• about me
  • menu
  • categories
  • Agi Tiara Pranoto

    Agi Tiara Pranoto

    Seorang Blogger Indonesia yang berdomisili di Yogyakarta. Selain menulis, dia juga sangat hobi bermain game FPS. Cita-citanya adalah mendapatkan passive income sehingga tidak perlu bekerja di kantor, apa daya selama cita-cita itu belum tercapai, dia harus menikmati hari-harinya sebagai mediator kesehatan.

    Branding untuk Institusi

    Sudah lama ya nggak ngomongin hal-hal yang blogging dan branding related. Sebenarnya postingan ini sedikit long overdue mengingat kesibukan saya yang lagi-lagi marai mumet everyday itu (+ saya sempat kena tipes 2 minggu). Tapi tenang aja, kali ini saya mau membahas sedikit soal media sosial untuk institusi resmi, terinspirasi dari Netizen Gathering Jogja bersama MPR RI. 

    Jadi sedikit background story, kemarin saya diundang oleh Mak Indah Juli untuk mengikuti Netizen Gathering Jogja, event rutin yang dilaksanakan MPR untuk menjaring aspirasi warganet seputar media sosial MPR RI. Acara tahun ini dilakukan di salah satu hotel favorit saya di Jogja yaitu Porta by Ambarrukmo, jadi nggak mungkin saya skip. 

    Selain itu, saya juga tertarik karena branding media sosial untuk sebuah institusi resmi dalam hemat saya adalah suatu hal yang tricky, rumet, dan njelimet. Jadi kapan lagi seorang Agi bisa mendapatkan kehormatan untuk roasting akun media sosial pemerintahan? 

    (cue background audio: "INILAH WAKTUKU BERSINAR FUFUFUFU")

    Bermula dari Acara Netizen Gathering...

    Gathering Netizen Jogja
    Foto oleh Mas Sitam. Terima kasih banyak mas!


    Buat saya acara netizen gathering ini menarik. Saya sudah pernah beberapa kali mengikuti acara semacam ini, namun belum pernah forum gathering dikondisikan seperti sebuah focus group discussion dimana MPR benar-benar mendengarkan dan ((curhat)) sedangkan kami-kami yang merupakan warganet yang ruwet dan njelimet ini adalah narasumbernya. 

    Kami dikenalkan dengan sosok Ibu Siti Fauziah S.E., MM danBapak Muhammad Jaya S.IP, M.Si  dari MPR RI yang diamanatkan untuk menjaring aspirasi kami (dan kamu) seputar sosial media. Satu persatu peserta ditanyai soal pendapatnya terkait akun media sosial MPR RI, khususnya Instagram. 

    Nah karena yang diundang banyak, tentunya pendapat yang disampaikan juga berbeda-beda. Sebagian besar akan saya rangkum di dalam blog post ini ya. 

    Media Sosial MPR RI di Mata Saya. 

    Saya sendiri bukan orang yang mem-follow akun-akun institusi pemerintahan. Selain akun-akun ini biasanya boring, kadang saya baru bertandang ke akun institusi ini saat butuh saja--dan MPR bukanlah institusi yang beririsan dengan keseharian saya. 

    (garis bawahi biasanya ya, karena ada kalanya akun institusi pemerintahan bisa jadi seru, misalnya akun dirjen pajak yang sangat aktif mengganggu warganet yang kerap flexing saldo rekening editan)

    Di mata saya, akun media sosial MPR ini sudah baik sekali, karena cukup informatif dan designnya sudah mulai mengikuti pakem desain kekinian, hanya saja memang masih terasa kaku dan engagement masyarakat masih rendah. Bukan salahnya MPR sih, lebih ke memang mencari engagement di Instagram itu jauh lebih sulit dibandingkan media sosial lainnya. Menurut saya karena Instagram ini termasuk vanity social media. 

    Medsos seperti Instagram tidak serta merta mempermudah kita untuk menemukan akun-akun yang sebenarnya informatif dan kita butuhkan karena algoritmanya sendiri mementingkan konten-konten yang sesuai dengan pencarian kita. Berbeda dengan tiktok dan twitter yang cenderung mudah untuk menemukan kotnen-konten dari orang yang tidak kita follow. 

    Nah pertanyaannya, bagaimana membuat media sosial instansi seperti MPR ini mendapatkan traction dan exposure lebih banyak?

