• about me
  • menu
  • categories
  • Agi Tiara Pranoto

    Agi Tiara Pranoto

    Seorang Blogger Indonesia yang berdomisili di Yogyakarta. Selain menulis, dia juga sangat hobi bermain game FPS. Cita-citanya adalah mendapatkan passive income sehingga tidak perlu bekerja di kantor, apa daya selama cita-cita itu belum tercapai, dia harus menikmati hari-harinya sebagai mediator kesehatan.

    Menghadapi Alergi Anak dengan Gizi dan Nutrisi Sejak Dini: Sebuah Pengalaman Hidup Yang Penting Untuk Disimak!



    Spoiler alert, blog post soal Alergi kali ini sebenernya udah ada bocorannya di akun twitter dan IG saya, cuma karena saya anaknya blogger banget rasanya kalo belom nulis blog belom mantap, begidu. #bloggerberdedikasi #PadahalUploadSekaliSemingguBelomTentu
    Jadi ceritanya begini, awalnya saya ikut webinar dari Danone yang berjudul Menekan Risiko Alergi si Kecil dengan Deteksi Alergi dan Asupan Nutrisi yang Tepat Sejak Dini.
     
    Ikutnya saya dalam webinar ini bukan cuma sekadar peres mengingat saya anggota Danone Blogger Academy Batch 3 #Shombonk tapi juga karena topiknya memang menarik buat saya yaitu seputar alergi pada anak. 

    Lho kan saya belom punya anak? 

    Nanti dulu. Jadi waktu saya ikut DBA, salah satu narasumbernya pernah bilang kalo alergi itu genetis. Nurun dari orangtua ke anak. Jujur saya auto ketar ketir, kenapa? karena saya dan pak suami sama-sama punya riwayat alergi yang nggak kaleng-kaleng. 

    Saya, Pak Suami dan Alergi-Alergi Nakal!



    Jadi saya waktu kecil punya intoleransi terhadap aneka jenis makanan, salah makan dikit langsung biduran, kena debu dikit rinitis dan sesak nafas, lembab dikit sesak. Ribet pokoknya. Saya pikir ini semua karena saya anaknya spesial dan nggak bisa diajak hidup susah, ternyata ini sebenarnya menurun dari orangtua saya. 

    Nah pak suami ternyata pun juga setali dua uang nih. Dia ada riwayat eksim, kemudian juga asma. Bedanya pak suami dengan saya adalah karena saya tinggal di kota besar jadi punya akses ke dokter spesialis anak yang praktek setiap hari, terus juga berasal dari keluarga yang mampu-mampu aja beli obat segunung-gunung tiap saya sakit. 

    Tapi pak suami nggak seberuntung itu. Karena dia hidup di desa, masih banyak banget mitos seputar alergi yang belum terbukti tapi dipraktekkan, contohnya aja dimandiin pake air dingin setiap jam tiga pagi biar asmanya nggak kambuh :(

    Saya pikir sebenernya bagus juga kalo mitos-mitos seperti ini diluruskan.

    Banyak yang berpikir mitos-mitos seperti ini terbukti karena setelah orang tua merutinkan sebuah pola, anak tersebut berangsur sehat. Padahal mah belum tentu, karena kebanyakan alergi anak akan berkurang dan bahkan tidak kambuh lagi seiring dengan bertambahnya usia.

    Jadi bisa aja, waktu kecil punya riwayat asma, terus begitu udah gedean nggak pernah kambuh lagi. Bukan berarti alerginya hilang ya, tapi sistem imun kita bisa merespon alergen dengan lebih baik.


    Jadi Apa Sih Sebenarnya Alergi?



    Alergi adalah reaksi imun tubuh terhadap benda tertentu (yang disebut juga sebagai alergen) yang seharusnya tidak menimbulkan reaksi di orang lain. 

