• about me
  • menu
  • categories
  • Agi Tiara Pranoto

    Agi Tiara Pranoto

    Seorang Blogger Indonesia yang berdomisili di Yogyakarta. Selain menulis, dia juga sangat hobi bermain game FPS. Cita-citanya adalah mendapatkan passive income sehingga tidak perlu bekerja di kantor, apa daya selama cita-cita itu belum tercapai, dia harus menikmati hari-harinya sebagai mediator kesehatan.
    Yogyakarta, Yogyakarta City, Special Region of Yogyakarta, Indonesia

    Tips Liburan di Jogja Supaya Nyaman dan Aman, According to Locals.

    Tips Liburan ke Jogja

    Belakangan banyak narasi jangan wisata ke Jogja karena kondisinya nggak aman dan nggak nyaman buat turis. Sebenernya selaku warga ber-KTP Jogja saya mau ngasih tau aja bahwa ada lho cara untuk liburan dengan aman dan nyaman di Jogja.

    Bukan berarti Jogja bener-bener nggak aman sampe butuh Batman ya, tapi namanya kejahatan itu kan terjadi karena ada kesempatan dan kesempitan, jadi dimanapun kita berada tetap harus waspadalah-waspadalah, begitchu. 

    Pariwisata Jogja memang lagi diuji kedewasaannya. Pandemi yang sudah hampir 3 tahun berjalan ini memang memporak porandakan penghasilan sebagian besar warga Jogja yang hidup dalam kesahajaan dan kesederhanaan. Jadi, wajar kalau misalnya ada beberapa pengelola wisata baru yang masih kelabakan dalam mengelola wisatanya. 

    Belum lagi perubahan bentuk wisata ke arah new normal yang jujur aja nggak normal-normal amat. Tempat wisata masih buka siang pas matahari Jogja udah terbit tiga-tiganya, pengelola tempat yang harus mikirin okupansi sesuai aturan peduli lindungi, dannnnn tentu saja masalah tempat makan dengan harga yang konon mencekik. 

    Tapi soal harga di tempat makan ini, menurut saya subjektif banget ya. Karena murah buat saya belom tentu murah buat pembaca duckofyork, secara saya horang kayah

    Jadi gimana caranya supaya liburan di Jogja aman dan nyaman? 

    Tips Liburan di Jogja No 1: Cari Info Sendiri

    Saya paling sering denger komentar "orang Jogja kok nggak tahu [insert_nama_tempat_wisata]"

    Percaya nggak, warga lokal jogja itu juga sebenernya males banget liburan ke tempat-tempat yang instagramable dan maha hits. Hal ini karena: harga tiketnya mahal (untuk ukuran umbi-umbian seperti saya), tempatnya jauh dan harus mblusuk-mblusuk (untuk warga pengguna motor beat kredit), tempatnya rame seperti cendol. Kalau saya mau ke tempat rame, mending saya ke pasar colombo, lebih jelas. 

    Jadi rata-rata warga, seperti saya, hanya datang satu dua kali ke tempat-tempat liburan instagramable tersebut. Ya, special ocassion aja. Rata-rata kalau boleh milih akan lebih milih untuk kulineran di tempat-tempat yang memang sudah familiar. Makanya tempat wisata itu akan lebih rame sama turis. 

    Konsekuensinya apa? Kebanyakan orang Jogja jadi bingung kalau ditanya perkara tempat-tempat wisata. Tahu sih pasti tahu, tapi nggak bisa menjelaskan dengan detail karena belum pernah kesana. Apalagi buat tempat wisata kekinian yang tujuannya selfie tapi harus bayar ratusan ribu.

    Jadi informasi terlengkap yang bisa diberikan paling cuma sekitar lokasinya dimana, dekat atau jauh, kesana naik apa. 

    Informasi lebih lengkap itu malah biasanya ada di website pengelola, instagram tempat yang dituju, dan dari sosial media seputar informasi jogja. 

    Beberapa yang bisa difollow misalnya voilajogja, infojogja, jogjaku, dan masih banyak lagi. Nggak ada salahnya untuk follow media-media seputar informasi Jogja sebelum ke Jogja. Cari info sebanyak-banyaknya via media sosial untuk kenyamanan kamu selama berwisata. 

    Tips Liburan di Jogja No 2: Selalu Tanya Harga Terlebih Dahulu

    Tiap musim liburan selalu ada aja wisatawan yang mengeluh harga makan di Jogja itu mahal banget, nggak seperti yang digadang-gadang di media kalau dengan 10 ribu aja kita bisa makan kenyang.

