belum tersentuh oleh teknologi--padahal nggak selalu lho!

    Saat ini, dengan program Dayamaya, harapannya start-up, komunitas dan UMKM yang terlibat dalam program ini dapat saling bekerjasama untuk mempercepat kemajuan di daerah 3T. 

    Seperti Apa Sih Peran Start-Up dalam Program Dayamaya?

    Ada delapan belas inisiatif yang saat ini telah berkesempatan untuk memberikan kontribusi kepada masyarakat sesuai bidangnya masing-masing.

    Sebagai contoh, salah satu inisiatif start-up yaitu Atourin adalah platform jasa pariwisata online yang memiliki fitur-fitur seperti travel planning, mencari acara seputar pariwisata, mencari guide sampai dengan virtual tour.

    atourin dayamaya bakti kominfo

    Yang dilakukan oleh Atourin di Dayamaya adalah menyelenggarakan pelatihan dan sertifikasi pemandu wisata di Pulau Natuna pada tahun 2019. Para pemandu wisata ini sudah memiliki lisensi, lebih berani melakukan self-branding dan juga mulai belajar memanfaatkan media sosial untuk promosi. 

    Nah, sekarang kan pandemi… gimana ya nasibnya para tour guide ini? Jangan khawatir karena selama pandemi ini Atourin menyediakan program pelatihan cara membuat virtual tour secara daring bagi pemandu wisata se-Indonesia.

    Harapannya sih para pemandu wisata dapat memanfaakan internet untuk menyediakan layanan virtual tour,  baik kepada wisatawan dalam negeri maupun mancanegara. 

    Selain Atourin, ada juga Cakap, yaitu platform online pembelajaran bahasa asing. Tentunya kita tahu dong kalau di era sekarang ini bahasa asing itu penting banget dalam kehidupan?

    Pada tahun 2019, Cakap telah menyelenggarakan digital assesment di Kabupaten Sabu Raijua dan Kabupaten Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur. Program ini diikuti oleh peserta dengan tingkat pendidikan setara pelajar SMA sebanyak 250 orang. 

    Pssst… meskipun dilakukan secara online, assesment ini nggak main-main karena mereka menggunakan standarisasi the Comon European Framework of Reference for Languages atau singkatan gaulnya CEFR. Pengajarnya juga merupakan guru Bahasa Inggris Asing atau ESL Teacher.

    Di masa pandemi ini, kelas online untuk para pelaku industri pariwisata ini dibuka secara gratis di website resmi Cakap. Sejauh ini sudah ada beberapa daerah yang mendaftar yaitu Kalimanta Selatan, Maluku Utara, Sulawesi Utara dan Bangka Belitung. 

    Lain lagi dengan Jahitin Academy. Dari namanya saja sudah ketebak ya kalau ini merupakan startup yang bergerak di bidang jahit menjahit. 


    Melalui Dayamaya, Jahitin Academy memberdayakan para penjahit untuk memanfaatkan limbah kain tenun di daerah Provinsi NTT khususnya di daerah Sumba Barat dan Sumba Barat Daya. 

    Limbah kain tenun ini nantinya dijadikan cushion pillow dan item-item lainnya yang memiliki nilai jual. Nggak hanya soal mengolah  kain tenun menjadi bahan yang bernilai tinggi, para penjahit ini pun diajarkan cara mengakses pasar. 

    Sekarang para penjahit ini sudah punya akses langsung yang berhubungan dengan dinas perdagangan. Keren banget ya?

    Saat ini di masa pandemi, Jahitin kembali memberikan pelatihan kepada para penjahit untuk membuat masker sesuai dengan standar kesehatan yang difasilitasi oleh BAKTI dan Kementerian Desa dan Pemberdayaan Daerah Tertinggal.

    Hasilnya para penjahit ini berhasil mendapatkan orderan membuat 5000 pcs masker lho!

    Membangun Daerah 3T adalah PR Kita Bersama!

    Kita harus ingat bahwa daerah 3T juga merupakan wilayah Indonesia. Orang-orang yang tinggal disana adalah saudara kita yang harus kita rangkul dan kita ajak maju bersama. 

    Jadi PR membangun daerah 3T ini bukan hanya tugas pemerintah semata, tapi juga tugas kita semua. Pemerintah bertanggung jawab untuk merangkul pihak-pihak yang bisa berperan membawa perubahan dan kemajuan di daerah 3T. 

    Jadi teknologi harus bisa menyatukan kita semua. Yuk mari kita dukung inisiatif inisiatif seperti ini di lingkungan kita!

    Penasaran dengan dayamaya? Klik disini untuk tahu lebih banyak inisiatif dari dayamaya!

    . Minggu, 06 Desember 2020 .

    2 komentar

    1. Ada lomba menulis Anugerah Pewarta Astra 2020 yang menarik buat diikuti. Ini linknya....

      https://lombafotoastra.satu-indonesia.com/lfa-apa-2020/

      Ada kesulitankah dalam mendaftar atau mengunggah karya di Lomba Foto Astra dan Anugerah Pewarta Astra 2020?

      Jika ada, silakan hubungi Ilham di WA 08561365120.

      BalasHapus
    2. Wah, aku jadi tertarik sama Jahitin. Salut ya sama penggiat startup-nya memilih "bidang" yang belum umum untuk startup-nya. Itu mereka bahan untuk pembuatan bajunya pakai kain yang dari NTT gitu ya, mbak?

      BalasHapus

    popular posts

    IBX5B00F39DDBE69