    Jadi misalnya, buat kebanyakan orang, minum susu sapi biasa aja, tapi buat saya susu sapi bisa bikin mencrita dan diarrhea ekstensif dan berkelanjutan. Nah, berarti saya alergi susu sapi.

    Reaksi alergi itu banyak sekali. Ada yang muncul di kulit seperti ruam kemerahan, gatal-gatal, bentol-bentol, dan eksim. Ada yang muncul di pernafasan seperti rhinitis alergi dan asma. Ada juga yang muncul di saluran pencernaan seperti muntah-muntah, pusing dan diare.

    Penyebab alergi lebih banyak lagi, di Asia penyebab Alergi terbanyak adalah susu sapi dan telor sementara di Amerika dan Eropa penyebab alergi terbanyak adalah kacang-kacangan. Beda-beda di tiap daerah gitu gengs :") 

    Memang aku anaknya asia banget lol.

    Kenapa Kok Bisa Sampai Alergi?

    Jadi alergi ini sebenarnya genetis. Menurun dari bapak & ibu ke anak. Biasanya untuk melihat reaksi alergi di Indonesia, kita akan ditanyakan riwayat alergi orangtua, karena melihat gen bapak dan ibunya. Tendensi genetis ini disebut juga sebagai atopy.

    Kalo mau lebih jelas sebenernya harus tes genetis tapi mohon maaf sekali harganya tidak terjangkau untuk sobat jelata seperti saya. Jadilah riwayat alergi orangtua (dan tes alergi ketika anak udah rada gede) menjadi sumber pengetahuan kita semua.

    Selain karena atopy, ada juga faktor-faktor lain yang bisa meningkatkan resiko alergi pada anak yaitu faktor lain seperti anak yang lahir dengan operasi caesar/sectio caesaria, anak yang tidak mendapatkan ASI eksklusif selama 6 bulan, dan faktor lingkungan seperti polusi dan asap rokok. 

    Jadi banyak ya faktor alergi ini, bukan hanya genetis semata.

    Apakah Alergi Berbahaya?

    Jika tidak dilakukan penanganan segera dan tatalaksana yang baik alergi bisa menjadi sangat berbahaya. Sebagai contoh salah satu reaksi alergi adalah penyempitan rongga mulut dan saluran pernafasan--bisa kebayang kan ya kalo manusia nggak bisa nafas apa resikonya? Jadi inilah pentingnya cegah alergi ya gaes.

    Selain itu alergi pada anak harus segera ditangani. Bukan gimana, karena alergi ini sangat mempengaruhi tumbuh kembang anak baik secara fisik maupun psikis. Disinilah pentingnya cegah alergi pada anak. 

    Alergi Mengganggu Tumbuh Kembang Anak

    Coba deh perhatikan makanan-makanan penyebab alergi, sebenernya mereka itu makanan makanan yang punya nilai gizi yang besar seperti seafood, jamur, telur dan susu. Ketika anak memiliki alergi, maka mereka jadi punya diet yang terbatas. Nah orangtua bener-bener harus puter otak bagaimana cara meneuhi kebutuhan gizi anak ketika dietnya terbatas supaya memenuhi nilai nutrisi yang dibutuhkan oleh anak. 

    Kalau sampe kebutuhan nutrisi anak nggak tercukupi maka tumbuh kembang anak akan terganggu. Jika pertumbuhan terganggu maka banyak sekali resikonya seperti kurang gizi, stunting, bahkan jadi muncul resiko penyakit-penyakit degeneratif dalam jangka panjang seperti jantung, obesitas, dan hipertensi. 

    Sebelumnya saya sudah pernah bahas di postingan mengenai stunting ya soal pemenuhan gizi anak. Coba deh dibaca disitu soal bahayanya stunting. 

    Gak Cuma Itu, Alergi pada Anak Juga Mempengaruhi Kondisi Emosional dan Psikologisnya

    ini saya kasi contoh Pak Suami aja ya. Alergi anak yang dialami pak suami adalah eksim. Karena eksim, pak suami jadi agak sulit bergaul dan dibully serta dijauhi karena dikira mengidap penyakit kulit padahal eksim adalah reaksi alergi.

