• about me
  • menu
  • categories
  • Agi Tiara Pranoto

    Agi Tiara Pranoto

    Seorang Blogger Indonesia yang berdomisili di Yogyakarta. Selain menulis, dia juga sangat hobi bermain game FPS. Cita-citanya adalah mendapatkan passive income sehingga tidak perlu bekerja di kantor, apa daya selama cita-cita itu belum tercapai, dia harus menikmati hari-harinya sebagai mediator kesehatan.

    To Botox or Not To Botox: Sebuah Pergumulan di Penghujung 20an


    Zaman sekarang, orang pada injeksi filler dipost di instastory, bahkan ada yang injeksi sambil live streaming prosesnya. Ini apose?? aposkaaaa??? kenapa semua-semua bikin saya sirik???? *kemudian dikepruk massa*
    disclaimer: i'm not endorsing nor influencing you to get a procedure. this is my view on the whole filler/botox/threadlift/plastic surgery debacles. 

    Saya lahir dengan hidung yang entah kenapa bentuknya ajaib. Nggak pesek sih, tapi juga nggak cukup untuk menopang kacamata saya biar nggak melorot *cry* Makanya cita-cita saya dari dulu adalah ngumpulin uang untuk operasi hidung di korea. Biar mancung cyin!!!

    Pak suami strongly opposes these ideas of me going under the knife, jadi saya cuma bisa dehem-dehem aja liat iklan klinik kecantikan berseliweran di Instagram. Kadang dehem-dehem nya diiringi tangis pilu menatap saldo tabungan yang entah kenapa nggak naik-naik dan malah kecolek untuk kebutuhan-kebutuhan tersier seperti arisan liburan ke malaysia.

    Saya harus mengakui sih, kalau saya sebenarnya nggak pede dan nggak nyaman dengan diri saya sendiri. Kadang kalau ngaca, saya pengen ngamuk lihat lemak dimana-mana, jerawat dan kutil (yes, you heard me right, kutil) yang bertumbuh tanpa kenal usia, kerut-kerut yang mulai timbul, dan lain-lain. Iya, separah itu. 

    Usaha? Oh jelas saya usaha. Diet lah, olahraga lah, ini lah itu lah. Kadang, usaha saya malah menghasilkan kekecewaan karena bukannya tambah cantik, saya malah tambah ala-ala. hidup kadang emang ngga adil.

    Selain masalah idung, kemaren saya sempat nggak pede dengan kantong mata saya yang segede kantong doraemon. Seriously, even MUA saya pas kawinan sudah berjuang dengan keras tapi si memar-memar lucu dibawah kantong mata tetap saja menunjukkan eksistensinya di foto kawinan. Life is so unfair sometimes most of the time.

    Kemudian saya curhatlah sama salah satu teman baik saya yang sekarang konon sudah jadi dokter. (kenapa konon? karena kita semua nggak ada yang percaya kalo dia yang ngobatin, enough said) dia bilang salah satu cara untuk menghilangkan kantong mata adalah dengan di BOTOX alias di filler.

    Dan dimulailah hari-hari dimana saya menghabiskan puluhan menit didepan laptop untuk research soal botox dan filler.


    Botox sama Filler Beda Nggak Sih?

    Ya beti lah, alias beda-beda tipis. Kalau Botox itu sebenernya singkatan dari Botulinum Toxin, yaitu protein alamiah yang di proses sedemikian rupa sampai dia bisa dipakai untuk merilekskan otot-otot muka yang bikin kita berkeriput. Botox itu bisa dipakai untuk kondisi-kondisi penyakit tertentu misalnya tremor, hyperhidrosis dan lain-lain. 

    Kalau fillers, dia prosedurnya mirip sama botox, cuma yang disuntikin bukan toxin tapi kolagen atau Hyaluronic Acid. sebenernya kita sendiri udah punya hyaluronic acid di badan kita dari lahir, tapi begitu kita gede, stok hyaluronic acid di badan kita berkurang. So kids, this is how you should never grow up!

    Jadi kesimpulan yang saya tarik, kalo botox lebih cocok buat kerutan, sedangkan kalo fillers bisa di bagian-bagian tubuh lainnya yang kita inginkan (misal di hidung, di pipi, dll)

    Kapan harus Inject Filler/Botox?