    Media Sosial Bagi Instansi Resmi

    Media Sosial Bagi Instansi


    Saya memulai diskusi saya dengan MPR melalui sebuah pertanyaan yang sering terlewat namun penting, "seperti apa insight akun sosial media MPR saat ini?"

    Trust me banyak banget orang yang terlalu sibuk fokus pada user acquisition atau mendapatkan user baru ketimbang mempertahankan user yang sudah ada. Padahal sebenarnya menggaet pasar baru itu belum tentu punya dampak yang positif bagi media sosial kita. 

    Selain itu mengetahui insight dari media instansi sebelum memberikan saran juga akan membantu memberikan arah yang impactful. Kalau cuma liat sekilas doang kan info dan sarannya nggak sesuai dengan target ya. Nanti saya suruh bikin konten giveaway murah meriah eh followernya sultan semua kan ngga enak. 

    Cuma memang belakangan ini trendnya adalah banyak pejabat dan instansi pemerintah yang menginginkan atensi dari para pemuda (saya ngga bilang millenials ya because that term is so overused). Dan memang anak-anak generasai sekarang memang kebanyakan kurang interested dengan politik. 

    Pada dasarnya bagi instansi pemerintahan, media sosial adalah salah satu perpanjangan tangan dari tugas kehumasan. Nah masalahnya, bahasa yang digunakan oleh humas secara resmi memang belum tentu sinkron dengan bahasa yang digunakan oleh netizen saat berkomunikasi. Jadi humas sekarang tugasnya juga memastikan bahasa komunikasi yang digunakan itu sinkron dengan bahasa warganet. 

    Susah kan? Makanya bagi instansi-instansi yang berhasil mengomunikasikan pesan-pesan dari instansinya secara mudah, itu gak gampang dan nilai plus banget. 

    Kalau dari beberapa literatur yang saya baca ada beberapa strategi konten untuk media sosial instansi yang perlu dicermati yaitu:
    • Memiliki pesan-pesan positif yang ingin disampaikan kepada masyarakat.  
    • Singkat dan to the point. Masyarakat rupanya tidak suka info yang bertele-tele. 
    • Berdampak pada keseharian pemirsanya (misalnya, info harga cabe dikasi ke bapak-bapak yang GERD akut dan ga doyan pedes tentunya ngga bakal ada dampaknya)
    • Humanis dan menarik. Kebanyakan konten instansi itu fokusnya cuma di kegiatan-kegiatan seremonial yang tentunya minim unsur humanisme sehingga banyak yang nggak doyan nontonin. 

    First Impression saya terhadap Instagram @MPR_RI

    Analisis Branding Media Sosial MPR RI


    Jujur kesan pertama di sosial media itu penting banget menurut saya. Dalam 30 detik pertama kita melihat sosial media seseorang, disitulah kita mendapatkan kesan terhadap orang tersebut. Kalau kata anak jaman sekarang: love at first scroll. 

    Menurut saya media sosial MPR masih standar banget layaknya media sosial instansi pada umumnya. Sebagai perbandingan, media sosial MPR masih belum berinteraksi dengan kebanyakan komen atau followernya. Hal ini wajar karena media sosial MPR masih belum dihandle oleh tim khusus, misalnya tim khusus instagram, tim khusus twitter, dan lain sebagainya. 

    Ini juga penting karena strategi konten di masing-masing media sosial berbeda-beda. Membiarkan media sosial dihandle oleh tim yang sudah kewalahan memproduksi konten itu sama dengan social suicide di mata saya. Tim pasti akan overworked dan hasilnya interaksi di media sosial jadi tidak terkelola dengan baik. 

    Selain itu, terdapat beberapa titik kritis dari media sosial instansi pemerintah yang lekat dengan dunia politik seperti MPR. Salah satu yang paling penting adalah: komentar yang negatif terhadap instansi tersebut. 

    Saya lihat ada BANYAK komentar yang harusnya tidak diarahkan ke media sosial MPR, tapi karena kurangnya literasi masyarakat, komentar yang harusnya jadi isu publik ini berakhir jadi ranting semata di komentar instagram. Nah sebenarnya fungsi admin Instagram adalah menyortir dan berinteraksi dengan akun-akun ini. Menjalin interaksi dengan pemirsa bisa jadi PR penting yang harus dilakukan oleh MPR. 

    Saran-Saran yang Saya Berikan kepada MPR RI

    Sebelumnya saya mau share kalau saya mejeng di Medsos MPR dulu hehehe. Halo ma, pa, anaknya masuk tipi wkwkwkwk.