    Nah disini tuh saya mau tanya, temen-temen wisatawan ini makan dimana? Di warung makan kah? Atau di restoran. Kalau di restoran harganya ya sama aja dengan kota-kota besar lainnya. Tapi kalau di angkringan, ya harganya lebih murah. 

    TAPI... ada tapinya yaah.. 

    Cuma ya liat-liat tempatnya. Angkringan di tempat wisata harganya jelas beda dengan angkringan mahasiswa di pinggir selokan mataram. Hal ini karena angkringan di tempat wisata kan pastinya menjual ambience tempat wisata. Selain itu, mereka juga menjual kemudahan makan. 

    Di Jogja rata-rata tempat makan itu punya menu dan harga, kalau misalnya belum tahu menunya, boleh kok tanya dulu. Jadi kalau makan di tempat wisata tanya aja dulu harganya, gapapa banget. Kalau nggak cocok melipir aja. 

    Nah yang sering kejadian adalah harga makanan di tempat wisata itu dipatok lebih mahal untuk turis. Bagi Turis jangan ragu untuk tanya harga makanan terlebih dahulu. Jujur kalau saya selalu sedia snack dari rumah misal onigiri indomaret atau roti-rotian untuk mengantisipasi makanannya terlalu mahal dan saya nggak bawa cash. 

    Kalau semisal masakannya mahal dan kamu nggak bawa cash yang cukup, tanyakan juga apakah tersedia QRIS atau bisa transfer ke angkringannya. Biasanya untuk tempat-tempat wisata, pengelolanya sudah menyediakan QRIS atau opsi membayar non-tunai, tapi kalau kalian blusukan siapkan uang cash yang cukup. 

    Tips Liburan di Jogja No 3 : Minta karcis parkir

    Kadang-kadang saat liburan, ada beberapa daerah yang berubah menjadi tempat parkir tidak resmi. Hal ini karena lahan parkir di Jogja kan terbatas, jadi ada beberapa warga yang swadaya mengubah lahan yang mereka miliki menjadi lahan parkir. 

    Untuk turis sebaiknya mintalah karcis parkir saat parkir atau tanyakan biaya parkir terlebih dahulu. Kadang-kadang biaya parkir di tempat-tempat wisata memang berbeda dengan tempat parkir di wilayah biasa. 

    Sebagai contoh, biasanya kalau saya parkir di kafe-kafe daerah kampus, untuk mobil biasanya saya membayar sekitar 2000 sampai 3000 rupiah. Kalau di daerah wisata, biaya parkir ini bisa naik sampai dengan 5000 rupiah. 

    Kemarin saya sempat main ke salah satu kafe yang rutin saya singgahi di daerah Condong Catur. Tukang parkirnya meminta uang parkir 4000 rupiah. Biasanya tukang parkir seperti ini tidak resmi. Karena saya malas ribut, saya bayar saja. Tapi percaya deh, kalau ini terjadi di tempat wisata orang-orang pasti banyak yang protes dan kesal. 

    Jadi biar aman, selalu minta karcis parkir ke tukang parkir ya. 

    Tips Liburan di Jogja No 4: Klitih? 

    Belakangan banyak berita soal klitih dan begal di Jogja. Berbeda dengan kota-kota lainnya, klitih di Jogja sebenarnya lebih ke kenakalan remaja yang nggak terkontrol. Biasanya klitih terjadi di malam hari.

    Saya sendiri sebenarnya nggak menyarankan wisata malam dalam bentuk apapun. Ini karena di Jogja sendiri pas malam itu gelap, jadi instead of jalan-jalan malam, gunakan waktu malam untuk beristirahat saja. Hal ini karena rata-rata jam 9-10 malam itu tempat makan dan tempat hiburan di Jogja sudah tutup. 

    Meskipun klitih adalah masalah musiman yang harus dihadapi pemerintah Jogja, sampai sekarang warga Jogja bahu membahu kok memberantas klitih. Jadi, untuk menghindari klitih tipsnya adalah:

    1. Jangan mudah terpancing emosi, biasanya klitih akan melakukan sesuatu yang memancing emosi kita supaya mengejar, mblayer-mblayer knalpot misalnya.
    2. Sebisa mungkin kalau keluar malam jangan sendirian dan gunakan kendaraan yang relatif lebih aman seperti mobil. 
    3. Waspada jika ada anak muda nggak jelas nongkrong di pinggir jalan (dan kelihatan sudah membawa gir, parang, samurai, dan lain-lain) segera hubungi kantor polisi terdekat.
    Untuk masalah yang satu ini saya nggak bisa berkomentar banyak. Harapan saya cuma supaya budaya klitih ini bisa benar-benar diberantas sampai akar-akarnya. 