    Umur saya tahun ini 24. berarti beberapa bulan lagi saya akan menginjak usia ke 25. berdasarkan artikel yang saya baca-baca, ada prosedur preventative botox alias filler untuk mencegah kerutan dari usia semuda 24 tahun. 

    Habis baca saya langsung ketar ketir sendiri. 

    Tapi oh tapi ternyata upon further reading and consultation ternyata preventative botox itu nggak semuanya harus dilakukan di usia 24, karena ternyata yang harus banget botox di usia dini atau istilah kerennya baby botox itu ternyata tergantung juga sama gen kita. kalo kita lahir dikeluarga yang punya banyak kerutan di wajah (misal pak suami yang umurnya 27 tapi tampangnya 35) maka baby botox boleh dilakukan. Tapi kalo misalnya kamu lahir di keluarga yang awet muda (seperti saya) maka sebenarnya baby botox itu nggak perlu.

    so far, saya masih menggunakan 'metode tradisional' untuk mencegah kerutan yaitu dengan menggunakan moisturizer, masker yang mengandung hyaluronic acid, dan eyecream daaaaaan mengurangi ngomel-ngomel karena bisa bikin otot otot muka tegang dan lama-lama kehilangan elastisitasnya. Selain karena memang belum ada kerutan yang benar benar visible, saya juga masih belom punya duit buat injeksi apa-apa.

    Kalo fillers... nah ini baru deh bikin pusying! Saya pengen banget injeksi filler untuk hidung (and i've seen girls from the age as early as 19 doing it!) tapi emang mentalnya belom ada sih. 

    Seperti biasa, kesehatan jiwa diatas kesehatan dompet, tapi dompet saya belom sehat. jadi fillernya nunggu dompet saya sehat dulu :)

    Filler vs Operasi Plastik vs Tanam Benang

    banyak orang yang bingung sebenernya lebih bagus filler apa tanam benang apa oplas sih? 

    Jadi kalo filler itu biasanya prosedurnya pake nyuntikin Hyaluronic Acid ke dalam kulit kita, terus dibentuk deh. Karena dia pake suntik menyuntik, jadi sebelum disuntikin kita dikasi semacam numbing agent bisa bius atau pake krim gitu biar ga kerasa begitu sakit pas disuntikin. Nah si filler bisa tahan sekitar setaunan gitu deh. Karena dia lama-lama keserap sama badan kita, jadi lama-lama si idung (atau bagian tubuh lainnya yang difiller) bakal balik kayak semula.

    Kalau operasi plastik, biasanya kita dibedah terus dimasukin implan gitu yang bentuknya disculpt sesuai keinginan kita. Hasilnya ya permanen kecuali implannya mau kita angkat lagi. 

    Nah kalo tanam benang alias thread lift, kasarnya ada benang ditanam di wajah kita gitu. benang yang dipake adalah benang operasi dari bahan polydioxanone (PDO) dan bisa diserap sama badan kita juga. Dia cuma tahan 6-8 bulan, habis itu ya balik lagi ke semula

    Terus bagus yang mana?

    Ya tergantung kebutuhannya. Karena saya idungnya lebar, jadi katanya lebih bagus kalo tanam benang aja karena bisa 'melangsingkan' bentuk hidung, begituuuuuu, tapi kalo filler, hasilnya emang lebih keliatan. Ada juga beberapa dokter yang merekomendasikan campuran antara thread lift & filler, tapi berhubung satu prosedur aja duit saya belom kekumpul, apa lagi dua kan?

    Filler Sembarangan? No no no!              

    Jujur saya juga masih mencari klinik yang reputable untuk urusan perfilleran ini, soalnya ini wajah taruhannya bok! Kalo misalnya abis filler terus wajah saya makin fail kan sedih :'(

    Baik filler maupun threadlift kan punya resiko masing-masing. Kalo filler nya sembarangan, bentuk muka bisa jadi malah aneh dan yang ada malah muka jadi kaku dan ga ekspresif lagi. Sama juga dengan tanam benang, kalo dilakuin di salon ala-ala jangan-jangan malah ada resiko kesehatannya kan?