    Ada beberapa saran yang saya berikan kepada MPR RI--mungkin saran ini juga bisa kalian terapkan di media sosial institusi kalian (mungkin lho ya, kalau mau konsultasi e-mail saya mah masih sama)

    Memastikan Audience dan Insight

    Banyak media sosial institusi yang melakukan targeting tanpa mengecek terlebih dahulu inisght dan audience mereka. Misalnya, tanpa mengecek insight langsung ujug-ujug kepengen menarget anak muda kekinian yang masih kinyis-kinyis, tanpa menyadari bahwa audience loyal mereka adalah bapak-bapak usia 35 tahun ke atas. 

    Hasilnya adalah audience loyal kabur (karena konten dianggap tidak sesuai dengan selera mereka lagi) atau bahkan tershadowbanned karena tak lagi sesuai algoritma biasanya sedangkan audience baru belum sempat ter-reach dengan baik. 

    Jadi menurut saya targeting audience harus realistis. Gak apa-apa kok kalau misalnya audience yang dominan mengikuti media sosial institusi itu bukan anak muda. Toh, nggak semua pengguna media sosial itu anak muda.

    Kalaupun memang ingin menarget audience muda, media sosial institusi juga harus berbenah dan mau menghilangkan batasan-batasan yang membuat media sosial terkesan kaku. Misalnya, seperti DJP yang doyan ninu-ninu netizen dan pamer kucing, atau admin TNI AL dan Gerindra yang hobi melempar jokes bapak-bapak. 

    Membuat Branding Guidelines

    Sebelumnya dalam artikel ini saya sudah pernah menjelaskan pentingnya membuat branding guideline. Ini akan mempermudah dan menghemat waktu tim humas dan media sosial MPR saat membuat dan merespon suatu konten. 

    Branding guidelines sendiri berisi penjelasan mengenai brand, poin-poin visual agar selalu berkesinambungan di setiap postnya, serta poin-poin lainnya yang harus selalu ada di dalam suatu konten. Ini memudahkan pengelolaan sosial media yang dilakukan oleh team. 

    Nah karena kemarin saya dijelaskan bahwa media sosial MPR dikelola oleh tim secara in-house, maka berarti kan ada beberapa orang yang menghandle satu project ini, misalnya videografer, fotografer, designer, copywriter, dan admin. Membuat branding guidelines akan membantu tim MPR untuk lebih mudah membuat konten yang 'senada' tanpa perlu banyak brainstorming. 

    Tapi untuk institusi lain yang punya tim media sosial yang lebih kecil bisa menggunakan langkah lain yaitu membuat template media sosial. Sure template itu kesannya kaya nggak organik, namun ini akan memudahkan feeds instagram tampil lebih seragam dan lebih enak dilihat. Selain itu, template juga akan memberikan ciri khas tersendiri di media sosial dan mempermudah kerja adminnya. 

    Membuat Konten yang Lebih Organik dan Humanis

    Biasanya sosial media institusi selalu terkungkung dalam konten yang sifatnya monoton karena hanya mengangkat keseharian institusi tersebut misalnya rapat, pertemuan, apel, kunjungan, dan lain sebagainya. Padahal sebenarnya ada banyak konten organik yang bisa diangkat di media sosial tanpa harus kehilangan 'jati dirinya' sebagai media institusi.

    Contoh: konten yang tadinya 'memamerkan' foto pimpinan institusi, atau foto figur publik, bisa diganti dengan konten foto yang menyorot reaksi dan kegiatan masyarakat saat terlibat dalam kegiatan yang diselenggarakan oleh institusi tersebut. 

    Konten lain yang bisa dibuat oleh institusi misalnya trivia menarik seputar institusi, topik sejarah, kuis, konten giveaway dan lain-lain. Tentunya konten ini perlu merujuk pada insight audience yang dimiliki oleh Institusi yaaa. 

    Menangani dan Merespon Konflik dengan Baik

    Salah satu hal yang saya tangkap dari kolom interaksi di media sosial MPR RI adalah adanya keluhan masyarakat yang tidak pada tempatnya, misalnya kesal dengan pelayanan publik atau marah-marah soal kasus korupsi salah satu politisi (yang bahkan bukan anggota MPR). 

    Disini komentar-komentar negatif ini sering tidak terbalas. Kadang memang ada admin atau institusi yang memiliki policy untuk tidak membalas komentar Netizen, tapi saya jujur agak kurang setuju dengan cara ini. 