    Yaaa untuk saat ini kira-kira cuma ini yang bisa saya sampaikan. Percaya deh untuk wisata Jogja itu salah satu kota terbaik dan ternyaman. Susah banget untuk menemukan kota lain dengan service wisatawan lokal yang lebih baik dari Jogja. Jadi, kapan kalian ke Jogja?
    Tips Liburan ke Jogja

    Belakangan banyak narasi jangan wisata ke Jogja karena kondisinya nggak aman dan nggak nyaman buat turis. Sebenernya selaku warga ber-KTP Jogja saya mau ngasih tau aja bahwa ada lho cara untuk liburan dengan aman dan nyaman di Jogja.

    Bukan berarti Jogja bener-bener nggak aman sampe butuh Batman ya, tapi namanya kejahatan itu kan terjadi karena ada kesempatan dan kesempitan, jadi dimanapun kita berada tetap harus waspadalah-waspadalah, begitchu. 

    Pariwisata Jogja memang lagi diuji kedewasaannya. Pandemi yang sudah hampir 3 tahun berjalan ini memang memporak porandakan penghasilan sebagian besar warga Jogja yang hidup dalam kesahajaan dan kesederhanaan. Jadi, wajar kalau misalnya ada beberapa pengelola wisata baru yang masih kelabakan dalam mengelola wisatanya. 

    Belum lagi perubahan bentuk wisata ke arah new normal yang jujur aja nggak normal-normal amat. Tempat wisata masih buka siang pas matahari Jogja udah terbit tiga-tiganya, pengelola tempat yang harus mikirin okupansi sesuai aturan peduli lindungi, dannnnn tentu saja masalah tempat makan dengan harga yang konon mencekik. 

    Tapi soal harga di tempat makan ini, menurut saya subjektif banget ya. Karena murah buat saya belom tentu murah buat pembaca duckofyork, secara saya horang kayah

    Jadi gimana caranya supaya liburan di Jogja aman dan nyaman? 

    Tips Liburan di Jogja No 1: Cari Info Sendiri

    Saya paling sering denger komentar "orang Jogja kok nggak tahu [insert_nama_tempat_wisata]"

    Percaya nggak, warga lokal jogja itu juga sebenernya males banget liburan ke tempat-tempat yang instagramable dan maha hits. Hal ini karena: harga tiketnya mahal (untuk ukuran umbi-umbian seperti saya), tempatnya jauh dan harus mblusuk-mblusuk (untuk warga pengguna motor beat kredit), tempatnya rame seperti cendol. Kalau saya mau ke tempat rame, mending saya ke pasar colombo, lebih jelas. 

    Jadi rata-rata warga, seperti saya, hanya datang satu dua kali ke tempat-tempat liburan instagramable tersebut. Ya, special ocassion aja. Rata-rata kalau boleh milih akan lebih milih untuk kulineran di tempat-tempat yang memang sudah familiar. Makanya tempat wisata itu akan lebih rame sama turis. 

    Konsekuensinya apa? Kebanyakan orang Jogja jadi bingung kalau ditanya perkara tempat-tempat wisata. Tahu sih pasti tahu, tapi nggak bisa menjelaskan dengan detail karena belum pernah kesana. Apalagi buat tempat wisata kekinian yang tujuannya selfie tapi harus bayar ratusan ribu.

    Jadi informasi terlengkap yang bisa diberikan paling cuma sekitar lokasinya dimana, dekat atau jauh, kesana naik apa. 

    Informasi lebih lengkap itu malah biasanya ada di website pengelola, instagram tempat yang dituju, dan dari sosial media seputar informasi jogja. 

    Beberapa yang bisa difollow misalnya voilajogja, infojogja, jogjaku, dan masih banyak lagi. Nggak ada salahnya untuk follow media-media seputar informasi Jogja sebelum ke Jogja. Cari info sebanyak-banyaknya via media sosial untuk kenyamanan kamu selama berwisata. 

    Tips Liburan di Jogja No 2: Selalu Tanya Harga Terlebih Dahulu

    Tiap musim liburan selalu ada aja wisatawan yang mengeluh harga makan di Jogja itu mahal banget, nggak seperti yang digadang-gadang di media kalau dengan 10 ribu aja kita bisa makan kenyang.

    Nah disini tuh saya mau tanya, temen-temen wisatawan ini makan dimana? Di warung makan kah? Atau di restoran. Kalau di restoran harganya ya sama aja dengan kota-kota besar lainnya. Tapi kalau di angkringan, ya harganya lebih murah. 

    TAPI... ada tapinya yaah.. 

    Cuma ya liat-liat tempatnya. Angkringan di tempat wisata harganya jelas beda dengan angkringan mahasiswa di pinggir selokan mataram. Hal ini karena angkringan di tempat wisata kan pastinya menjual ambience tempat wisata. Selain itu, mereka juga menjual kemudahan makan. 