    Jadi, kalo mau filler, harus di klinik dengan dokter yang memang bener-bener berlisensi di bidangnya. Kalau di Jakarta sih banyak ya kayaknya... kalo di Jogja belum tahu pengen dimana, masih ngumpulin review-review dari temen-temen yang udah filler di berbagai klinik.

    Saya juga takut ketagihan suntik ini itu dan prosedur ini itu, karena katanya kalo udah sering injeksi bakal nagih, apalagi pas si filler udah mulai keserap tubuh dan hidung sudah berkurang tingkat kemancungannya. Nah berhubung self esteem saya emang rendah banget, jadi masalah ketagihan ini perlu banget dimitigasi. i don't know about you tapi saya udah rencana banget kalo jadi filler/threadlift/oplas sekalipun saya bakal tetep ke psikolog atau ke psikiater buat mitigasi beban mental.

    And again, kesehatan jiwa diatas kesehatan dompet


    Knowing full well the impact of having an altered appearance in this society, i decided to weight the most important pros and cons for you me. 

    Pro: jadi lebih cantik
    Cons: Diomongin orang

    Saya pribadi nggak siap dijadiin talk of the town karena ngelakuin prosedur ina inu, meskipun kalo saya oplas sekalipun pasti saya bakal open soal prosedurnya. Saya nggak siap hidup dengan sorotan yang kaya gitu, apalagi di era dimana netizen suka pada jihit jihit bener kalo komen--apalagi saya orangnya gak bisa cuek. Saya nggak mau nangis bombay tiap malem gara-gara idung (although i sometimes do, anyway)

    If i'm going under the knife, i want my shrink to be beside me--artinya, saya mau konseling kejiwaan sebelum dan sesudah prosedur. saya mau ketika nantinya saya merasa gimana-gimana setelah si prosedur, setidaknya ada orang yang bakal mendengarkan keluh kesah saya dan memberikan bantuan secara professional without being judgmental with my decision. 

    Knowing full well i'm easily depressed & actually are sad about how i look, saya tahu bahwa saya punya resiko kejiwaan setelah melakukan prosedur ini. I can't say the same about you, but please do a thorough risk-check before you admit yourself into the beauty clinic. Buat saya nggak akan ada poinnya untuk melakukan cosmetic procedure apapun kalau misalnya sesudah itu kita tetap nggak happy dengan diri kita sendiri. Selalu pikirin resiko sekecil apapun yang muncul dari tindakan yang kita lakukan.



    Well, saya nggak bisa bilang bahwa saya siap untuk melakukan cosmetic procedure apapun saat ini. Selain dari segi ekonomi belom siap, segi mental juga belum siap. Kalau kamu memutuskan untuk melakukan prosedur apapun, baik secara terbuka maupun nggak, saya cuma bisa menyarankan supaya kamu benar-benar menimbang antara pros & cons nya biar nggak menyesal dikemudian hari. 

    Maybe, 2-3 years from now, i will look back to that time i wrote this post with a pointier nose. Who knows? 

    Zaman sekarang, orang pada injeksi filler dipost di instastory, bahkan ada yang injeksi sambil live streaming prosesnya. Ini apose?? aposkaaaa??? kenapa semua-semua bikin saya sirik???? *kemudian dikepruk massa*
    disclaimer: i'm not endorsing nor influencing you to get a procedure. this is my view on the whole filler/botox/threadlift/plastic surgery debacles. 

    Saya lahir dengan hidung yang entah kenapa bentuknya ajaib. Nggak pesek sih, tapi juga nggak cukup untuk menopang kacamata saya biar nggak melorot *cry* Makanya cita-cita saya dari dulu adalah ngumpulin uang untuk operasi hidung di korea. Biar mancung cyin!!!

    Pak suami strongly opposes these ideas of me going under the knife, jadi saya cuma bisa dehem-dehem aja liat iklan klinik kecantikan berseliweran di Instagram. Kadang dehem-dehem nya diiringi tangis pilu menatap saldo tabungan yang entah kenapa nggak naik-naik dan malah kecolek untuk kebutuhan-kebutuhan tersier seperti arisan liburan ke malaysia.