    Sosial media adalah garda terdepan dalam menghadapi konflik masyarakat. Masyarakat banyak yang mengandalkan media sosial untuk menyampaikan keluhan-keluhan yang mereka miliki, sehingga respon terhadap konflik menjadi hal yang sangat penting untuk dikuasai di media sosial. 

    Misalnya, saat ada keluhan yang harusnya diarahkan ke Ombudsman RI, tapi karena ketidaktahuan masyarakat keluhan tersebut 'nyasar' di media sosial MPR, maka Admin bisa merespon dengan mengarahkan ke jalur komplain yang tepat. Jangan lupa untuk gunakan bahasa yang penuh empati saat menyampaikan arahan tersebut. 

    Nah disinilah pentingnya brand guidelines. brand guidelines bisa membantu Admin untuk memberikan respon awal yang sesuai dengan arahan institusi. Jadi, admin nggak bingung harus membalas apa.

    Ide Konten dari Duckofyork untuk MPR RI

    Karena menurut saya mengkritisi dan memberikan saran tidak akan seimbang jika tidak dilakukan dengan contoh, maka saya ((iseng)) membuat moodboard seandainya saya bekerja sebagai content creator di MPR RI. 




    Tentunya moodboard ini masih mentah banget karena (lagi-lagi) proses recovery tipes saya kali ini sedikit lebih panjang daripada biasanya. Tapiiiiii.... teteup menurut saya membuat moodboard seperti ini bisa membantu rekan-rekan di MPR dalam menentukan proses kreasi konten kedepannya. 

    Selain itu membuat kalender konten juga akan mempermudah admin, karena admin tidak perlu membuat konten setiap hari. Konten yang bagus juga bisa dishare ke media sosial lainnya secara berkala (jujur saya kebantu banget sama Canva premium yang bisa auto resize konten, meski saya nggak menyarankan untuk menggunakan Canva di media sosial Institusi Resmi hehehe)

    Demikianlah sedikit blog post dari saya. Mungkin teman-teman ada yang berminat menambahkan? 
    . Jumat, 13 Januari 2023 .

    popular posts

    IBX5B00F39DDBE69
    . Rabu, 16 November 2022 .



    Bagi pembaca lama DUCKOFYORK tentunya sudah nggak asing dengan istilah Stunting. Ya, stunting merupakan salah satu masalah gizi kronis yang masih banyak terjadi di Indonesia. Penyebabnya adalah kurangnya asupan gizi dalam waktu panjang sehingga mengganggu tumbuh kembang anak dan berpengaruh sampai dia dewasa. 

    Masalah stunting dan gizi buruk ini bener-bener serius di Indonesia, sampai kita punya Peraturan Presiden Nomor 72 tentang Percepatan Penurunan Stunting. Nggak cuma itu, potensi kerugian ekonomi karena masalah stunting ini diperkirakan mencapai 2-3% dari Pendapatan Domestik Bruto per tahun atau sekitar 450-500 triliun per tahun. Ngeri banget kan? 

    Penyebab Stunting

    Banyak yang belum paham apa penyebab stunting, padahal jawabannya mudah banget: buruknya pola makan, pola asuh, dan sanitasi yang buruk jadi penyebab utamanya. Di Indonesia masih banyak orang tua yang belum siap untuk menyiapkan pola makan dan pola asuh yang optimal, khususnya di 1000 hari pertama kehidupan. 

    Padahal di 1000 Hari Pertama Kehidupan inilah anak tumbuh dengan pesat. Jadi 1000 hari pertama kehidupan ini dihitung dari saat bayi masih berada dalam kandungan sampai dengan usia 3 tahun. Disinilah vicious cycle-nya terjadi: anak yang stunting akan tumbuh menjadi remaja yang malnutrisi dan beresiko terkena anemia. Remaja yang malnutrisi beresiko menjadi ibu yang malnutrisi dan melahirkan bayi yang malnutrisi juga. 

    Nggak habis-habis kan? 

    Makanya banyak banget pihak yang berjuang gimana bisa ada intervensi yang tepat buat stunting, mulai dari pemerintah, swasta, sampai masyarakat. Semua bnerperan dalam porsinya masing-masing untuk mencegah stunting, misalnya saja Danone yang mengadakan Perjalanan Aksi Cegah Stunting. 