    Nah udah tuh sampe gede pak suami jadi pendiam, gak pedean, bahkan ketika eksimnya udah 'evolve' jadi psoriasis, dia ga berani potong rambut ke barber shop karena malu takut dikira penyakitan. Padahal Kim Kardashian aja punya psoriasis.

    Jadi kebayang kan, alergi anak yang timbul di usia-usia balita bisa mempengaruhi seseorang sampai dia kepala tiga?

    Lalu misal saat anak ingin jajan sesuatu yang sebenarnya dia pantang, maka mungkin dia akan merasa sedih, minder karena tidak bisa makan seperti teman-temannya. 

    Disinilah peran orangtua untuk membantu anak memahami kondisi alergi yang diidap. instead of panic, orang tua harus bisa menjelaskan kepada anak mengenai alergi yang diidap. Contoh orang tua saya dulu setengah mati menjelaskan kenapa saya nggak bisa terlalu banyak minum susu seperti anak-anak lain. Jadi saya juga ngga ngiri kalo ga bisa makan makanan yang teman-teman saya makan. 

    Pentingnya Cegah Alergi


    Alergi itu penting banget untuk dicegah sejak dini. Kalo bisa mencegah, kenapa harus mengobati? Yaaaa walopun kalo udah masalah genetik yang bisa mencegah hanya tuhan dan faktor luck sih tapi banyak faktor faktor lain yang bisa kita lakukan untuk mencegah resiko alergi.

    Yang pertama kenali resiko alergi. Kalo ortu atau calon ortu udah sadar nih bahwa kita alergian maka dari sejak kehamilan kita bisa memperhatikan nutrisi yang dimakan oleh ibu hamil. Gak ada pantangan sih, tapi makan makanan yang bergizi helps.

    Kedua, sebisa mungkin melahirkan normal kecuali emang ada indikasi yang harus banget SC karena ternyata melahirkan normal membantu bayi untuk mendapatkan probiotik yang dibutuhkan untuk kesehatan perut bayi. 

    Ketiga, penuhi kebutuhan gizi bayi dengan ASI Eksklusif selama 6 bulan. Sesudah itu berikanlah makanan bergizi untuk MPASI. Jika timbul alergi segera hubungi dokter spesialis anak dan jangan lupa tanyakan nutrisi alergi yang tepat.

    Keempat, jauhi polusi lingkungan dan asap rokok (kalo bisa sih seumur hidup)

    Tips Bagi Orang Tua (dan Calon Orang Tua)

    Ada satu tips yang lumayan kena di saya yaitu: Jangan Panik! 

    Jadi jangan panik kalau anak alergi, segera hubungi dokter spesialis anak untuk mendapatkan tatalaksana yang tepat. Lalu konsultasikan juga nutrisi alergi yang tepat sehingga anak tidak kekurangan gizi. 

    Kalau kita panik dan emosional, biasanya anak kita jadi ikut panik dan emosional, akhirnya buyar karena semua sama sama panik dan emosional. 

    Jadi stay calm aja ya. 

    Cek Resiko Alergi pada Anak!

    Add caption


    Kalau kalian penasaran ingin mengecek resiko alergi anak, saat ini sudah ada lho tools untuk menghitung resiko alergi pada anak dari Nutriclub. Coba deh dicek, kalo sudah keluar hasilnya, kalian bisa menggunakan hasilnya untuk berkonsultasi dengan dokter spesialis anak langganan kalian. 

    Saya dan pak suami udah mencoba dan hasilnya anak kita punya resiko alergi yang sangat tinggi yaitu 40-60%. Tinggi banget :( tapi karena udah tau sekarang jadinya kita malah bisa mempersiapkan dari sekarang apa aja yang harus dilakukan jika anak kita nantinya alergian.