    Saya harus mengakui sih, kalau saya sebenarnya nggak pede dan nggak nyaman dengan diri saya sendiri. Kadang kalau ngaca, saya pengen ngamuk lihat lemak dimana-mana, jerawat dan kutil (yes, you heard me right, kutil) yang bertumbuh tanpa kenal usia, kerut-kerut yang mulai timbul, dan lain-lain. Iya, separah itu. 

    Usaha? Oh jelas saya usaha. Diet lah, olahraga lah, ini lah itu lah. Kadang, usaha saya malah menghasilkan kekecewaan karena bukannya tambah cantik, saya malah tambah ala-ala. hidup kadang emang ngga adil.

    Selain masalah idung, kemaren saya sempat nggak pede dengan kantong mata saya yang segede kantong doraemon. Seriously, even MUA saya pas kawinan sudah berjuang dengan keras tapi si memar-memar lucu dibawah kantong mata tetap saja menunjukkan eksistensinya di foto kawinan. Life is so unfair sometimes most of the time.

    Kemudian saya curhatlah sama salah satu teman baik saya yang sekarang konon sudah jadi dokter. (kenapa konon? karena kita semua nggak ada yang percaya kalo dia yang ngobatin, enough said) dia bilang salah satu cara untuk menghilangkan kantong mata adalah dengan di BOTOX alias di filler.

    Dan dimulailah hari-hari dimana saya menghabiskan puluhan menit didepan laptop untuk research soal botox dan filler.


    Botox sama Filler Beda Nggak Sih?

    Ya beti lah, alias beda-beda tipis. Kalau Botox itu sebenernya singkatan dari Botulinum Toxin, yaitu protein alamiah yang di proses sedemikian rupa sampai dia bisa dipakai untuk merilekskan otot-otot muka yang bikin kita berkeriput. Botox itu bisa dipakai untuk kondisi-kondisi penyakit tertentu misalnya tremor, hyperhidrosis dan lain-lain. 

    Kalau fillers, dia prosedurnya mirip sama botox, cuma yang disuntikin bukan toxin tapi kolagen atau Hyaluronic Acid. sebenernya kita sendiri udah punya hyaluronic acid di badan kita dari lahir, tapi begitu kita gede, stok hyaluronic acid di badan kita berkurang. So kids, this is how you should never grow up!

    Jadi kesimpulan yang saya tarik, kalo botox lebih cocok buat kerutan, sedangkan kalo fillers bisa di bagian-bagian tubuh lainnya yang kita inginkan (misal di hidung, di pipi, dll)

    Kapan harus Inject Filler/Botox?

    Umur saya tahun ini 24. berarti beberapa bulan lagi saya akan menginjak usia ke 25. berdasarkan artikel yang saya baca-baca, ada prosedur preventative botox alias filler untuk mencegah kerutan dari usia semuda 24 tahun. 

    Habis baca saya langsung ketar ketir sendiri. 

    Tapi oh tapi ternyata upon further reading and consultation ternyata preventative botox itu nggak semuanya harus dilakukan di usia 24, karena ternyata yang harus banget botox di usia dini atau istilah kerennya baby botox itu ternyata tergantung juga sama gen kita. kalo kita lahir dikeluarga yang punya banyak kerutan di wajah (misal pak suami yang umurnya 27 tapi tampangnya 35) maka baby botox boleh dilakukan. Tapi kalo misalnya kamu lahir di keluarga yang awet muda (seperti saya) maka sebenarnya baby botox itu nggak perlu.

    so far, saya masih menggunakan 'metode tradisional' untuk mencegah kerutan yaitu dengan menggunakan moisturizer, masker yang mengandung hyaluronic acid, dan eyecream daaaaaan mengurangi ngomel-ngomel karena bisa bikin otot otot muka tegang dan lama-lama kehilangan elastisitasnya. Selain karena memang belum ada kerutan yang benar benar visible, saya juga masih belom punya duit buat injeksi apa-apa.

    Kalo fillers... nah ini baru deh bikin pusying! Saya pengen banget injeksi filler untuk hidung (and i've seen girls from the age as early as 19 doing it!) tapi emang mentalnya belom ada sih. 

    Seperti biasa, kesehatan jiwa diatas kesehatan dompet, tapi dompet saya belom sehat. jadi fillernya nunggu dompet saya sehat dulu :)

    Filler vs Operasi Plastik vs Tanam Benang

    banyak orang yang bingung sebenernya lebih bagus filler apa tanam benang apa oplas sih? 