    Perjalanan Aksi Cegah Stunting




    Danone sendiri memiliki 3 fokus kegiatan untuk mencegah stunting yang dikembangkan bersama banyak stakeholder, yaitu:

    1. Fokus Pola Makan

    Karena salah satu penyebab stunting yang paling terlihat di masyarakat adalah kebiasaan dan pola makan yang buruk pada keluarga, maka salah satu program Danone bersama multi stakeholder adalah Isi Piringku, Warung Anak Sehat, dan Ayo Minum Air. 

    Sebelumnya saya juga sudah pernah membahas soal isi piringku dan ayo minum air di blog ini. Silahkan dibaca ya. 

    2. Fokus Pola Asuh

    Selain pola makan, hal lain yang perlu diperbaiki di masyarakat adalah pola asuh. Untuk mengintervensi hal ini, diperlukan edukasi kepada orang tua, para guru PAUD, dan remaja. Sebelumnya saya juga sudah pernah membahas seputar intervensi kegiatan yang dilakukan Danone melalui Bunda Mengajar dan GESID. Danone juga memiliki program TANGKAS dan Aksi Cegah Stunting yang akan kita bahas saat ini. 

    3. Sanitasi

    Jika pola makan dan pola asuh sudah tepat, namun sanitasi belum diterapkan dengan baik maka hasilnya pun tidak akan maksimal. Dengan menguatkan akses air bersih dan sanitasi melalui pembangunan sarana dan prasarana serta promosi kesehatan berbasis masyarakat, Danone sendiri memiliki program-program seperti Water Access Sanitation and Hygiene (WASH) dan Promosi STBM.

    Perjalanan Aksi Cegah Stunting di Yogyakarta


    Kali ini saya berkesempatan untuk mengikuti perjalanan aksi cegah stunting di Yogyakarta. Tentunya saya nggak sendirian, melainkan ditemani teman-teman DBA dan DDA yang selalu membersamai di setiap kegiatan Danone yaitu kembaran ketemu gede saya alias Akbar Muhibar Berkabar dan Berkibar, Mak Ima alias Manda, Rizka dan Oppa Hendy. 

    Isi Piringku di TK PKK Budi Rahayu





    Perjalanan kami dimulai dari TK PKK Budi Rahayu di Kecamatan Mergangsan Yogyakarta. Disini kami dikenalkan pada adik-adik lucu yang sudah menerapkan panduan program isi piringku sejak dini. 

    Jadi pada tahun 2018, TK PKK Budi Rahayu ini sempat menjuarai kompetisi isi piringku yang diadakan di Jogja. Setelah itu, TK ini menerapkan panduan Isi Piringku yang diberikan oleh Danone dengan cara meminta orang tua membawakan bekal kepada anak-anak dengan mengikuti panduan isi piringku. 

    Cara ini terbukti efektif karena orang tua pun mau gak mau jadi ikut makan-makanan sehat yang dimakan oleh anak-anaknya. Selain itu anak-anak juga jadi lebih bersemangat untuk memakan buah dan sayur bersama teman-temannya. Sungguh peer pressure yang baik ya!

    Sejak tahun 2018 sampai dengan pertengahan tahun 2022, program Isi Piringku PAUD telah berhasil menjangkau 6119 PAUD, 12916 guru, 142428 siswa, serta 157669 orang tua di 27 Kabupaten dan Kota di 9 Provinsi di Indonesia. Keren banget kan? 

    Program Bunda Mengajar




    Sebelumnya saya pernah membahas mengenai program bunda mengajar yang menurut saya keren banget. Program ini dikembangkan sejak tahun 2016 di Kelurahan Bumijo Yogyakarta oleh PT Sarihusada Generasi Mahardika, dan mulai direplikasi di kelurahan Kricak dan Wirobrajan sejak tahun 2021. 

    Kegiatan utama dari Bunda Mengajar adalah pelatihan dan pendampingan kader kesehatan masyarakat serta urban farming. Kader kesehatan ini penting banget karena membuat ideas-ideas soal kesehatan jadi lebih dekat dengan para Ibunda. Nggak cuma itu, para Bunda juga mendapatkan pelatihan seputar pentingnya gizi seimbang, pola asuh, pengisian KIA, dan pengukuran antropomerti. 

    Selain itu, para ibu juga mendapatkan pelatihan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat serta training of trainers agar mereka bisa memberikan penyuluhan pada masyarakat. 