    Nah kalo kalian ada yang punya alergi atau anak yang alergi, boleh dong share tips seputar cegah alergi, alergi pada anak dan nutrisi alergi di kolom komentar! Yuk cus kita diskusi disana!


    Spoiler alert, blog post soal Alergi kali ini sebenernya udah ada bocorannya di akun twitter dan IG saya, cuma karena saya anaknya blogger banget rasanya kalo belom nulis blog belom mantap, begidu. #bloggerberdedikasi #PadahalUploadSekaliSemingguBelomTentu
    Jadi ceritanya begini, awalnya saya ikut webinar dari Danone yang berjudul Menekan Risiko Alergi si Kecil dengan Deteksi Alergi dan Asupan Nutrisi yang Tepat Sejak Dini.
     
    Ikutnya saya dalam webinar ini bukan cuma sekadar peres mengingat saya anggota Danone Blogger Academy Batch 3 #Shombonk tapi juga karena topiknya memang menarik buat saya yaitu seputar alergi pada anak. 

    Lho kan saya belom punya anak? 

    Nanti dulu. Jadi waktu saya ikut DBA, salah satu narasumbernya pernah bilang kalo alergi itu genetis. Nurun dari orangtua ke anak. Jujur saya auto ketar ketir, kenapa? karena saya dan pak suami sama-sama punya riwayat alergi yang nggak kaleng-kaleng. 

    Saya, Pak Suami dan Alergi-Alergi Nakal!



    Jadi saya waktu kecil punya intoleransi terhadap aneka jenis makanan, salah makan dikit langsung biduran, kena debu dikit rinitis dan sesak nafas, lembab dikit sesak. Ribet pokoknya. Saya pikir ini semua karena saya anaknya spesial dan nggak bisa diajak hidup susah, ternyata ini sebenarnya menurun dari orangtua saya. 

    Nah pak suami ternyata pun juga setali dua uang nih. Dia ada riwayat eksim, kemudian juga asma. Bedanya pak suami dengan saya adalah karena saya tinggal di kota besar jadi punya akses ke dokter spesialis anak yang praktek setiap hari, terus juga berasal dari keluarga yang mampu-mampu aja beli obat segunung-gunung tiap saya sakit. 

    Tapi pak suami nggak seberuntung itu. Karena dia hidup di desa, masih banyak banget mitos seputar alergi yang belum terbukti tapi dipraktekkan, contohnya aja dimandiin pake air dingin setiap jam tiga pagi biar asmanya nggak kambuh :(

    Saya pikir sebenernya bagus juga kalo mitos-mitos seperti ini diluruskan.

    Banyak yang berpikir mitos-mitos seperti ini terbukti karena setelah orang tua merutinkan sebuah pola, anak tersebut berangsur sehat. Padahal mah belum tentu, karena kebanyakan alergi anak akan berkurang dan bahkan tidak kambuh lagi seiring dengan bertambahnya usia.

    Jadi bisa aja, waktu kecil punya riwayat asma, terus begitu udah gedean nggak pernah kambuh lagi. Bukan berarti alerginya hilang ya, tapi sistem imun kita bisa merespon alergen dengan lebih baik.


    Jadi Apa Sih Sebenarnya Alergi?



    Alergi adalah reaksi imun tubuh terhadap benda tertentu (yang disebut juga sebagai alergen) yang seharusnya tidak menimbulkan reaksi di orang lain. 

    Jadi misalnya, buat kebanyakan orang, minum susu sapi biasa aja, tapi buat saya susu sapi bisa bikin mencrita dan diarrhea ekstensif dan berkelanjutan. Nah, berarti saya alergi susu sapi.

    Reaksi alergi itu banyak sekali. Ada yang muncul di kulit seperti ruam kemerahan, gatal-gatal, bentol-bentol, dan eksim. Ada yang muncul di pernafasan seperti rhinitis alergi dan asma. Ada juga yang muncul di saluran pencernaan seperti muntah-muntah, pusing dan diare.