    Jadi kalo filler itu biasanya prosedurnya pake nyuntikin Hyaluronic Acid ke dalam kulit kita, terus dibentuk deh. Karena dia pake suntik menyuntik, jadi sebelum disuntikin kita dikasi semacam numbing agent bisa bius atau pake krim gitu biar ga kerasa begitu sakit pas disuntikin. Nah si filler bisa tahan sekitar setaunan gitu deh. Karena dia lama-lama keserap sama badan kita, jadi lama-lama si idung (atau bagian tubuh lainnya yang difiller) bakal balik kayak semula.

    Kalau operasi plastik, biasanya kita dibedah terus dimasukin implan gitu yang bentuknya disculpt sesuai keinginan kita. Hasilnya ya permanen kecuali implannya mau kita angkat lagi. 

    Nah kalo tanam benang alias thread lift, kasarnya ada benang ditanam di wajah kita gitu. benang yang dipake adalah benang operasi dari bahan polydioxanone (PDO) dan bisa diserap sama badan kita juga. Dia cuma tahan 6-8 bulan, habis itu ya balik lagi ke semula

    Terus bagus yang mana?

    Ya tergantung kebutuhannya. Karena saya idungnya lebar, jadi katanya lebih bagus kalo tanam benang aja karena bisa 'melangsingkan' bentuk hidung, begituuuuuu, tapi kalo filler, hasilnya emang lebih keliatan. Ada juga beberapa dokter yang merekomendasikan campuran antara thread lift & filler, tapi berhubung satu prosedur aja duit saya belom kekumpul, apa lagi dua kan?

    Filler Sembarangan? No no no!              

    Jujur saya juga masih mencari klinik yang reputable untuk urusan perfilleran ini, soalnya ini wajah taruhannya bok! Kalo misalnya abis filler terus wajah saya makin fail kan sedih :'(

    Baik filler maupun threadlift kan punya resiko masing-masing. Kalo filler nya sembarangan, bentuk muka bisa jadi malah aneh dan yang ada malah muka jadi kaku dan ga ekspresif lagi. Sama juga dengan tanam benang, kalo dilakuin di salon ala-ala jangan-jangan malah ada resiko kesehatannya kan?

    Jadi, kalo mau filler, harus di klinik dengan dokter yang memang bener-bener berlisensi di bidangnya. Kalau di Jakarta sih banyak ya kayaknya... kalo di Jogja belum tahu pengen dimana, masih ngumpulin review-review dari temen-temen yang udah filler di berbagai klinik.

    Saya juga takut ketagihan suntik ini itu dan prosedur ini itu, karena katanya kalo udah sering injeksi bakal nagih, apalagi pas si filler udah mulai keserap tubuh dan hidung sudah berkurang tingkat kemancungannya. Nah berhubung self esteem saya emang rendah banget, jadi masalah ketagihan ini perlu banget dimitigasi. i don't know about you tapi saya udah rencana banget kalo jadi filler/threadlift/oplas sekalipun saya bakal tetep ke psikolog atau ke psikiater buat mitigasi beban mental.

    And again, kesehatan jiwa diatas kesehatan dompet


    Knowing full well the impact of having an altered appearance in this society, i decided to weight the most important pros and cons for you me. 

    Pro: jadi lebih cantik
    Cons: Diomongin orang

    Saya pribadi nggak siap dijadiin talk of the town karena ngelakuin prosedur ina inu, meskipun kalo saya oplas sekalipun pasti saya bakal open soal prosedurnya. Saya nggak siap hidup dengan sorotan yang kaya gitu, apalagi di era dimana netizen suka pada jihit jihit bener kalo komen--apalagi saya orangnya gak bisa cuek. Saya nggak mau nangis bombay tiap malem gara-gara idung (although i sometimes do, anyway)

    If i'm going under the knife, i want my shrink to be beside me--artinya, saya mau konseling kejiwaan sebelum dan sesudah prosedur. saya mau ketika nantinya saya merasa gimana-gimana setelah si prosedur, setidaknya ada orang yang bakal mendengarkan keluh kesah saya dan memberikan bantuan secara professional without being judgmental with my decision. 