    Kelompok Tani Ngremboko

    Nggak cuma soal kesehatan, para Ibu juga melakukan urban farming dengan berkolaborasi dengan Kelompok Tani Ngremboko. Urban Farming ini memanfaatkan lahan urban yang sempit dengan menanam sayuran, buah, dan tanaman obat secara vertikal. Tak hanya itu, ada juga peternakan mini untuk ayam dan ikan dengan kolam dan kandang yang terbatas. 

    Kolaborasi ini menghasilkan panen yang dpaat dimanfaatkan oleh warga sehingga makanan bergizi menjadi lebih aksesibel untuk semua. Biaya yang dikeluarkan untuk berbelanja juga dapat ditekan, belum lagi pendapatan yang didapatkan dari penjualan hasil panen dan bibit tanaman. 

    Warung Anak Sehat



    Bagi para pecinta jajan seperti saya jelas paling semangat di bagian warung anak sehat ini hehehehe. Kenapa? Karena kami mengunjungi SDN 3 Kotagede, Yogyakarta untuk melihat kantin dengan jajanan sehat yang beroperasi disini. 

    Program ini dikembangkan oleh Danone SN Indonesia untuk mengurangi angka malnutrisi pada anak-anak yang berusia 5-12 tahun. Nggak cuma itu, program ini juga merupakan program pemberdayaan perempuan yang luar biasa menarik. 

    Saat pandemi, para ibu kantin banyak yang terancam tidak bisa berjualan lagi karena sekolah tutup dan pada akhirnya kehilangan mata pencahariannya. Danone memberikan dukungan berupa engagement (edukasi, komunikasi, dan support) serta mentransisikan sistem bisnis para ibu kantin menjadi berbasis online. 

    Nggak cuma itu, jajanan yang dijual para ibu kantin inipun bertransisi menjadi jajanan sehat dengan nilai nutrisi. Ada berbagai macam pilihan jajanan sehat seperti jajan pasar, susu, serta makanan padat gizi lainnya. 

    Pada tahun 2021, program ini mendapatkan penghargaan internasional berupa Gender Equality European and International Standard (GEEIS) Sustainable Development Goals Trophy sebagai salah satu perusahaan dan organisasi yang turut berkomitmen dan berinisiatif untuk memberdayakan perempuan lho!

    Research and Innovation (R&I) dari Danone di Pabrik Sarihusada Yogyakarta

    Nggak cuma membuat program-program yang luar biasa, Danone juga nggak henti-hetinya berupaya untuk melakukan riset dan inovasi bertaraf internasional untuk produk-produk yang dirilis oleh Danone. Dengan komitmen tersebut, Danone mengembangkan produk makanan dan minuman dengan kualitas tinggi dan bernutrisi. 

    Kami diajak menuju R&I Danone di Pabrik Sarihusada, namun disini kami tidak boleh mengambil foto hihihi. Jadi saya cuma bisa bercerita sedikit soal pengalaman saya melihat bagaimana para ahli dan scientist di Danone mengembangkan produk. Nggak cuma formulasi, sampai packaging pun dipikirkan betul dan di-prototype di pabrik ini. Keren banget pokoknya. 

    Ada 4 fasilitas teknologi yang dimiliki oleh pabrik ini, yaitu pilot plant, laboratorium pengemasan produk dan bahan baku, laboratorium sensori, dan laboratorium pengemasan. Alat-alat yang digunakan juga canggih dan keren-keren. Jujur jadi pengen kerja disini tapi saya nggak ngerti apa-apa soal laboratorium wkwkwkw. 

    Waktu saya tanya, kalau hari biasa apakah lab-nya libur dan kosong karena nggak ada produk baru? Eh jawabannya adalah lab ini akan terus running karena selalu ada riset dan inovasi yang berjalan dari Danone. Gokiiiill!!!

    kegiatan cegah stunting dari Danone ini memang membuat saya tersadar jika memang pencegahan stunting itu penting banget. Melihat para adek-adek di TK Budi Rahayu dan SDN 3 Kotagede membuat saya tersadar kalau saya semakin tua kalau masa depan kita ada pada generasi muda ini. Jika kita nggak menjaga mereka dari bahaya gizi buruk, lantas siapa lagi? 

    Semoga di tahun depan, angka gizi buruk dan stunting di Indonesia semakin mengecil bahkan habis, sehingga generasi-generasi unggul di Indonesia bisa tumbuh dengan ceria dan bahagia. Salam bebas stunting!
    . Kamis, 04 Agustus 2022 .