    Penyebab alergi lebih banyak lagi, di Asia penyebab Alergi terbanyak adalah susu sapi dan telor sementara di Amerika dan Eropa penyebab alergi terbanyak adalah kacang-kacangan. Beda-beda di tiap daerah gitu gengs :") 

    Memang aku anaknya asia banget lol.

    Kenapa Kok Bisa Sampai Alergi?

    Jadi alergi ini sebenarnya genetis. Menurun dari bapak & ibu ke anak. Biasanya untuk melihat reaksi alergi di Indonesia, kita akan ditanyakan riwayat alergi orangtua, karena melihat gen bapak dan ibunya. Tendensi genetis ini disebut juga sebagai atopy.

    Kalo mau lebih jelas sebenernya harus tes genetis tapi mohon maaf sekali harganya tidak terjangkau untuk sobat jelata seperti saya. Jadilah riwayat alergi orangtua (dan tes alergi ketika anak udah rada gede) menjadi sumber pengetahuan kita semua.

    Selain karena atopy, ada juga faktor-faktor lain yang bisa meningkatkan resiko alergi pada anak yaitu faktor lain seperti anak yang lahir dengan operasi caesar/sectio caesaria, anak yang tidak mendapatkan ASI eksklusif selama 6 bulan, dan faktor lingkungan seperti polusi dan asap rokok. 

    Jadi banyak ya faktor alergi ini, bukan hanya genetis semata.

    Apakah Alergi Berbahaya?

    Jika tidak dilakukan penanganan segera dan tatalaksana yang baik alergi bisa menjadi sangat berbahaya. Sebagai contoh salah satu reaksi alergi adalah penyempitan rongga mulut dan saluran pernafasan--bisa kebayang kan ya kalo manusia nggak bisa nafas apa resikonya? Jadi inilah pentingnya cegah alergi ya gaes.

    Selain itu alergi pada anak harus segera ditangani. Bukan gimana, karena alergi ini sangat mempengaruhi tumbuh kembang anak baik secara fisik maupun psikis. Disinilah pentingnya cegah alergi pada anak. 

    Alergi Mengganggu Tumbuh Kembang Anak

    Coba deh perhatikan makanan-makanan penyebab alergi, sebenernya mereka itu makanan makanan yang punya nilai gizi yang besar seperti seafood, jamur, telur dan susu. Ketika anak memiliki alergi, maka mereka jadi punya diet yang terbatas. Nah orangtua bener-bener harus puter otak bagaimana cara meneuhi kebutuhan gizi anak ketika dietnya terbatas supaya memenuhi nilai nutrisi yang dibutuhkan oleh anak. 

    Kalau sampe kebutuhan nutrisi anak nggak tercukupi maka tumbuh kembang anak akan terganggu. Jika pertumbuhan terganggu maka banyak sekali resikonya seperti kurang gizi, stunting, bahkan jadi muncul resiko penyakit-penyakit degeneratif dalam jangka panjang seperti jantung, obesitas, dan hipertensi. 

    Sebelumnya saya sudah pernah bahas di postingan mengenai stunting ya soal pemenuhan gizi anak. Coba deh dibaca disitu soal bahayanya stunting. 

    Gak Cuma Itu, Alergi pada Anak Juga Mempengaruhi Kondisi Emosional dan Psikologisnya

    ini saya kasi contoh Pak Suami aja ya. Alergi anak yang dialami pak suami adalah eksim. Karena eksim, pak suami jadi agak sulit bergaul dan dibully serta dijauhi karena dikira mengidap penyakit kulit padahal eksim adalah reaksi alergi.

    Nah udah tuh sampe gede pak suami jadi pendiam, gak pedean, bahkan ketika eksimnya udah 'evolve' jadi psoriasis, dia ga berani potong rambut ke barber shop karena malu takut dikira penyakitan. Padahal Kim Kardashian aja punya psoriasis.