    Di Jogja rata-rata tempat makan itu punya menu dan harga, kalau misalnya belum tahu menunya, boleh kok tanya dulu. Jadi kalau makan di tempat wisata tanya aja dulu harganya, gapapa banget. Kalau nggak cocok melipir aja. 

    Nah yang sering kejadian adalah harga makanan di tempat wisata itu dipatok lebih mahal untuk turis. Bagi Turis jangan ragu untuk tanya harga makanan terlebih dahulu. Jujur kalau saya selalu sedia snack dari rumah misal onigiri indomaret atau roti-rotian untuk mengantisipasi makanannya terlalu mahal dan saya nggak bawa cash. 

    Kalau semisal masakannya mahal dan kamu nggak bawa cash yang cukup, tanyakan juga apakah tersedia QRIS atau bisa transfer ke angkringannya. Biasanya untuk tempat-tempat wisata, pengelolanya sudah menyediakan QRIS atau opsi membayar non-tunai, tapi kalau kalian blusukan siapkan uang cash yang cukup. 

    Tips Liburan di Jogja No 3 : Minta karcis parkir

    Kadang-kadang saat liburan, ada beberapa daerah yang berubah menjadi tempat parkir tidak resmi. Hal ini karena lahan parkir di Jogja kan terbatas, jadi ada beberapa warga yang swadaya mengubah lahan yang mereka miliki menjadi lahan parkir. 

    Untuk turis sebaiknya mintalah karcis parkir saat parkir atau tanyakan biaya parkir terlebih dahulu. Kadang-kadang biaya parkir di tempat-tempat wisata memang berbeda dengan tempat parkir di wilayah biasa. 

    Sebagai contoh, biasanya kalau saya parkir di kafe-kafe daerah kampus, untuk mobil biasanya saya membayar sekitar 2000 sampai 3000 rupiah. Kalau di daerah wisata, biaya parkir ini bisa naik sampai dengan 5000 rupiah. 

    Kemarin saya sempat main ke salah satu kafe yang rutin saya singgahi di daerah Condong Catur. Tukang parkirnya meminta uang parkir 4000 rupiah. Biasanya tukang parkir seperti ini tidak resmi. Karena saya malas ribut, saya bayar saja. Tapi percaya deh, kalau ini terjadi di tempat wisata orang-orang pasti banyak yang protes dan kesal. 

    Jadi biar aman, selalu minta karcis parkir ke tukang parkir ya. 

    Tips Liburan di Jogja No 4: Klitih? 

    Belakangan banyak berita soal klitih dan begal di Jogja. Berbeda dengan kota-kota lainnya, klitih di Jogja sebenarnya lebih ke kenakalan remaja yang nggak terkontrol. Biasanya klitih terjadi di malam hari.

    Saya sendiri sebenarnya nggak menyarankan wisata malam dalam bentuk apapun. Ini karena di Jogja sendiri pas malam itu gelap, jadi instead of jalan-jalan malam, gunakan waktu malam untuk beristirahat saja. Hal ini karena rata-rata jam 9-10 malam itu tempat makan dan tempat hiburan di Jogja sudah tutup. 

    Meskipun klitih adalah masalah musiman yang harus dihadapi pemerintah Jogja, sampai sekarang warga Jogja bahu membahu kok memberantas klitih. Jadi, untuk menghindari klitih tipsnya adalah:

    1. Jangan mudah terpancing emosi, biasanya klitih akan melakukan sesuatu yang memancing emosi kita supaya mengejar, mblayer-mblayer knalpot misalnya.
    2. Sebisa mungkin kalau keluar malam jangan sendirian dan gunakan kendaraan yang relatif lebih aman seperti mobil. 
    3. Waspada jika ada anak muda nggak jelas nongkrong di pinggir jalan (dan kelihatan sudah membawa gir, parang, samurai, dan lain-lain) segera hubungi kantor polisi terdekat.
    Untuk masalah yang satu ini saya nggak bisa berkomentar banyak. Harapan saya cuma supaya budaya klitih ini bisa benar-benar diberantas sampai akar-akarnya. 

    Yaaa untuk saat ini kira-kira cuma ini yang bisa saya sampaikan. Percaya deh untuk wisata Jogja itu salah satu kota terbaik dan ternyaman. Susah banget untuk menemukan kota lain dengan service wisatawan lokal yang lebih baik dari Jogja. Jadi, kapan kalian ke Jogja?
    . Minggu, 12 Juni 2022 .

    Tidak ada komentar

    Posting Komentar

    popular posts

    IBX5B00F39DDBE69