    Review Pengabdi Setan 2

    Ea, kembali lagi di review film horror yang paling ditunggu-tunggu sejuta jagat umat pengemar film horror. Kali ini saya akan mereview film paling happening Agustus 2022 yaitu Pengabdi Setan 2: Communion. 

    Ending Pengabdi Setan/Satan Slaves pertama yang saya tonton di tahun 2017 lalu bener-bener bikin saya nggak sabar nungguin Pengabdi Setan 2 ini. Pasalnya saya punya harapan Fachri Albar dan Asmara Abigail bakal memegang peran penting soal cerita kehidupan Rini, Toni, dan Bondi pasca hilangnya Ian dan tragedi di rumah lama mereka. 

    . Minggu, 03 Juli 2022 .

    hotel marriot jogja

    Pernah staycation dadakan? Saya pernah hehehe, baru saja semalam. Jadi ceritanya saya semalam staycation dadakan di Marriot Hotel Yogyakarta karena (lagi-lagi) diajak teman saya si Kemal. Kebetulan Kemal punya 2 kamar yang vacant, jadi saya dan Pak Suami dikasih satu kamar kosong begitu.

    Lalu saya putuskan untuk mereview sedikit kamar yang saya tempati di Marriot kemarin. Tapi review kali ini singkat saja ya, karena saya berada disana hanya sekitar 12 jam, jadi nggak banyak hal yang saya explore di hotel kali ini. 

    Jadi kamar yang kami tempati adalah Guest Room dengan city view. Nggak masalah karena kami sampainya sudah malam jadi pemandangannya nggak bisa dilihat juga hehehe. Kesan pertama saya adalah kamarnya super luas dan kamar mandinya juga luas dengan sliding door. 


    Berhubung saya, pak Suami, dan Kemal ngakak-ngakak semaleman di Discord, kami sadar banget bahwa suara disini nggak bocor. Soalnya begitu kami keluar kamar, di lorong sudah nggak terdengar apa-apa. Jadi suasananya tenang banget buat beristirahat. 

    Amenities yang tersedia di hotel ini cukup lengkap. Di kamar tersedia air mineral botolan untuk menyeduh teh dan kopi, serta untuk berkumur. Jadi total di kamar ada 4 botol air mineral. Walaupun pilihan toiletries yang tersedia tidak menggunakan brand premium layaknya hotel bintang 5 lainnya, tapi dari segi wangi tidak kalah.

    Satu yang saya kurang sukai, bantal yang digunakan di kamar hotel ini adalah bantal yang fluffy namun ketika dipadukan dengan spring bed yang firm, rasanya kurang pas. Bagi tipe penggemar bantal memory foam, saat berhadapan dengan bantal latex seperti ini biasanya belum terbiasa. Jadi kurang mantap saja rasanya. 


    Untuk fasilitas tambahan di kamar terdapat bathrobe, senter, setrika dan papan setrikaan, sandal, laundry bag, dan shoe polish. Di mini bar sendiri tersedia beberapa minuman segar. 

    Oh ya, saya juga suka karena kamar ini menggunakan alarm dan speaker JBL Horizon. Jadi bagi yang suka mendengarkan lagu, nggak perlu membawa speaker bluetooth sendiri. Selain itu ada mode pengaturan alarm tidur untuk tidur siang jadi enak banget nggak perlu minta wake up call dari front office lagi.




    Menurut saya, kamar di Marriott ini lebih terasa seperti Business Setting ketimbang luxury setting. Dengan price point yang cukup lumayan, saya merasa hotel ini lebih cocok untuk family dan business ketimbang untuk couple. Tapi berhubung kemarin saya staycation bareng sama Kemal jadi seru juga bisa main game dan ngobrol lama di kamar mengingat mereka punya sofa dan meja yang nyaman untuk ngobrol. 

    Oh ya, meski tak sempat foto karena restorannya sangat full untuk breakfast, tapi makanan di Marriott ini enak-enak. Sarapannya juga beragam khas bintang lima dengan rasanya yang lezat. Saya juga sempat dinner malamnya di Yogyakarta Kitchen dan mereka punya liquor selection yang menyenangkan dengan harga yang relatif terjangkau. 

    Sekian pengalaman staycation dadakan kali ini, nantikan kembalinya saya dengan review-review staycation yang lebih show show show hanya di duckofyork.com!


    . Kamis, 30 Juni 2022 .