    Jadi kebayang kan, alergi anak yang timbul di usia-usia balita bisa mempengaruhi seseorang sampai dia kepala tiga?

    Lalu misal saat anak ingin jajan sesuatu yang sebenarnya dia pantang, maka mungkin dia akan merasa sedih, minder karena tidak bisa makan seperti teman-temannya. 

    Disinilah peran orangtua untuk membantu anak memahami kondisi alergi yang diidap. instead of panic, orang tua harus bisa menjelaskan kepada anak mengenai alergi yang diidap. Contoh orang tua saya dulu setengah mati menjelaskan kenapa saya nggak bisa terlalu banyak minum susu seperti anak-anak lain. Jadi saya juga ngga ngiri kalo ga bisa makan makanan yang teman-teman saya makan. 

    Pentingnya Cegah Alergi


    Alergi itu penting banget untuk dicegah sejak dini. Kalo bisa mencegah, kenapa harus mengobati? Yaaaa walopun kalo udah masalah genetik yang bisa mencegah hanya tuhan dan faktor luck sih tapi banyak faktor faktor lain yang bisa kita lakukan untuk mencegah resiko alergi.

    Yang pertama kenali resiko alergi. Kalo ortu atau calon ortu udah sadar nih bahwa kita alergian maka dari sejak kehamilan kita bisa memperhatikan nutrisi yang dimakan oleh ibu hamil. Gak ada pantangan sih, tapi makan makanan yang bergizi helps.

    Kedua, sebisa mungkin melahirkan normal kecuali emang ada indikasi yang harus banget SC karena ternyata melahirkan normal membantu bayi untuk mendapatkan probiotik yang dibutuhkan untuk kesehatan perut bayi. 

    Ketiga, penuhi kebutuhan gizi bayi dengan ASI Eksklusif selama 6 bulan. Sesudah itu berikanlah makanan bergizi untuk MPASI. Jika timbul alergi segera hubungi dokter spesialis anak dan jangan lupa tanyakan nutrisi alergi yang tepat.

    Keempat, jauhi polusi lingkungan dan asap rokok (kalo bisa sih seumur hidup)

    Tips Bagi Orang Tua (dan Calon Orang Tua)

    Ada satu tips yang lumayan kena di saya yaitu: Jangan Panik! 

    Jadi jangan panik kalau anak alergi, segera hubungi dokter spesialis anak untuk mendapatkan tatalaksana yang tepat. Lalu konsultasikan juga nutrisi alergi yang tepat sehingga anak tidak kekurangan gizi. 

    Kalau kita panik dan emosional, biasanya anak kita jadi ikut panik dan emosional, akhirnya buyar karena semua sama sama panik dan emosional. 

    Jadi stay calm aja ya. 

    Cek Resiko Alergi pada Anak!

    Add caption


    Kalau kalian penasaran ingin mengecek resiko alergi anak, saat ini sudah ada lho tools untuk menghitung resiko alergi pada anak dari Nutriclub. Coba deh dicek, kalo sudah keluar hasilnya, kalian bisa menggunakan hasilnya untuk berkonsultasi dengan dokter spesialis anak langganan kalian. 

    Saya dan pak suami udah mencoba dan hasilnya anak kita punya resiko alergi yang sangat tinggi yaitu 40-60%. Tinggi banget :( tapi karena udah tau sekarang jadinya kita malah bisa mempersiapkan dari sekarang apa aja yang harus dilakukan jika anak kita nantinya alergian.

    Nah kalo kalian ada yang punya alergi atau anak yang alergi, boleh dong share tips seputar cegah alergi, alergi pada anak dan nutrisi alergi di kolom komentar! Yuk cus kita diskusi disana!
    . Senin, 29 Juni 2020 .

    Tidak ada komentar

    Posting Komentar

    popular posts

    IBX5B00F39DDBE69