    Knowing full well i'm easily depressed & actually are sad about how i look, saya tahu bahwa saya punya resiko kejiwaan setelah melakukan prosedur ini. I can't say the same about you, but please do a thorough risk-check before you admit yourself into the beauty clinic. Buat saya nggak akan ada poinnya untuk melakukan cosmetic procedure apapun kalau misalnya sesudah itu kita tetap nggak happy dengan diri kita sendiri. Selalu pikirin resiko sekecil apapun yang muncul dari tindakan yang kita lakukan.



    Well, saya nggak bisa bilang bahwa saya siap untuk melakukan cosmetic procedure apapun saat ini. Selain dari segi ekonomi belom siap, segi mental juga belum siap. Kalau kamu memutuskan untuk melakukan prosedur apapun, baik secara terbuka maupun nggak, saya cuma bisa menyarankan supaya kamu benar-benar menimbang antara pros & cons nya biar nggak menyesal dikemudian hari. 

    Maybe, 2-3 years from now, i will look back to that time i wrote this post with a pointier nose. Who knows? 
    . Selasa, 03 Oktober 2017 .

    11 komentar

    1. Aku belum kepikiran sih untuk permak body haha. Terutama muka. Tapi kalau ada temen-temen cewe yang melakukannya ya ga masalah, nggak tak nyinyirin kecuali pakai duitku haha.

      BalasHapus
      Balasan
      1. aku kepikiran banget sist! gimana dong :'( tapi nggak punya duit juga jadi yaudahlah wkwkwkw

        Hapus
    2. Sekian lama denger Botox baru tau lho kepanjangannya Botulinum Toxin *penting*
      No comment deh masalah beauty beauty an, hihihi

      BalasHapus
      Balasan
      1. apalah gunanya ilmu pengetahuan jika hanya kita yang mengetahui, ya kaaaan?

        Hapus
    3. baca-baca efek samping botox katanya ngeri banget ya mbak, kalo gagal bisa kayak donatella. gak bisa ketawa ngakak, senyum gak bisa lebar-benar. Waaduh..juga harganya mihil banget. Kadang pas ngaca dan ngelihat keriput2 halus di dekat mata rasanya pengen jadi vampire saja, biar awet muda selamanya.

      BalasHapus
      Balasan
      1. iya serem banget mukanya mlembung begitu. etapi kalo jadi vampire, nanti gak bisa ke mall siang-siang lagi, secara cuma bisa keluar malem aja... (sisi positifnya: bisa melek dan semangat 45 kalo ikut late night sale)

        Hapus
    4. beneeeer mbak beneeeeer kesehatan jiwa di atas segalanya termasuk kesehatan dompet

      waktu umur 25an sempet punya rasa cemas urusan per-kulit-an diri sendiri, karena masalahku itu kulit berminyak + pori2 gede ... seiring waktu luntur lah rasa cemas itu apalagi aku nyadar banget ... liat darah bekas lahiran aja lemes bin senep, gimanalah mau tanam2 benang di muka apalagi suntik2 botok

      BalasHapus
      Balasan
      1. hahaha aku belum lahiran mba, tapi kalo lahiran probably aku nggak akan kuat juga liat darahnya hahaha ((liat period bulanan aja kadang suka lemes))

        jadi aku harus sabar kali ya mba... siapa tau besok besok nggak kepengen lagi

        Hapus
    5. kalo aku gak berani buat botox atau filler gitu, takut efek samping dan juga sama jarum suntik. paling aku cuma pakek bahan" tradisional yang aman dan gak ada efek samping buat kedepannya.

      BalasHapus
      Balasan
      1. hahaha akupun demikian mba, masih takut banget buat efek samping dan bayangin ada jarum dimukaaa...... #pingsan

        Hapus
    6. Agiiii masih muda banget hihihihi ... Memang botox dan filler dan kroni2nya itu bikin ngiler ya. Tapi jangan sampelah kita cuma kuat buat jalani prosedurnya, tapi nggak bisa maintain perawatannya. Soalnya ada teman yg kuat bayar di awal, tp karena perawatannya nggak dijalani bener-bener, wajahnya malah nggak karu2an :/

      BalasHapus

    popular posts

    IBX5B00F39DDBE69