    Tempat Belanja Snack Import di Jogja

    Hai gaes, kembali lagi ke episode jalan-jalan, makan-makan terus nangis karena duitnya entek bersama Duckofyork. Kali ini saya akan membagikan 3 toko yang sering saya sambangi untuk belanja snack dan bahan makanan import di Jogja. 

    Info seperti toko begini penting nggak penting sih gaes. Kalau buat saya ini info yang penting karena saya suka BM (banyak mau) kepingin pas liat snack-snack atau masakan luar negeri gitu. Kalau buat mas Anang jujur saya nggak tahu, tanya aja Ashanty.

    Nggak cuma snack import, di toko-toko ini, kamu juga bisa membeli bahan makanan import untuk kegiatan masak-memasak di rumahmu. Sebenarnya masih banyak juga toko yang menyediakan snack import di Jogja, tapi kali ini saya share 3 toko yang paling sering saya sambangi ya. 

    1. RnB Grill/Meat Shop Indoguna



    Yang orang Jogja pasti sudah nggak asing lagi dengan RnB Grill. Walau kebanyakan orang mengenal RnB sebagai restaurant steak yang cukup upscale di Jogja, tapi restaurant yang charming ini punya meatshop dan supermarket yang lumayan lengkap di bagian depan lho!

    Saya suka banget menghabiskan waktu di RnB Grill dan Meatshop Indoguna, baik untuk makan maupun untuk belanja. Salah satu rekomendasi saya adalah ((nengok)) freezer di bagian belakang dekat pintu masuk restoran yang berbatasan dengan jendela yang mengarah ke dapur. Disitu terdapat banyak pilihan daging steak yang harganya lebih terjangkau heheheh.

    Selain daging, RnB punya list snack import dan makanan import yang cukup lengkap mulai dari bumbu masak, makanan instan, coklat, sampai cemilan. Salah satu yang saya suka adalah banyak produk impor yang di diskon dan harganya cukup miring! Misalnya saja selai, biskuit, dan masih banyak lagi. 

    Oh ya Meatshop juga menjual snack untuk anak-anak, jadi kegiatan berbelanja disini memang lebih seru kalau dilakukan bersama keluarga. 

    Lokasi RnB Grill/Indoguna Meatshop


    2. InHarmony Mart, Seturan


    Yang ini saya langganan karena lokasinya cukup dekat dengan rumah. InHarmony mart ini relatif baru berdiri, seingat saya pas pandemi. Spesialisasinya adalah bahan makanan dan snack oriental baik dari Thailand, Vietnam, dan China, namun ada juga beberapa kudapan dari Arab Saudi dan dari China. 

    Lokasinya ada di jalan raya seturan, sederetan dengan Circle K seturan, tepat di seberang Thon's Coffee. Walau bangunannya sekilas seperti sekolahan, tapi parkirnya cukup besar, jadi bagi teman-teman yang membawa kendaraan roda empat ngga perlu pusing mikirin parkir. 

    Saya paling suka membeli bumbu-bumbu masakan khas oriental disini, mulai dari bumbu Pad Thai sampai Lao Gan Ma lengkap! Selain itu ada juga snack roti-rotian yang biasa saya temukan di Dubai. Buat teman-teman yang suka memasak, harus cobain mampir ke InHarmony Mart Seturan ini.

    oh ya, tempat ini juga jadi satu dengan Dunia Kita Cafe dan Restaurant jadi abis belanja bisa ke lantai dua untuk makan hehehe.

    Lokasi InHarmony Mart Seturan:

    3. Jogja Korean Mart / Mu Gung Hwa


    Bagi teman-teman yang sering melintasi ring road utara pasti sudah tidak asing dengan penampakan minimarket korea Mu Gung Hwa di wilayah Ring Road Jombor ini. Nah Mu Gung Hwa ini adalah andalan saya kalau ingin berbelanja snack Korea dan bahan-bahan memasak dari Korea. 

    Pilihan kimchi disini juga lengkap, mulai dari kimchi lobak, kimchi sawi, sampai kimchi daun bawang ada semua. Biasanya saya disini menyetok kebutuhan sehari-hari, snack, dan bahan makanan. Bagi kalian yang penggemar masakan korea, disini juga ada kafe kecil yang menyediakan beberapa makanan siap saji khas korea seperti tteokbokki, ramyeon, dan lain-lain. 

    Lokasi Mu Gung Hwa Jogja Korean Mart:


    Nah kalau itu 3 toko favorit saya, kalau kalian suka belanja dimana? Komentar di bawah yaaa!